~ Two ~

574 52 0
                                    

Aku sekarang berada di ruang kelas. Aku mengenakan seragam SMAku. Kulihat sekeliling memang ini adalah ruang kelasku dulu saat SMA. Tapi kenapa aku berada di sini sekarang? Bahkan kelas ini tak ada orang. Sepi.

"Yeri. .", panggil seseorang yang tiba-tiba sudah ada di sampingku sambil mengelus kepalaku

Aku pun menoleh ke arahnya dan melihat sosok laki-laki. Jika sebelumnya aku bermimpi tanpa bisa melihat wajah dari orang yang ada di mimpiku, kali ini aku bisa melihat wajahnya dengan sangat jelas.

Dan asal kalian tahu, laki-laki ini adalah seseorang yang sangat aku kenal. Sayangnya aku sudah mencoba melupakannya selama beberapa tahun terakhir. Dia adalah Mark.

"Kenapa nggak nunggu aku waktu berangkat ke sekolah tadi? Padahal aku pengen berangkat sama kamu. .", kata Mark lagi

"A. .aaa. .akuuu. .", jawabku terbata-bata

Dia tersenyum sambil menatapku intens.

"Kamu tambah cantik, Yer. .tapi kamu masih tetep lucu!", kata Mark menangkup kedua pipiku dengan kedua tangannya sambil tersenyum gemas

"Mark. .", kataku

"Iya, ada apa, Yer?", jawab Mark sambil menggenggam tanganku

Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba suasana kelas yang tadi sepi berubah menjadi sangat ramai.

Suasana sekolah seperti yang dulu pernah aku rasakan, entah kenapa sekarang aku merasakannya kembali.

Tapi di sampingku ada Mark. Bahkan dia terus menggenggam tanganku tanpa melepasnya. Dengan sesekali menatap ke arahku sambil tersenyum dengan sangat manis. Sedangkan aku terus-terus menerus menatapnya.

Hatiku kembali menghangat karena bahagia.

.
.
.
.

Aku pun terbangun dan terduduk di pinggir kasur. Kali ini aku bangun lebih awal dari kemarin. Dengan perasaan aneh. Bagaimana tidak, jika tiba-tiba aku memimpikan Mark. Mark yang sudah aku lupakan. Mark yang tak pernah lagi ingin kuketahui keadaannya. Mark yang hanya orang di masa laluku.

Saat ini jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Ada desiran aneh setelah aku terbangun dari tidur. Mengingat Mark sama saja membuka luka lama. Tapi mimpi yang baru saja aku alami, terasa sangat nyata. Bagaimana aku merasakan debaran yang sama saat dulu awal-awal aku bersama Mark.

Tok. .tok. .tok. .

"Dek. .bangun. .", suara Mama terdengar dari luar

Knop pintu kamarku bergerak, tanda Mama sedang berusaha membuka pintu kamarku. Pintu kamarku pun terbuka dengan diikuti terlihatnya sosok Mama.

"Pagi, adek. .sudah bangun ternyata", kata Mama

"Iya, Ma. .adek baru aja bangun. .", jawabku dengan tingkat kesadaranku yang masih belum sepenuhnya terkumpul

"Kamu kenapa, dek? Kamu sakit, dek?", tanya Mama sambil memegang keningku

"Adek nggak sakit kok, Ma. .", jawabku yang sedikit bingung kenapa Mama menganggapku sakit

"Wajahmu memerah lho, dek. .kamu habis kenapa emang? Nggak mungkin bangun tidur wajahmu memerah seperti ini", kata Mama

Dan aku pun teringat kembali tentang mimpiku bersama Mark. Apakah ini efek dari itu sehingga wajahku memerah seperti kata Mama.

"Mungkin gara-gara aku kepanasan, Ma", jawabku

Bohong. Bahkan pagi ini terasa lumayan dingin daripada panas. Alasan yang sangat bodoh, Yeri!, batinku

M I M P I || Mark - Yeriजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें