Part 15

3.2K 156 5
                                    

Aku dan Dexter kini bersandar pada Olive tree yang besar ini. Duduk menikmati kesunyian ditempat ini.

Aku menyandarkan kepalaku diatas bahu Dexter. Kehangatan dan kenyamanan aku rasakan di bahunya. Aku telah memiliki hari yang paling menakjubkan. Aku berharap ini bisa berlangsung lama, setiap hari aku dapat merasakan kehangatan dan kenyamanan dari Dexter.

"Aku menyimpan pertanyaan ini sejak tadi, mmm..apa hubunganmu dengan Elliot? Kalian terlihat semakin dekat" ucap Dexter menolehkan kepalanya padaku. Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya.

"Teman?" Aku tidak tahu apa aku dan Elliot berteman? Well, aku menganggapnya seperti itu setelah mengenalnya lebih dekat.

"Itu seperti pertanyaan bukan pernyataan untukku" ucap Dexter. "Aku melihat kalian akan melakukannya di rumahku".

Aku mengigit bibir bawahku, menahan tawaku untuk keluar. Apa dia sedang cemburu sekarang? Aku berhasil membuatnya cemburu?.

Aku mengecup bibirnya. Ia menatapku heran. "Topik lain" ucapku. Dexter tersenyum. Tangannya bergerak mengelus pipiku dengan lembut.

"Apa kau lapar?" Dexter bertanya. I am, for you.

"Yes?" Aku menjawabnya dengan alis yang aku angkat. Seperti bertanya padanya apa itu jawaban yang dia inginkan.

Dexter terkekeh. Aku menatapnya heran mengapa dia menertawaiku. "Apa yang kau pikirkan?" Pertanyaan darinya lebih seperti menggodaku.

Apa dia membaca pikiranku?. Apa wajahku terlalu menampilkan jika aku menginginkannya?.

"If you want, we can stay longer" ujar Dexter berbisik dengan bibirnya yang berada sangat dekat dengan bibirku. Tatapanku berusaha untuk menatap matanya tidak dengan bibirnya.

Namun, menatap matanya semakin membuatku menginginkannya. Aku kembali mengigit bibir bawahku.

"I want" ucapku. Aku melihat senyuman dari bibir Dexter yang kini menempel dibibirku. Tidak hanya menempelkannya, Ia mencium dan melumat bibirku. Aku rasa bukan hanya aku yang lapar.

Broooomm

Aku menginjak pedal gas dengan kencang. Ini pertama kalinya aku menaiki mobil sport. Kecepatannya benar-benar diluar kendali dan aku tidak peduli, jalan raya sangat sepi dan ini adalah kesempatan aku untuk melajukan mobil ini sesuka hatiku.

Aku menoleh ke Dexter yang mencengkram erat tali pengamannya. Aku tertawa karenanya.

"Kau yakin kau lulus ujian mengemudi seperti ini?" Dexter berucap menoleh kepadaku.

"Benar, kau sudah melihat simku tadi. Oh dan aku akhir-akhir ini lebih sering mengendarai mobil" ujarku mulai memperlambat kecepatan mobil.

"Mr. Fabian membiarkanmu mengendarai mobil?"

"No. Elliot" Mataku bertemu dengan mata Elliot yang terlihat tegang.

"Lihat jalanan dengan benar. Aku tau sekarang mengapa kau mengendarai mobil seperti ini" ujar Dexter. Aku pun melihat ke depan. Aku sama tegangnya dengan dia saat mengendarai mobil ini. Aku berusaha untuk tidak membuat mobil jutaan pounds ini lecet.

"Why? Elliot mahir dalam mengemudi" ucapku. "Not at all" ucap Dexter.

Kami pergi untuk makan siang bersama. Dexter memilih tempat yang fancy. Dia mengatakan jika dia ingin memakan pasta dan semacamnya tapi aku hanya ingin buritto.

"Jika kau ingin buritto aku tau restaurant yang menjualnya" ujar Dexter saat kami sedang mengantri untuk membeli buritto.

Setelah mendapatkan Buritto kami, aku dan Dexter kembali ke mobil karena tempat sudah penuh. Aku tau itu adalah tempat paling popular dan memiliki buritto paling enak.

Wrong : Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang