37 - Hurt

497 74 0
                                    

"Ini...."

Kelima orang itu menatap dengan berbagai padangan ke arah depan.

Posisi mereka ada di sebuah daratan yang cukup kecil. Daratan kecil yang mengambang dan diselimuti oleh tameng Wonwoo. Ada satu daratan lagi yang jauh lebih besar di hadapan mereka dan terdapat kegelapan yang mengamuk disana. Daratan besar itu lah yang menjadi fokus utama arah pandangan mereka.

"Kita menemukannya." Ucap Jihoon.

Ucapan dari sang Center membuat mereka semua menatap ke depan dengan pandangan tajam.

"Baiklah semuanya, dengarkan aku. Wonwoo, kau akan tetap di daratan ini. Gunakan tamengmu untuk melindungi dirimu dan daratan ini. Seungkwan, kau tipe penyerang jarak jauh maka kau hanya akan bertarung di dekat Wonwoo. Seokmin dan Mingyu, kita akan menyerang dari jarak dekat.

Ketika kalian terluka, segera kembali ke daratan ini untuk penyembuhan. Setelah itu, kembali bertarung. Tolong jaga diri kalian. Aku telah menghilangkan satu nyawa, semoga tidak ada yang harus berkorban lagi.

Di depan sana terdapat bunga kegelapan tempat Lord Kegelapan akan lahir. Bunga itu belum mekar namun akan segera mekar. Lukai dan jika bisa hancurkan bunga itu. Itu adalah tujuan utama kita saat ini."

Semua mendengarkan penjelasan Jihoon dengan seksama.

Dengan segera Seokmin merentangkan sayapnya terlebih dahulu. Ia yang harus memimpin dan ia tahu itu dengan pasti.

"Ayo."

Keempat orang itu keluar dari tameng Wonwoo dan menuju tempat mereka masing-masing.

Terlihat Seungkwan yang mengeluarkan senapan gandanya dan siap membidik.

Wonwoo yang merasa masih bisa menggapai Seungkwan mengarahkan tangannya ke anak bungsu itu. Terlihat sebuah tameng melindungi Seungkwan sekarang.

Seungkwan tersenyum kala menyaksikan bantuan Wonwoo. Ia sekarang hanya perlu fokus ke tujuan utamanya tanpa perlu memperhatikan keselamatan dirinya sendiri.

"Lock on...."

Dor....

Senapan itu mengeluarkan pelurunya. Terus melaju dengan cepat ke arah bunga raksasa yang mulai mekar.

Trang...

Segerombolan kegelapan membuat tameng untuk melindungi sang bunga.

"Sial." Ucap Seungkwan.

Di sisi lain, ketiga sosok lain bergerak dengan sangat gesit. Menghindari berbagai serangan dan halangan, dan memberikan pelajaran kepada hal yang berani menganggu mereka.

Seokmin sudah akan sampai di bunga tersebut dan ia telah mengayunkan pedangnya ke arah sang bunga. Namun yang terjadi selanjutnya adalah dirinya yang terpental jauh.

"Seokmin hyung!" Pekik Seungkwan yang melihatnya.

Jihoon dan Mingyu tak punya waktu untuk melihat keadaan Seokmin. Mereka yakin Seokmin akan bangkit sendiri.

"Hyung, jangan menyerang bunganya langsung. Aku tak mau hyung terpental seperti Seokmin." Teriak Mingyu.

Jihoon mengangguk mengerti.

Ia menghempaskan tanah tak rata itu dengan pedangnya menciptakan hempasan kuat ke arah sang bunga.

Mingyu yang melihat hempasan itu langsung ikut menambahkan hempasan pedangnya sehingga kedua hempasan itu menjadi satu.

Tak diduga, Seungkwan yang melayang di atas sana membelalakan matanya. Penglihatan yang tak ingin dia lihat muncul di kepalanya.

Itu artinya tiga detik lagi-

A Sky Above The SkyWhere stories live. Discover now