Sebelas

1.6K 103 2
                                    

Laki-laki yang pintar agamanya adalah mereka yang paling lemah lembut terhadap wanita-wanitanya.

                              🌼🌼🌼

Aku berjalan melewati lorong sekolah yang kini mulai sepi, ku lirik arloji yang melingkar manis ditangan. Saat aku menundukkan kepala yang masih melihat jam, tanpa sengaja, aku menabrak sesuatu yang keras.

"Aduh!" Itu bukan suaraku. Ternyata aku menabrak orang dari belakang.

Rasanya keningku sakit menabrak punggung orang itu, keras sekali.

Dia berbalik badan, yang akhirnya kami saling berhadapan.

Ternyata orang yang aku tabrak adalah laki-laki yang menjadi pusat perhatian siswi-siswi sekolah ini. Disekolah ini bukan hanya ada SMP saja, tapi ada juga MTS, dan SMA. Sekolah yang cukup bergengsi dikota ini. Makanya, aku tidak asing lagi melihat Kakak ini. Tapi aku tidak tau namanya, dan, tidak mau tau juga.

"Ma-maaf, Kak," ucapku pelan sambil menunduk.

Laki-laki yang berseragam SMA itu tidak menanggapi perkataanku, aku yang penasaran akhirnya mengangkat pandangan kearahnya, dia menjulang tinggi yang membuatku mendongak menatapnya. Laki-laki itu menatapku tajam, aku benar-benar gugup.

"Siapa nama kamu?"

Jantungku sudah dag dig dug, bukan karena aku jatuh cinta, tapi karena tatapan tajam dan suara ketusnya.

Aku memejamkan mata sebelum menjawab pertanyaannya, "Keyra, Kak. Keyra Aisyah Larasati kelas 1 SMP."

Dia mengangkat sebelah alisnya yang tebal itu, "Saya cuma nanya nama kamu."

Eh? Iya ya.

Aku menggaruk rambutku yang tak gatal.

Dia tertawa.

Aku memandangnya bingung, dia tertawa sampai memegangi perutnya, "Kok ketawa, Kak?"

Apanya yang lucu?

Setelah puas tertawa, dia mengambil nafas sejenak, "Muka kamu lucu, terus juga saya itu baru kali ini mengintimidasi orang. Jujur aja, saya paling nggak bisa bikin muka saya dingin."

Aku bernapas lega mendengar omongannya, "Mungkin Kakak emang udah ditakdirin mukanya anget, oh iya maafin Keyra ya, Kak. Tadi nggak sengaja."

Aku membaca name tag yang bertuliskan M. Alfi Ubaidillah.

Dia mengangguk, "Nggak papa, santai aja. Baru pulang jam segini?"

"Eh, iya, Kak. Tadi ke perpustakaan dulu, minjem buku, sebenernya tadi bareng temen sih, tapi dia udah duluan pulang. Hm... Kakak baru mau pulang juga?"

"Iya, tadi saya ada rapat Osis."

"Kakak anggota Osis?"

Dia tersenyum sejenak, "Ketua Osis."

Pantas saja ketua Osis, tidak heran kalo Kakak-Kakak cewek yang dari kalangan SMA itu mengejar-ngejar dia.

Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang