[√] H-15

4.3K 488 19
                                    

"Sayang, makan dulu hm? Kau belum makan dari pagi baby."

"Hnghh tak mau!"

Jungkook mendesah lelah saat Jimin tak mau ia suapi sayur yang di buat khusus untuknya saat hamil.

Ini sudah waktunya makan siang dan perut Jimin hanya terisi susu hamil dan satu potong roti keju yang bahkan hanya di makan setengahnya.

Tidak tau kenapa Jimin beberapa hari ini susah makan, makan pun Jimin hanya sedikit, sangat sedikit malahan. Dan setelahnya ia akan mual-mual lalu muntah.

Mereka sudah memeriksakannya ke dokter karna takut terjadi apa-apa pada bayi di kandungan Jimin.

Tapi dokter mengatakan jika itu hal wajar, Jimin sedang mengidam sesuatu jadi makanan selain yang ia mau akan di tolak tubuhnya secara refleks.

Dan masalah intinya. Jimin tidak tau ia sedang ingin apa, ia tak tau baby Leon ingin makan apa sampai ia kesusahan begini.

Jungkook juga frustasi menghadapi Jimin yang begini, tapi ia tau semua ini tak akan lama.

Hanya menunggu sebentar lagi saat baby keluar dan penderitaan mereka akan berkurang.

"Sayang, kau itu sedang ingin apa hm? Coba katakan padaku." Jungkook mengelusi rambut Jimin yang lepek karna keringat yang sering keluar walau ia hanya berdiam diri.

Itu hal biasa katanya, Jimin juga kadang merasa sesak karna kandungannya.

Maka dari itu. Jungkook salut pada seluruh ibu di dunia ini.

"Aku tak tau dad." Ucap Jimin dengan helaan nafas kasar. Ia juga bingung sedang ingin apa sampai segininya.

"Coba kau pikirkan hal yang benar-benar kau inginkan. Aku akan mengusahakan untuk mengabulkannya sayang." Jimin berpikir keras disana. Mencoba cara Jungkook untuk menemukan jawaban masalah mereka.

Jungkook setia menunggunya di sisi kasur, lengan sebelahnya yang tidak membawa piring mengelusi rambut dan pipi sang istri.

Sesekali ia akan menunduk untuk mengecupi wajah Jimin yang terlihat makin manis.

Jimin melingkarkan lengannya pada leher Jungkook yang kini menunduk mengecupi lehernya dengan lembut.

Otaknya masih berpikir apa yang ia mau, dari hal kecil sampai hal besar yang ia inginkan.

Tapi tak ada yang terlintas dan langsung membuatnya merengek pada Jungkook untuk segera di kabulkan.

Ia mengigit bibirnya, jika begini terus akan bahaya. Ia tak bisa masuk makanan, dan itu berbahaya bagi dirinya dan baby Leon.

Jimin mengelusi perutnya dan tak sengaja mengangkat kakinya sampai lututnya menyentuh penis sang suami yang masih tertidur.

"Nghh.."

Deg

Jantung Jimin bergemuruh saat mendengar Jungkook mengeram kecil saat tak sengaja lututnya menyentuh penisnya kembali.

Dengan sengaja ia menggesekan lututnya ke penis Jungkook dengan bibir bawah yang di gigit dengan ragu.

Wajahnya memerah malu mendengar Jungkook mendesah dengan bibir yang sedari tadi sibuk dengan lehernya.

"Sayang jangan nakal ahh." Jungkook mendesah kembali saat merasakan Jimin dengan sengaja lagi menggesekan lututnya pada penis Jungkook.

"Dadhh.." Jimin melirih dengan suara yang menurut Jungkook sangat menggoda imannya.

"Hmm?" Gumamnya sambil menyimpan piring makan Jimin dan menatap Jimin sambil mengelusi pinggang Jimin dengan lembut.

"Aku sudah tau apa yang aku mau." Ucap Jimin dengan tatapan sayu dan tangan yang melepas kancing baju Jungkook satu persatu.

Jungkook menelan ludahnya ragu, ia berbaring di sebelah Jimin lalu menyampingkan badannya menghadap Jimin dan mengelusi perut sang istri.

"Apa itu hm? Hal yang bisa aku lakukan bukan?" Tanya Jungkook dengan nada berbisik yang membuat Jimin bergidik.

Jimin mengangguk lalu menciumi bibir Jungkook dengan gerakan pelan.

"Aku mau.. Kau memanjakanku dad hngh.." Jungkook tersenyum mendengar nada rengekan milik Jimin.

Ia meremasi pantat sang istri yang mana membuat Jimin mendesah lirih.

"Memanjakan bagaimana hm?"

"Seperti biasanya, hanya saja tolong bermain lembut hmmhh.."

Jungkook menyeringai mendengar permintaan Jimin. Jadi Leon menyanyangi sang ayah ya?

Jika Leon terus begini, Jungkook berjanji akan selalu menuruti semua apa yang Leon mau nanti saat sudah besar.

"Baiklah baby. Bersiaplah sayang." Jungkook dengan cepat manarik tengkuk Jimin dan menyatukan bibir mereka.

Memangut bibir sang istri sambil meremasi dada Jimin dengan kuat namun nikmat.

Jimin mendesah-desah di sela pangutan mereka, ia menaikan kakinya dan menggesekan penisnya yang menengang di balik celana pendeknya ke paha Jungkook.

Jungkook tersenyum, ia mengelusi perut Jimin dan melepas pangutan keduanya.

Ia menunduk, mengecupi leher Jimin dengan lembut.

"Sshhaahh yeahh ahh daddyhh." Jimin mendesah dengan tak kuasa saat Jungkook menggigit lalu menghisap lehernya sampai berbekas.

Kini tangannya juga melepas celana yang Jimin pakai dengan gerakan pelan.

Membuat jantung Jimin berdetak dengan kencang, merasa jika ini adalah hal yang pertama untuknya dan Jungkook.

Jungkook sendiri tersenyum penuh kemenangan disana, ia meremas-remas pantat Jimin dan menciumi dada sang istri dengan penuh nafsu.

"Oeeee hukshhh myiiii huks huks oeeeee huuuuhhh myiii huks."

Dan perlahan, senyuman Jungkook luntur mendengar suara menggelengar dari arah box bayi milik Elden.

"Sepertinya kita bisa menundanya sebentar dad?"

Jungkook tersenyum mendengar nada bersalah Jimin. Yahh.. mau bagaimana lagi? Yang penting mereka tau apa yang Mommy butuhkan dan sang ayah akan menunggu dengan sabar karna itulah yang di inginkan Leon.

'Sabar sedikit lagi Kook-ah. Sebentar lagi kau akan mendengar desahan Jimin kembali.'

Jeon's FamilyWhere stories live. Discover now