📕 1. Pemuda Berusia Gemilang

197 48 40
                                    

Telah ditampakkan kepadaku sebuah kerajaan terbesar nan jauh di dataran tinggi.

Rakyatnya tidak sengsara. Namun, situasi pelik tengah mewarnai kota dengan abu dan darah.

Pada ruang aula utama di mana singgasana berada, aku melihat pria paruh baya yang mengenakan mahkota dicekik seorang pemuda berzirah besi kesatria.

Ia angkat sang raja yang sudah terluka. "Berikan aku Kristal Ardor itu!"

Dalam satu kata, sang raja menolak. Lantas ia menerima dua hantaman pada wajahnya.

Kemudian si pemuda mengulangi pertanyaannya. Tentunya sang raja pun mengulangi jawaban yang sama.

Seketika dari arah pintu masuk, terdengar jeritan seorang gadis. Ia diseret oleh dua orang yang berzirah serupa dengan si pemuda.

Kemudian si pemuda mendekatkan mata pedang pada leher si gadis. "Bukankah kau sangat mencintai putrimu, wahai Yang Mulia Lurkasan," ucapnya sebelum diiringi tawa.

Walau nyawa di ujung tanduk, si gadis tidak menampakkan takut. "Kau tetap tidak akan memperoleh apa-apa!"

Sang raja tetap menolak. Hingga darah putrinya menggenang di lantai sekalipun, ia masih menolak sekeras-kerasnya.

Tak peduli pada siksaan di tubuh maupun di batinnya. Kristal Ardor yang telah turun-temurun diwariskan takkan pernah ia biarkan jatuh ke tangan pemuda keji itu. Walau akhir hayat ketujuh turunannya sekalipun.

"Relam, apapun yang akan kau lakukan, kau takkan dapatkan Kristal itu," rintih Lurkasan terbaring lemah.

Setelah ucapan sang raja, seketiba pandanganku teralih. Usai kilatan putih yang menyilaukan, aku tiba di tempat yang remang dan aku melihat cahaya merah hangat, keluar dari objek bening kemerahan.

Itu adalah Kristal Ardor. Benda tersebut ada di tangan pemuda bernama Relam yang menyerang kerajaan tadi.

"Kerja bagus." Sesosok berjubah hitam menepuk pundak pemuda itu. "Di usiamu yang gemilang, kau berhasil menorehkan emas."

"Demi dunia yang baru, Tuanku. Demi membangun dunia sesuai Visionmu."

Vision? Dia pasti hanya mengada-ada.

Tepat setelah itu, penglihatanku berakhir. Aku kembali pada kursi goyang dan cucuku berada pada pangkuan.

The Elementalist : Stained SkyWhere stories live. Discover now