~ Three ~

455 44 1
                                    

Saat ini aku sudah berada di taman kota. Memakai celana training warna hitam dengan kombinasi garis warna ungu di kedua sisinya dan juga memakai hoodie warna ungu muda.

Aku sedang duduk di kursi panjang dekat kolam air mancur yang ada di taman. Aku melihat sekelilingku yang ramai, ada yang sedang olahraga, ada anak kecil yang berlarian, ada pasangan yang berjalan bergandengan tangan, ada beberapa yang bersepeda.

Tiba-tiba aku merasakan sepasang tangan menutupi kedua mataku. Aku pun kaget lalu menoleh ke orang yang ada di belakangku.

Senyuman itu. Mark adalah pemilik senyuman yang menenangkan itu.

"Pagi, Yeri. .", sapa Mark sambil tersenyum

"Pagi, Mark. .", jawabku sambil tersenyum juga

Mark yang datang menggunakan celana training dan hoodie serta sepatu berwarna putih yang kontras dengan warna hoodie dan celana trainingnya yang serba hitam membuatnya bertambah ganteng. Walaupun Mark selalu ganteng, tapi dengan baju serba hitam dan rambut hitamnya benar-benar menambah kadar kegantengan seorang Mark.

"Kamu mau jalan-jalan atau naik sepeda itu?", tunjuk Mark pada penyewaan sepeda yang tak jauh dari tempat kita saat ini.

"Aku pengen naik sepeda couple itu, Mark. .", kataku sedikit manja pada Mark

"Yaudah. .ayo kita naik itu!", ajak Mark sambil menggandeng tanganku menuju ke tempat penyewaan sepeda

Aku dan Mark pun naik sepeda mengelilingi taman kota yang cukup luas. Melihat bahu lebar Mark membuat jantungku berdebar. Dan sesekali aku melihat wajahnya dari samping, Mark memang ganteng dari segala arah.

Setelah berseda memutari taman selama beberapa kali, akhirnya aku dan Mark memutuskan untuk istirahat. Memilih duduk di padang rumput yang memang disediakan untuk bersantai para pengunjung taman.

Mark menempatkan sebotol air mineral dingin ke pipiku yang membuatku kaget.

"Mark. .kamu ngagetin aku. .", kataku sambil mengerucutkan bibir

"Kamu lucu banget sih, Yer. .akunya jadi gemes. .", ucap Mark sambil mencubit pipiku pelan

"Ih. .Mark. .pipiku jangan dicubit, nanti pipiku jadi tambah tembem lho", kataku lagi

"Ya nggak apa-apa, Yer. .aku suka kamu yang tembem karena kamu gemesin. Jadi bisa aku uyel-uyel pipi kamu", jawab Mark sambil terkekeh

Aku merasakan pipiku memanas setelah mendapat perlakuan seperti itu dari Mark. Aku bertaruh pipiku sekarang sudah memerah seperti tomat.

Tiba-tiba kita berdua pun diam dan saling menatap. Entah hanya perasaanku saja atau memang benar, wajah Mark semakin mendekat ke arahku. Mark yang mendekat sambil memandangi bibirku. Mark yang terus mendekat sampai jarak di antara kita berdua benar-benar sangat dekat bahkan aku dapat merasakan hembusan nafas Mark di wajahku. .saat bibir kita akan bertemu. .




















Tiba-tiba. . .



























Kriiinggggggggg. . .

Alarm hpku berbunyi membangunkanku dari mimpi.

Lagi-lagi aku bangun dengan perasaan yang tak bisa aku gambarkan. Jantungku berdegub sangat kencang, aku merasakan pipiku memanas, saat aku melirik ke arah cermin di dekat tempat tidurku, aku dapat melihat wajahku sudah seperti kepiting rebus.

M I M P I || Mark - YeriWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu