Tujuh

128K 15.1K 1.3K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.













P
P
P

?

Kenal?

Tukang sedot WC, kan?

Y.
Pala lo minta disedot?

Sibuk?
Kakinya masih sakit?
Fyi,
Besok ada ulangan dadakan.


Sakti lo?!

Sejarah.
Halaman 97-103
Pelajari itu.

Lo pikir gue peduli?
Nggak.


Saat hendak membalas pesan cewek galak yang akhir-akhir ini membuatnya penasaran, Diaz menoleh cepat ke belakang kala merasakan ada yang berdiri di belakangnya.
Tidak ada siapa-siapa di sana.
Teman-teman gaib-nya pun tidak ada.

Diaz kembali ke posisi semula.
Baru mengetik satu huruf, kepalanya menoleh ke samping.
Masih sama.
Tidak ada siapa-siapa.
Aneh.

Bola mata Diaz terus bergulir, menyapu sekitar, karena ia merasakan dengan jelas eksistensi tamu tak diundang di kamarnya. Sepertinya ada yang ingin bermain-main dengannya.

Minat Diaz untuk berkomunikasi dengan Aleta sudah hilang. Cowok itu pun melempar ponsel ke ranjang sebelum membereskan alat tulis yang berantakan.

Usai merapikan meja belajar, cowok itu mengayunkan kaki ke arah jendela kamar. Saat hendak menutup itu, perhatiannya dicuri penuh oleh keberadaan seseorang di depan pintu gerbang rumah. Diaz sendiri kurang yakin dengan penglihatannya. Memastikan penglihatannya tidak salah, Diaz keluar menuju balkon.

Sosok itu nyata berdiri di depan pintu gerbang, menatap lurus ke arahnya. Pencahayaan yang minim membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas wajah cewek itu. Terlebih cewek itu mengenakan tudung hoodie hitam yang menutupi kepala. Diaz berniat menghampirinya, namun cewek itu tiba-tiba pergi setelah menjatuhkan sesuatu. Serupa kertas yang digulung.

Rasa penasaran Diaz meminta dipuaskan. Ia pun berlari ke luar kamar menuju pintu gerbang. Awalnya Diaz ingin mengejar cewek berhoodie hitam yang berjalan tergesa, namun saat kakinya menginjak gulungan kertas, niatnya diurung. Daripada cewek itu, Diaz lebih penasaran dengan isi kertas yang baru saja dipungut.

Di mana letak keadilan?

Kerutan di kening Diaz terlihat dengan jelas.

"Diaz, ada apa? Kenapa malem-malem di situ?"

Refleks Diaz menyembunyikan tangan ke belakang tubuhnya. Kertas itu diremas sebelum akhirnya dibuang asal. Ia tak mau ambil pusing soal itu. Mungkin hanya keisengan orang kurang kerjaan.

I CAN SEE YOUWhere stories live. Discover now