Part 14

3.1K 154 2
                                    

Pagi hari di hari libur datang. Tapi ini bukan hari libur untukku karna aku harus pergi berlatih. Magnolia pagi ini terlihat sibuk dan bersiap untuk pergi. Aku keluar dari kamarku dan melihat Dexter dan Magnolia yang keluar dari kamar mereka.

"Aku bisa menemanimu, jika kau membutuhkanku. Perjalanan menuju bradford tidak dekat." Ucap Dexter yang mengikuti langkah ibuku.

"Tidak apa, aku hanya akan menemui ibuku dan melihat kondisinya. Aku sudah biasa menyetir dari london menuju bradford." Ucap Magnolia menghentikan langkahnya. Ia berbalik menghadap Dexter.

"Aku membutuhkanmu untuk menjaga Olivia dan mengantarnya menuju sekolah ballet, pastikan dia tidak pergi setelahnya" Ucap Magnolia, ia melangkah maju dengan mengecup bibir Dexter. Kemudian Magnolia menoleh padaku.

"Aku akan kembali malam ini, bersikaplah yang baik" ucapnya lagi dan kini ia mengatakannya padaku.

"Ada apa dengan nenek?" Aku melangkah maju dan bertanya pada ibuku. "Psikologisnya semakin menurun dan aku harus menemuinya." Jawab Magnolia.

Benar. Nenekku memiliki dementhia. Terakhir kali aku mengunjunginya adalah liburan musim panas. Dan ibuku tidak pernah mengajakku lagi untuk menemuinya selain aku sibuk dengan sekolahku, pertunjukan ballet dan ujian kelulusan.

"Okay." Aku menjawab singkat. Mengarahkan mataku pada Dexter yang sedang menatapku. Tunggu, jika Dexter tidak akan mengantar Magnolia maka aku akan memiliki waktu berdua dengannya. Apakah itu suatu hal yang membahagiakan? Iya tentu saja.

Aku masuk kembali ke dalam kamarku berusaha untuk tetap normal diluar tidak dengan didalam yang sudah berteriak sejak tadi. Magnolia mengizinkan Dexter untuk mengantarku bahkan memintanya untuk menjagaku. Aku senang Mr. Fabian tidak pernah masuk saat hari libur.

Aku keluar setelah hampir dua jam menyiapkan diriku. Seperti ingin pergi berkencan aku mengeluarkan semua pakaianku dan memilih pakaian terbaik untuk aku pakai hari ini. Dan aku memilih mengenakan rok krem dengan panjang 5 cm diatas pergelangan kakiku. Atasanku adalah kaos sebatas lengan berwarna putih.

Aku mengambil tas yang berisi perlengkapan balletku, kemudian berjalan keluar dari kamarku.

Sampai di lantai bawah. Aku melihat Dexter sudah berada didepan rumah. Ia telah menyiapkan mobilnya. Aku berlari kecil menuju garasi Dexter. Rasa senangku semakin meningkat ketika melihat Dexter berada di mobil sportnya. Mobil yang sangat aku ingin naiki. Kenapa tidak sejak awal dia memakai mobil itu.

Aku masuk ke dalam mobil, duduk berada disampingnya.

"Bagaimana kau tau jika aku akan pergi sekarang?" Ucapku bertanya pada Dexter.

"Kau selalu keluar jam 10" ucap Dexter. Aku hanya dapat tersenyum. Dexterpun melajukan mobilnya mengikuti jalan yang aku tunjuk.

"Apa kakimu sudah sembuh?" Dexter bertanya saat ia melajukan mobilnya. Aku menoleh ke Dexter. "Mmm..dari penampilannya aku yakin tidak 100% sembuh tapi aku merasa baik-baik saja" ujarku.

Dexter menoleh padaku. "Kau memaksanya untuk ballet dan mengabaikan rasa sakitnya. Apa kau perlu ke rumah sakit?"

"Aku tidak ingin pergi ke rumah sakit hari ini" ucapku. Dexter terdiam dan kembali fokus untuk melajukan mobilnya.

Dexter menghentikan mobilnya. Di dekat jalan setapak menuju ruangan kaca. Benar, aku tidak memintanya untuk mengantarku ke sekolah ballet karena aku tidak ingin menyia-nyiakan waktuku berdua dengan Dexter. Aku ingin bersenang-senang dan beristirahat dari ballet.

Dexter menoleh padaku tatapannya bingung melihatku. "Aku rasa tidak mungkin sekolah ballet berada ditempat seperti ini" ucap Dexter. Tentu saja tidak. Karena ini adalah rumah tanaman.

Wrong : Our Little SecretWhere stories live. Discover now