Part 8

3.6K 171 6
                                    

Pagi hari tiba. Dengan sengaja aku memasang alarm lebih pagi. Dengan segera, aku membersihkan diriku. Mencuci mukaku dan mengenakan perias wajah. Aku tidak pernah mengenakannya dihari sekolah kecuali ballet. Tapi, dengan alasan lain hari ini aku akan mengenakannya.

Aku mengenakan eye liner yang tak pernah aku pakai. Lip gloss baru yang aku beli bersama Emma minggu lalu.

Setelah puas dengan tampilan wajahku. Aku pergi mengambil pakaianku. Mencari pakaian terbaik milikku, namun aku tidak mungkin mengenakan dress bersekolah.

Aku memilih untuk mengambil seraham rok hitam yang telah aku pakai saat aku berada di 8th grade dan kemeja putih, aku menutupinya dengan jaket kulit hitam. Dengan sengaja kali ini aku menyatok rambutku menjadi lebih ikal bergelombang.

"Perfect" Aku sudah merasa puas dengan penampilanku sekarang. Aku mengambil tas sekolahku kemudian berlari menuruni tangga.

Aku berjalan menuju meja makan. Disana aku melihat Dexter yang duduk menyantap sarapan paginya. Sandwich. Well, aku juga memiliki sarapan yang sama darinya. Ibuku yang workaholic tidak akan berubah untuk menjadi seorang ibu rumah tangga begitu cepat.

"Good morning" ucapku dengan senyum cerah. Suaraku berhasi mengalihkan pandangan Dexter padaku. Sudah aku duga, dia terlihat sangat tenang. Tidak melihat penampilanku. Hanya memberikan lirikan dan melanjutkan sarapannya. Dia memegang tab ditangan kirinya. Oh! Aku menemukan workaholic lainnya.

"Oh, Dexter. Perkenalkan dia putriku, Olivia" ucap Ibuku memperkenalkanku dengan Dexter. Aku berterima kasih karna berkatnya Dexter kembali menatapku.

"Oh, right..Hello" ucap Dexter memberikanku senyum canggung. Ia mengambil cup of tea miliknya untuk diminum.

"Dan Olivia," Ucap ibuku yang berdiri disamping bangku Dexter. Tangannya bergerak menyentuh pundak Dexter dan mengelusnya. "Ini Dexter" lanjut ibuku.

"I know" ucapku.

Dexter sepertinya terkejut, ia tersedak tehnya. Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan tawa.

"You Alright?" Ibuku, oh well, magnolia menepuk lembut punggung Dexter. "Yeah, i'm fine." Ucap Dexter.

"Sir.." Aku memberikan Dexter tissue. Aku kembali mendapat tatapan dari Dexter. Kali ini dia menatapku lebih lama dan melihatku dari atas sampai bawah. "It's for you, Sir" ucapku tersenyum.

"Yes, Thank you" Dexter mengambil tissue dari tanganku. Setelah itu, kami makan pagi bersama dengan tenang.

"Aku akan mengantarmu" ucap Magnolia, ibuku.

"Kau tidak akan berangkat ke kantor bersamaku?" Ucap Dexter berdiri disamping Magnolia. "Aku harus mengantar Olivia, dia tidak familiar dengan daerah ini" ujar Magnolia. Oh please, aku sudah berusia 18 tahun bukan anak berusia 8 tahun lagi.

"Aku bisa pergi sendiri" ucapku.

"No, Kau tidak mengenal daerah disini" ucap Dexter.

"Oh yeah, aku sudah pergi dari tempat les balletku kesini dan aku baik-baik saja" ucapku menghadap Dexter.

"Olivia, sekolahmu jauh" Magnolia berujar. Aku memutar bola mataku. Mereka benar-benar memperlakukanku seperti anak kecil berumur 8 tahun.

"So, Jika kalian memang khawatir kalian berdua bisa mengantarku. Karna Sir Harrison ingin mengantarmu, ma" ujarku.

"You know, kalian bisa berangkat bersama setelah mengantarku" Aku lanjut berujar. Tidakkah ini kesempatanku untuk lebih lama melihat Dexter?.

Wrong : Our Little SecretWhere stories live. Discover now