Part 5

5.2K 201 4
                                    

Aku memutuskan untuk tidak pergi bersekolah karena aku merasa tidak begitu enak badan. Aku tidak tidur seharian kemarin. Dan saat ini waktunya aku tidur.

Tanpa menyadari lamanya aku tertidur, begitu aku melihat keluae jendela langit mulai menggelap, matahari akan terbenam.

Aku segera pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dan mengganti pakaian. Betapa laparnya diriku tidak makan sejak tadi pagi. Setelah membersihkan tubuhku aku berjalan kebawah menuju dapur berada untuk membuat makanan yang mungkin ada didalam kulkas.

Terdengar suara pintu terbuka dan tak lama tertutup kembali. Mengetahui siapa yang datang membuatku terkejut jika melihat jam yang menunjukkan pukul 6 malam. Ibuku sudah pulang jam segini? Ada apa dengannya?.

"Oh! Kau sudah pulang?" Ibuku bertanya. "Aku tidak sekolah" jawabku. Menyadari ucapanku itu akan membuat ibuku menghampiri dan mulai dengan ocehannya. Aku hanya dapat menghela nafas dan meletakkan spatula ditanganku yang sedang mengaduk telur.

"Apa alasanmu kali ini tidak pergi sekolah? Kau tidak terlihat sedang sakit, kau tidak bisa bolos dari sekolah tanpa izinku. Bagaimana sekarang? Kau sudah meminta izin pada gurumu atau sudah mengabarkan temanmu?" Ujar ibuku. Lagi-lagi aku menarik nafas sebelum mengeluarkannya dan bergantian diriku yang berucap kini.

"Ini pertama kalinya aku tidak masuk sekolah ditahun ini, apa aku tidak boleh mengambil satu hari libur? Jika kau khawatir tentang perizinan sekolah aku tidak masalah karna sebelumnya aku baik-baik saja, tidak perlu berlebihan. Tidak mengabari pihak sekolah hanya karna satu hari tidak masuk dalam satu tahun itu tidak masalah" ucapku.

"Apa yang kau lakukan semalam? Aku tidak melihatmu pulang. Apa kau pergi berpesta lagi? Oh ya dan aku tau itu alasan kau tidak masuk sekolah. Aku ingin kau tau, aku telah melewati masa itu dan aku menyesalinya. Jika kau tidak berhenti berpesta kau akan menyesal nanti." Ucap ibuku.

"Aku hanya berpesta, aku bermain dengan yang lain..itu yang dilakukan orang-orang sekarang jika ingin memiliki teman. Dan aku selalu berhati-hati. Aku tidak menerima pria manapun". Sepertimu yang tidak tahu siapa yang membuatmu menjadi sengsara seperti ini, memiliki anak diusia muda. Seandainya aku dapat mengatakan itu padanya.

Dengan kesal aku mematikan kompor. Menuang telur yang berada diatas penggorengan keatas piring. "Kau bahkan tidak menanyakan kabarku terlebih dahulu" ucapku setelah itu melagkahkan kaki menuju atas, kembali ke kamarku. Air mata mulai terbendung selama aku berjalan ditangga. Masih terdengar suara ibuku yang memarahiku. Begitu pintu kamarku tertutup air mataku turun. Menetes tanpa aba-aba. Aku tidak ingin menangis tapi kekesalan yang aku rasakan kali ini membuatku tak bisa menahan tangis.

Aku bahkan sekarang tidak memiliki nafsu untuk memakan makananku. Ingin rasanya kembali tidur yang lama dengan tenang tanpa harus melalui hariku.

***

Hari ini aku kembali untuk bersekolah. Masuk ke dalam kelas pertamaku seperti hari biasanya. Tidak ada yang mengganggu di kelas pertama. Waktu berlalu begitu cepat, bell pergantian kelas berbunyi. Setelah memasukan buku ku kedalam tas, aku segera keluar dari dalam kelas.

Berjalan di koridor melewati berbagai macam siswa dan siswi. Mulai dari yang terpintar, kemanapun mereka pergi mereka akan memegang buku dan membaca. Perkumpulan siswa-siswa nakal, mungkin aku jarang melihat mereka masuk ke dalam kelas atau bahkan tak mengenal mereka karena mereka tidak pernah masuk ke dalam kelas. Lalu ada pasangan yang sedang bermesraan, aku ingin mengatakan pada mereka jika ini adalah sekolah bukan taman wisata. Dan terakhir perkumpulan orang biasa..dan aku salah satunya. Lebih tepatnya aku memilih untuk berada didalam perkumpulan orang-orang biasa.

Wrong : Our Little SecretDonde viven las historias. Descúbrelo ahora