[√] Its okay Kookoo

5.2K 642 56
                                    

Jungkook berlari dengan cepat di lorong rumah sakit yang entah kenapa terasa sangat panjang kali ini.

Melewati puluhan kamar yang berderet dan pasien sakit yang sedang berlalu-lalang di sisi kamar inap.

"102.. 102.. 102.." gumamnya sambil melirik sesekali pada papan nomor kamar yang di lewatinya.

"Jungkook!" saat ia masih sibuk dan panik mencari kamar yang ia maksud suara pekikan terdengar dari samping kirinya.

Bunda Seokjin disana, bersama Elden dan Chanyeol. Melambai dengan muka yang pucat dan panik padanya.

Secepat kilat ia langsung melesat mendekatinya, tidak terlalu memperdulikan rasa lelah dan kakinya yang sakit karna terus berlari.

"Bunda..." Jungkook terengah saat sudah berada di depan sosok lembut yang sudah melahirkan Jimin ini.

Memandangnya dengan sorot khawatir dan panik, ingin membuka mulut untuk bertanya tapi ia tak bisa untuk berbicara selain nafasnya yang memberu kasar.

"Tenang dulu Kook-ah," Seokjin segera mengelusi pundak Jungkook yang merosot karna lemas.

Bayangkan saja ia berlari dari lantai satu ke lantai tiga karna tak mau menaiki lift yang lama dan penuh.

Ia nekat untuk pergi lewat tangga darurat dengan cepat agar bisa menemui Jimin dengan segera.

"J-jimin.. hah.. hah.. Jiminie kenapa?" tanyanya dengan nafas yang memberu kasar. Menandakan jika ia benar-benar lelah dan sesak nafas.

"Dia hanya kelelahan biasa Kook, itu dia sedang di periksa kandungannya oleh dokter untuk lebih memastikan jika ia baik-baik saja." jawab Chanyeol yang sedari tadi diam memperhatikan adik iparnya ini.

Seketika Jungkook melemas, nafasnya tercekat dan perasaan bersalah muncul di benaknya.

Seharusnya ia tak meninggalkan Jimin di rumah, seharusnya ia bisa bersama Jimin setiap saat. Namun apa yang ia lakukan? Ia hanya membuat Jimin menderita.

Apanya yang mencari uang untuk kebutuhan Jimin dan Elden jika ia tidak becus begini menajadi suami yang siap sedia.

Jungkook berulang kali mengumpati dirinya di dalam hati, betapa bodoh dan tidak bergunanya ia saat ini.

"Tapi ia baik-baik saja, Bunda yakin. Tenang saja hm?" ujar Seokjin menenangkan menantunya ini yang ia yakin tengah berperang batin dan menyalahkan dirinya sendiri.

"Bagaimana bisa begitu Bunda?! Apa yang terjadi pada Jimin sebenarnya?!" tanyanya dengan nada tidak percaya. Masalahnya ia sudah mengatakan pada Jimin agar lebih santai dan jangan terlalu lelah walau hanya berdiam diri di rumah.

Jangan sampai ia kelelahan apalagi membahayakan kandungannya. Bahkan Jungkook mengatakan untuk jangan membersihkan rumah, ia nanti akan menyewa pembantu rumah tangga untuk mengurus rumah mereka.

Namun Jimin menolaknya, katanya ia baik-baik saja, ini kali kedua ia hamil. Jadi ia sudah banyak pengalaman untuk hal seperti ini.

Tapi mendengar Jimin kelelahan sampai pingsan begini langsung membuat keputusan Jungkook bulat untuk menyewa pembantu rumah tangga dan hanya membiarkan Jimin mengurus Elden saja di rumah.

Egois dan tidak mementingkan Jimin memang, tapi mau bagaimana lagi, ia terlalu khawatir dengan keadaan istrinya saat ini.

"Bunda tadi ke rumah Jimin saat makan siang karna ingin bertemu Elden. Awalnya baik-baik saja, Bunda mengobrol dengannya sampai jam tiga dan ia baru ingat jika ia belum juga mandi padahal katanya kau datang sebentar lagi." Jungkook diam mendengarkan cerita dari ibu mertuanya ini. Masih dengan nafas yang memberu kasar.

Jeon's FamilyWhere stories live. Discover now