06

8.6K 912 49
                                    

Happy Reading

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

Terlihat seorang gadis cantik lengkap dengan masker dan topi yan ia pakai sedang duduk di bangku lorong rumah sakit.

Kaki nya tak pernah berhenti untuk bergetar. Ya gadis itu adalah Lalisa. Lisa sedang menunggu hasil tes tentang kesehatannya. Akhir akhir ini Lisa sering mimisan dan kepala nya juga sakit dan Lisa memutuskan untuk memeriksa kan nya.

Akhirnya yang ditunggu Lisa datang, seorang suster menyuruh Lisa untuk mesuk keluar ruangan dokter dan dokter itu yang akan menjelaskan penyakit apa yang Lisa derita sekarang.

Lisa duduk dihadapan sang dokter, rawut wajah sang dokter terlihat sangat serius.

"Kenapa kau datang sendiri kesini Lisa? dimana menejer atau para eonnie mu?" tanya dokter.

Lisa dan dokter itu sangat dekat bahkan bisa dibilang Lisa lebih dekat dengan sang dokter dibanding dengan ketiga eonnie nya.

"Mereka sedang sibuk paman." jawab Lisa.

"Baiklah langsung saja, kenapa kau baru datang sekarang disaat menyakit yang kau derita sekarang sudah mulai berbahaya."

"Berbahaya? bisakah paman jelasnya penyakitnya apa yang Lisa derita."

Dokter itu pun menghela nafasnya sebelum menjelaskan penyakit yang Lisa derita. Dokter itu pun berdiri dan memilih mendekat ke Lisa.

"Kau menderita Leukimia atau kanker darah."

Ingin Lisa mati saja dari dunia ini. Setelah menderitaan yang selama ini ia dapat dan satu penderitaan kembali datang ke hidupnya. Jika ketiga eonnie nya berada disamping nya sekarang mungkin Lisa tidak akan selamah ini tapi nyatanya Lisa berjuang sendiri tanpa ada yang menemani nya.

Sebisa mungkin Lisa tersenyum pada dokter itu tapi sang dokter sudah mengenal Lisa cukup lama dan kali ini sang dokter bisa melihat Lisa sangat sedih walaupun ia berusaha menutupi nya dengan senyum palsu itu.

"Untuk pengobatan nya, akan aku kabarkan nanti." ucap dokter sambil mengusap pelan bahu Lisa.

"Jangan beritahu menejer dan ketiga eonnie ku paman." minta Lisa.

"Tapi mereka perlu tahu agar mereka bisa menjaga dan merawat mu."

"Aku mohon paman jangan beritahu tahu mereka, aku tidak mah mereka bersedih."

"Tapi kau harus mencoba menceritakan ini pada mereka walaupun itu sekali."

"Baiklah aku akan mencoba memberitahu mereka."

Lisa pun keluar dari ruangan dokter itu dan berjalan pelan keluar dari rumah sakit itu. Lisa memberhentikan taksi dan langsung masuk.

Tes

Cairan itu pun keluar tanpa persetujuan Lisa. Lisa hanya bisa menangis setelah mengetahui penyakit yang ia derita. Apa ketiga eonnie nyari bisa menerima ini? hanya itu yang ada difikiran Lisa sekarang.

Taksi itu pun berhenti di sebuah gedung dan Lisa langsung membayar taksi itu dan langsung masuk kerja dorm.

Saat Lisa membuka pintu satu pukulan berhasil mendarat tepat di perut nya. Tapi ini tidak terlalu sakit, itu menurut Lisa.

Lisa menatap orang yang telah memukul nya dan ternyata itu Jisoo. Jisoo menatap Lisa dengan tatapan yang ingin membunuh Lisa dan Lisa sangat takut kalau Jisoo sudah menatap nya seperti itu. Lisa hanya bisa menundukkan kepalanya agar tidak melihat tatapan mengerikan Jisoo.

"Kenapa kau menunduk Manoban!" teruk Jisoo pada Lisa.

"Aku takut." jawab Lisa singkat tanpa ada kata eonnie lagi.

