Part 19

2.9K 171 10
                                    

Aku pergi ke kamar mandi. Berdiri didepan kaca dan memandangi pantulan wajahku. Saat ini aku terlihat sangat pucat. Sejak tadi pagi kegugupanku tidak kunjung hilang. Aku sudah meminum 2 kali obat yang kini berada di tanganku. Obat penghilang anxiety yang selalu aku minum saat ingin tampil.

Aku mengambil 2 obat dan memasukannya ke dalam mulutku. Setelah itu aku keluar dari dalam kamar mandi dan mengejutkanku Dexter berdiri bersandar pada dinding di sebelah pintu kamar mandi.

Aku tak ingin bicara dengannya karna aku tahu akibat yang akan terjadi jika kami mengobrol. Aku melangkahkan kaki melewatinya namun tangan besar menarik lenganku dan membuatku menghadapnya.

"Aku ingin bicara denganmu" ucap Dexter.

"Aku tidak ingin" Aku mendorong tangan Dexter dari lenganku.

"Olivia" oh aku benci ini. Aku benci tatapannya sekarang yang seperti memohon padaku. Dia tahu jika dia melakukannya maka aku akan menurutinya dan Dexter sengaja melakukan itu.

"Not here, not now." Ujarku dengan tegas. Aku berbalik dan melihat Elliot yang berjalan.

"Olivia.."

"Elliot!" Aku berseru dengan sengaja menghentikan Dexter sebelum dia bisa lanjut bersuara. Aku berlari kecil menghampiri Elliot.

"Hey, apa yang kau lakukan dengan Dexter disana?" Ujar Elliot bertanya.

"Dia ingin menggunakan kamar mandi" ucapku bergelayut di lengan Elliot dan berjalan tanpa menoleh ke Dexter karna aku tahu ekspresi yang di berikannya kali ini. Dia akan terlihat sedih dan itu bisa menggoyahkan aku.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Aku bertanya pada Elliot yang berjalan menuju ruangan. Ruangan ini yang aku ingat adalah saat aku menari, melompat dan bersenang-senang tertawa bersama teman-teman sekolah di acara pesta malam Elliot.

"Kau ingin minum? Aku hanya menghindari percakapan membosankan orang dewasa disana" ucap Elliot berjalan menuju bar dan mengambil dua gelas wine.

"Good. Aku butuh sesuatu untuk mengalihkan pikiranku" ucapku duduk di atas kursi bar.

Aku menunggu dengan sabar untuk Elliot menuangkan anggur merah ke dalam gelasku. Oh. Gosh. Suaranya benar-benar menimbulkan kegembiraan dan aku sangat tidak sabar sekarang ingin mencicipi minuman mahal didepanku ini.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" Elliot bertanya dan ia duduk di sampingku.

"Hmmm...ada sangat banyak, ini dan itu" ujarku memutar gelas wine yang kini sudah berada di tanganku kemudian dengan segera meminumnya.

"Kau harus bertahan sampai lulus sekolah 1 bulan lagi" ucap Elliot melakukan hal yang sama denganku.

"Huft..aku tidak tahu apa aku bisa bertahan sampai lulus sekolah. Aku harus melewatinya dan aku akan bebas dengan semua pikiran ini" ucapku memandangi gelas wine yang telah kosong karena aku meminumnya dengan cepat.

"Kau disini ternyata" aku mendengar suara dari belakangku. Magnolia terlihat berjalan masuk mendekatiku.

"Aku perlu bicara denganmu" ujarnya kini berdiri dihadapanku.

"Sepertinya semua orang sangat ingin bicara denganku" ucapku bergurau menoleh ke Elliot yang memberikanku tawa kecil.

"Apa kita akan pulang sekarang? Aku merasa sangat lelah" ujarku melompat turun dari kursi bar. Oh. Aku melihat kunang-kunang didepanku dan kini kepalaku terasa sakit. Apa reaksi dari alkohol secepat ini?.

Aku merasakan tangan Elliot yang memegangi tubuhku agar tidak terjatuh.

"Kau baik-baik saja?" Aku mendengar suaranya samar-samar. Oh. Ada dua Elliot di depanku.

Wrong : Our Little SecretWhere stories live. Discover now