Nur : Lanjutan 5

6.5K 370 4
                                    

Siang hari, rombongan orang dari kampus pun dengan beberapa wali datang. Bahkan suara membentak dari mas Ilham bisa terdengar dari luar. Ada tawar menawar dimana mbah Buyut menjanjikan agar Ayu dan Bima tetap disini, namun pihak keluarga menolak sampai mengancam, ini akan tersebar.

Akhir dari perjalanan KKN mereka selesai disini, bukan hanya pak Prabu yang terseret, pihak kampus efeknya lebih besar lagi, sampai harus menjanjikan bahwa masih ada jalan lain mengembalikan mereka. KKN mereka, resmi di coret. Tak ada hasil apapun selama pra kerja mereka.

Widya, butuh waktu lama untuk pulih setidaknya itu yang Nur dengar. Sementara Nur menjelaskan kronologi kejadian pada Abah dan Umi, orang tua Bima yang tidak henti-hentinya, mengadakan doa bersama di rumahnya. Pukulan keras setiap Nur melihat air mata umi menetes.

Ada kejadian menarik, dimana Nur di ceritakan oleh Umi, semalam sebelum Bima akhirnya meninggal, ia mengetuk pintu kamar. Disana ia meminta maaf sama Abah dan Umi, kemudian pamit kembali ke kamar, sembari mengatakan ular-ular dan di akhiri dengan hembusan nafas terakhirnya.

Namun, Nur juga diberitahu Abah bahwa, apa yang di katakan Umi tempo hari tidak usah di pikirkan, karena Umi menceritakan tentang mimpinya, anaknya Bima masih kejang-kejang dan memang meninggal pada malam kejadian. Semua itu mimpi Umi, mungkin itu cara Bima pamit dan memberitahu.

Sekarang yang mbak Nur saksikan saat mendampingi Ayu, ia di ajak ke Ng**i yang katanya bisa menyembuhkan beliau.

Mas Ilham menghubungi Nur, beliau meminta tolong agar Nur bersedia mendampngi Ayu selama proses penyembuhan. Dimana dokter sudah angkat tangan dan mendiagnosa Ayu, lumpuh total yang tidak di ketahui penyebabnya. Ia di beritahu oleh temannya, bahwa Nur adalah orang yang tahu semua.

Malam itu, Ayu di bawa ke kabupaten Ng**i. Di perjalanan, Nur selalu melihat Ayu, matanya di tutup paksa dengan kain. Melihatnya kadang membuat Nur merasa Ayu sadar ada dia di sampingnya. Namun tetap saja nihil, sampailah mereka di rumah orang yang menawarkan bantuan itu.

Sesampai disana, Ayu di tidurkan di atas pelepah daun pisang, yang kemudian di masukkan dalam sebuah keranda. Nur yang melihat itu, mengatakan pada mas Ilham bahwa itu perbuatan tidak benar. Namun, mas Ilham menolak. Mengatakan mungkin masih bisa, mas Ilham sangat frustasi.

Butuh waktu lama, sampai orang yang membantu tiba tiba, bangun dan mengatakan ia tidak sanggup. Ayu, tidak dapat di selamatkan, kecuali di bawa keluar dari pulau jawa. Namun, hal itu juga mustahil dilakukan.

"ayu gorong wayahe mati, dadi, keadaane yo bakal koyok ngene sampe wayahe mati" (ayu belum seharusnya meninggal, jadi dia akan terjebak seperti ini sampai waktunya tiba)

"di bawa saja ke pulau K********N, saya ada saudara disana" kata mas Ilham waktu itu.

"masalahe arek iki gak oleh cidek segoro, nek cedek segoro, isok di matekno" (masalahnya, anak ini di larang mendekati laut/samudera, bila tetap nekat dia mati)

"kan isok numpak pesawat"
(kan bisa naik pesawat) kata mas Ilham.

"isok pesawat gak liwat segoro?"
(memang bisa pesawatnya gak usah melewati laut)

Setelah darisana itu, Ayu akhirnya di pulangkan. Ia ada di rumah itu kurang lebih 3 bulan, sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhir juga. Setelah orang tua Ayu mengatakan sudah ikhlas, termasuk mas Ilham.

Keikhlasan orang tua Ayu termasuk mencabut gugatan terhadap pihak kampus dan juga sudah tidak mau menyalahkan siapapun. Ayu di kebumikan di makam keluarga, sembari di doakan. Di situ, ibunya mengaku, sering melihat Ayu meneteskan air mata dan inilah akhir cerita mbak Nur.

Jadi gw bakal tutup Thread ini dengan pesan mbak Nur dan alasanya kenapa ia mau bercerita. Sejak awal, mbak Nur tidak begitu tertarik dengan unsur seram dalam ceritanya, ia ingin menyampaikan pesan yang terkandung di dalamnya, agar siapapun kita, tetap menjaga tata krama.

ini bukan tentang, hal yang sepele. Siapapun kamu, dimanapun kamu berada, sekali lagi, jaga sikap dan prilaku karena sesungguhnya sebagai tamu, selayaknya tetap bersiteguh pada warisan pendahulu kita yang mengutamakan sopan santun terhadap tuan rumah.

Selesai.

Versi : Nur
Sumber : SimpleMan

KKN Desa Penariحيث تعيش القصص. اكتشف الآن