Jisoo pun tersenyum licik dan menarik Lisa menuju gudang dan tempat itu yang sangat ditakuti Lisa.

"Aku mohon jangan bawa aku kesana."

Kini Lisa sudah berlutut dikaki Jisoo dan Jisoo pun mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Lisa.

"Bahkan jika kau mencium kaki ku aku akan tetap membawa dirimu ke sana Manoban."

Jisoo kembali menyeret tubuh Lisa menuju gudang dan setibanya didalam gudang itu.mereka Jisoo mengunci pintu gudang itu. Gudang itu gelap dan Jisoo langsung menyalakan lampu dan Lisa langsung menutup kedua matanya dengan tangannya.

"BUKA MATA MU MANOBAN!"

"T....... tidak."

"AKU BILANG BUKA ATAU AKU YANG AKAN MEMBUKA KEDUA MATA MU ITU!"

"Hiks.....  aku tidak mau hiks..... jangan paksa aku hiks......"

Bughhh

Bughhh

Bughhh

Lisa bisa merasakan kepalanya dipukul dengan benda tumpul tapi ia masih menahan rasa sakit itu dan masih menutup kedua matanya.

"BUKA MATA MU MANOBAN!"

Lisa diam tak menjawab dan Jisoo sudah muak dengan Lisa. Jisoo langsung mengambil pisau yang masih ada bekas darah dipisau itu.

Jisoo mengangkat baju Lisa lalu mulai melukis di perut datar Lisa dengan pisau itu. Lisa masih diam menahan rasa sakit itu.

Jisoo sedikit menekankan pisau itu pada Lisa dan itu berhasil membuat Lisa membuka kedua matanya.

Seketika tubuh Lisa diam setelah melihat lantai gudang itu terdapat bekas darah bukan satu bahkan sebagian lantai itu sudah berwarna merah dan tentu itu adalah darah Lisa. Tempat ini lah yang dijadikan Jisoo untuk menyiksa Lisa.

"Hiks..... aku mohon biarkan aku pergi aku tidak mau disini hiks....."

Awalnya Lisa tidak takut dengan darah tapi seiring waktu ia sangat takut dengan darah dan masih banyak lagi yang awalnya tidak Lisa takuti tapi sekarang ia sangat takut akan hal itu. Dan itu ulah dari Jisoo, Jennie dan Rose.

Lisa berjalan menuju pintu tapi Jisoo lebih dulu melemparkan sesuatu dan tepat mengenai kepala Lisa dan Lisa sedikit oleng dan terjatuh.

Lisa memegang kepalanya dan darah pun mengalir dari kepalanya dan Lisa mencoba memberhentikan darah dengan tangannya tapi darah itu keluar semakin banyak.

Lisa melihat kedua tangannya yang sudah berwarna merah.

"Hiks..... ini bukan darah hiks..... Ini bukan darah tidak hiks..... tidak hiks......"

"Ini darah Manoban,  lihat kedua tangan mu kedua tangan mu penuh dengan darah dan lihat juga pakaian mu."

Lisa melihat pakaian nya juga terkena darah bahkan luka yang Jisoo buat diperut Lisa juga mulai mengeluarkan darah.

Entah Lisa mendapat kekuatan dari mana hingga ia mendorong tubuh Jisoo dan keluar dari ruangan itu. Bukan menuju kamarnya Lisa malah pergi dari dorm itu dengan kepala dan perut nya yang mengeluarkan darah.

Saat berjalan tak jauh dari pintu dorm itu Lisa bisa melihat seorang gadis yang lebih muda dari nya dan gadis itu segera menghampiri Lisa.

"Eonnie kenapa?" tanya panik.

"B...... bawa aku pergi dari sini a....aku mohon Somi aww...."

Setelah mengucapkan itu Lisa tak sadarkan diri dengan darah yang terus mengalir dari kepala bahkan dari perut nya juga.

Somi langsung berteriak untuk meminta bantuan dan Lisa langsung dibawa ke rumah sakit.

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!!






Sorry and Come Back Lisa [END]Where stories live. Discover now