Part 11

3.1K 164 5
                                    

Dexter Pov

Aku melajukan mobilku dari perkarangan rumah. Selama berada diperjalanan aku merasa sangat bersalah meninggalkan Olivia.

Tapi, dia tidak biasa. Aku tidak ingin merusaknya. Jika aku membuka diriku padanya mungkin dia akan melakukan apapun yang diinginkannya. Aku dapat mengetahui cara berpikirnya yang berbeda dari gadis muda pada biasanya.

Somehow, aku tau yang dia butuhkan hanya sebuah kasih sayang. Sejak saat pertama aku bertemu dengannya, Olivia terlihat sangat terluka. Dimana saat aku melihatnya, aku memiliki keinginan besar untuk mengobatinya. Tapi, untuk melakukan hal itu akan berbahaya. Olivia akan memiliki pendapat yang berbeda dengan kepedulian yang aku berikan padanya.

Setelah aku sampai di tempatku bekerja. Aku melanjutkan pekerjaanku. Membuka dokumen yang aku ambil dari rumah.

Satu jam telah berlalu dan aku tidak bisa fokus dalam pekerjaanku. Aku tidak tau apa yang Olivia lakukan padaku. Aku tidak bisa menghilangkan pikiranku tentangnya. Memikirkan bagaimana keadaannya dirumah. Aku pergi setelah melihat air mata yang turun dari matanya. Merasa sangat bersalah.

Aku memutuskan untuk beranjak dari kursi kerjaku. Mengambil jas abu-abu yang berada disandaran kursi. Kemudian berjalan sambil memakai jas tersebut.

Aku menelfon Magnolia dan mengajaknya pulang lebih cepat bersama. Aku ingin menenangkan pikiranku dan aku ingin menikmati waktu bersamaku dengan Magnolia.

Kami bertemu sejak tahun lalu, dan mulai dekat selama 6 bulan ini. Dia tidak pernah menceritakan tentang anaknya, Olivia padaku sampai aku mengatakan jika aku akan menikahinya.

Aku tersenyum melihat seorang wanita yang mengenakan blouse biru dan skirt hitamnya berjalan kearah mobilku. Aku keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya.

"Thank you" ujarnya masuk kedalam mobil. Setelah itu, aku masuk kedalam mobil dan mulai menjalankan mobil.

"Ada apa? Tidak biasanya kau pulang lebih awal" ujar Magnolia. Dia sangat lembut, terlihat sangat sopan, penuh dengan kasih sayang, walau dia tidak menunjukkannya tapi aku merasakan rasa pedulinya yang membuatku merasa hangat berada disampingnya. Selain itu, dia pekerja keras dan mandiri.

"Hanya saja aku ingin makan malam denganmu" ucapku menoleh padanya dan tersenyum. Ia membalas senyumanku. Tangannya bergerak menyentuh tanganku yang berada disampingku.

Sentuhannya sangat lembut, dan aku masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Olivia. Bagaimana wanita sebaik dia bisa menelantarkan putri satu-satunya. Aku yakin dia sangat sayang dan peduli dengan Olivia. Hanya saja dia tidak mudah untuk mengekspresikannya.

Kami sampai di restaurant. Tempat makan favoritku dan Magnolia. Kami selalu kesini saat makan malam terlebih pada hari-hari khusus.

Restaurant yang sangat cocok untuk wanita seperti Magnolia. Fancy, glamour dan istimewa.

Aku memakan steakku dan Magnolia dengan Carbonaranya. Red wine penuh diatas gelasku dan diatas gelas Magnolia. Kami makan dengan tenang dan beberapa kali berbincang entah itu mengenai pekerjaan, tentang kita dan rencana pernikahan.

"Apa kau dekat dengan Olivia?" Aku bertanya tentang Olivia saat kami berada di topik membicarakan rencana pernikahan.

"What do you mean?" Magnolia balik bertanya padaku. Ia tidak menatapku seperti pembicaraan sebelumnya, mata Magnolia terfokus pada piringnya.

"I mean, jika kita akan menikah maka aku akan tinggal lama dengan anakmu dan aku merasa dia tidak menyukaiku" ucapku. Benar dia tidak menyukaiku sebagai ayah barunya.

Wrong : Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang