Part 7

4K 186 1
                                    

Sore ini aku akan bertemu dengan Dexter. Seharusnya aku sudah jalan untuk menemuinya yang berjanji bertemu pukul 7. Namun, aku masih berada dikamarku. Memasukan beberapa barang kedalam box. Hari ini aku merapihkan barang-barangku yang akan dibawa untuk pergi menuju rumah calon suami ibuku.

Haruskah aku menemuinya atau berhenti sampai disini?. Aku masih ingin melanjutkannya. Apa yang aku rasakan saat bersamanya suatu hal yang aku yakini tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang dan aku ingin melakukannya selagi aku bisa bersama Dexter.

Waktu terus berjalan, aku masih memiliki beberapa barang yang ada dikamarku belum masuk kedalam box. Aku harus menyelesaikan ini sebelum besok, hari aku pindah. Tanpa terasa waktu janjianku bersama Dexter telah berlalu.

Aku tidak perlu takut untuk menemuinya. Aku akan melakukan apa yang aku bisa lakukan. Dia belum menikah, dia baru akan menikah maka aku masih memiliki kesempatan dengannya.

Aku membiarkan box dilantai kamarku tak tersusun rapih. Aku segera berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian yang lebih hangat untuk keluar. Aku tidak yakin apakah dia masih menungguku di cafe, tidak ingin mengambil waktu lebih lama lagi aku segera keluar dari kamar.

Beruntung ibuku belum pulang, ia masih berada dikantor membuatku mudah untuk keluar dari rumah tanpa meminta izin darinya.

Sepanjang jalan menuju tempat aku akan bertemu dengan Dexter, aku telah memutuskan. Suatu keputusan yang harus aku ambil. Jika Dexter masih berada di cafe maka aku akan terus maju, tetapi jika aku sampai dia tidak ada ditempat maka aku akan mundur dan tidak akan menemuinya lagi.

Begitu aku sampai, aku tidak melihat keberadaannya. Aku rasa ini adalah keputusanku yang tepat untuk berhenti menemuinya lagi. Dengan langkah berat aku kembali keluar dari restaurant.

Aku melangkahkan kakiku keluar. Aku pikir aku benar tidak akan bertemu dengannya lagi. Melihat wajahnya, melihat dirinya berada didepanku membuatku tidak takut. Apa masalahnya jika dia akan menikah? Dia belum menikah, dia baru akan menikah.

Aku berdiri tidak jauh darinya yang menghentikan mobil dan keluar dari mobil, berjalan menghampiri.

"Aku pikir kau tidak datang" ucapnya begitu sampai didepanku. Aku segera mendekat padanya. Aku tidak ingin kehilangan kebahagian yang baru aku rasakan ini. Aku ingin merasakannya lebih lama.

Tanpa bicara aku berjinjit, menangkup wajahnya dan segera menempelkan bibirku pada bibirnya tidak memberikan Dexter jeda untuk menolak.

Namun, ia memiliki tangan yang kuat untuk mendorong. Kedua tangannya mencengkram lenganku seraya mendorong tubuhku lepas darinya.

"What are you doing?" Dia bertanya padaku, seperti kemarin wajahnya terlihat sedang marah dan nada suaranya dingin.

"I'm full of surprised" ucapku memberikannya senyuman. Dexter menghela nafasnya. "Come in" Dexter menarik tanganku, membawaku berjalan menuju mobilnya. Aku kira dia akan membawaku masuk ke dalam cafe dan menikmati waktu kita.

"Aku mengajakmu bertemu karna aku ingin mengatakan sesuatu denganmu" ucap Dexter. "Apa yang ingin kau katakan?" Aku menoleh padanya, aku berusaha untuk tidak terlihat tegang. Terus tersenyum dan terlihat bahagia.

Dexter melajukan mobilnya. Aku tidak tau kita akan pergi kemana dan aku tidak akan bertanya.

"Apa yang ingin kau katakan?" Aku bertanya lagi padanya. Ia tetap fokus pada jalan, menyetir mobilnya.

"Kau ingin mengatakan jika apa yang kau lakukan kemarin itu juga kesalahanmu?" Aku bertanya dengan maksud bercanda dan mengejeknya.

"Ya, itu yang ingin aku katakan" ucap Dexter menoleh padaku. Aku tak bisa menyembunyikan wajah tegangku lagi melihat betapa seriusnya Dexter sekarang.

Wrong : Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang