Part 9 Tidur Panjang Melani

1.2K 78 7
                                    

Silakan beri kritik dan sarannya.

°
°
°

Mata sendunya membuka secara perlahan, tangannya menggapai sesuatu dan memanggil seseorang dengan lirih. Melani merasakan sakit yang tidak biasa di seluruh tubuhnya. Ia hanya ingat sedikit tentang peristiwa yang menimpanya. Marsa membunuhnya.

"Dokter Varo ..." teriak Suster Anna terkejut mendapati Melani terbangun.

Dengan cekatan, Dokter Varo memeriksa Melani. Dokter Varo tersenyum puas,"Selamat datang kembali, Nona Melani."

Melani hanya bisa mendengar sayup-sayup saat Dokter mengatakannya. Ia terlalu fokus pada sesosok yang berdiri di ambang pintu. Ia mencoba tersenyum pada sesosok tersebut.

"Nenek akan terus menjagamu. Sampai jumpa lagi, Melani." Sang nenek menghilang dari hadapan Melani dan meninggalkan dirinya bersama Dokter Varo.

"Kau sudah tertidur selama dua tahun, Nona. Kami tidak menyangka akhirnya dirimu terbangun," ujar Dokter Varo.

"Anda kuat, Nona sehingga bisa bertahan," sambung Suster Anna.

Sekali lagi, Melani hanya mampu mendengar tanpa bisa berbicara sedikitpun. Ia tak menyangka dirinya sudah terbaring di ranjang selama itu.

"Andai Nona yang ada di sebelah ini juga terbangun," sahut Suster Anna yang sontak membuat Melani berpaling.

"Beristirahatlah Nona. Kami akan memindahkan anda di kamar pasien nanti."

Sepeninggal Suster Anna dan Dokter Varo, Melani melihat tubuh yang tak berdaya dan terpasang alat monitor jantung. Ia mengenal begitu sosok wanita yang berbaring tersebut.

"Kau akan segera terbangun, Merida," bisik Melani.

*****

Tak mudah bagi Elbert dan Pia memasuki dunia kegelapan, tempat di mana iblis tinggal. Kabut, udara yang dingin dan penglihatan terbatas memaksa mereka untuk mengandalkan pencahayaan dari bola api yang dibawa.

"Tuan, Nyonya bebaskan kami. Kami tidak ingin di sini."

Raungan meminta tolong dari jiwa yang diambil tidak menyurutkan langkah mereka mencari keberadaan Marsa dan Merida. Di tengah kegelapan yang menyelimuti, mereka menemukan gerbang yang dijaga oleh tiga makhluk setinggi rumah bertingkat dua. Di belakang makhluk tersebut ada sebuah jembatan yang menghubungkan istana milik Sang Penguasa Kegelapan.

 Di belakang makhluk tersebut ada sebuah jembatan yang menghubungkan istana milik Sang Penguasa Kegelapan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Anda masih membawa biji itu, Nyonya Pia?"

"Tentu saja," jawab Pia, di tangan kanannya terdapat biji pala yang akan dilemparkan pada tiga makhluk itu.

Semakin mendekati penjaga gerbang, mereka tak gentar sama sekali. Hidup dan mati telah Elbert pertaruhkan demi menyelamatkan Merida--anak majikannya. Jalan ini yang ia harus lalui, membawa jiwa gadis muda itu kembali ke tubuhnya. Selama iblis itu belum memasukkan Merida ke dalam api, maka jiwanya bisa terselamatkan.

Lemari TuaWhere stories live. Discover now