* Intermezzo *

116 26 4
                                    

"Bin, temani aku ke potong rambut!"

Seobin mengerutkan dahinya. Tidak ada yang salah dari rambut Midam, kenapa harus dipotong?

"Kenapa dipotong?" Tanyanya.

"Aku bosan." Midam menyahut sambil tangannya sibuk memoleskan liptint ke bibir.

"Tapi aku suka rambutmu yang sekarang."

"Tapi aku tidak." Midam berjalan ke arah Seobin sambil menghentakkan kaki. Kemudian menarik tangan Seobin yang tidak juga beranjak dari tidurannya.

"Iya iyaa, tunggu."

Seobin beranjak menuju meja rias.

"Mau berdandan?" Suara Midam terdengar polos dan menyebalkan disaat bersamaan. Seobin tidak menyahut, masih mencari sesuatu.

"Kemari!" Pintanya kemudian.

Midam berjalan dengan raut bingung. Kemudian duduk di kursi rias begitu Seobin memintanya.

"Kamu cantik." Gumam Seobin. Midam melihat pantulan Seobin yang menyisir rambutnya dari kaca meja rias dengan pipi yang merona.

"Tidak usah potong rambut diluar ya." Kalimat Seobin memakai intonasi meminta.

"Aku tidak rela kamu disentuh orang lain, biarpun hanya seujung rambut." Seobin terkekeh diakhir. Sementara Midam, wajahnya sudah benar-benar merah.

                         *-*-*

Iya tau, ini pendek banget. Tiba2 kepikiran aja. Dari kisah asli yang sedikit dikasih bumbu.

Perfection in Imperfections : SEODAM (GS)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt