📕 19. Diolus Venelutio

19 4 5
                                    

"Lalu bagaimana pria itu mampu memanipulasi Vision?" tanyaku pada Amara.

Ia menganggkat tangan serta bergeleng. "Kerajaan Venelutio, namanya adalah Diolus, Raja Diolus."

Aku menaruh perhatianku pada tiga orang dalam sorotan Vision yang Amara bawakan.

Diolus, ia menampakkan Vision kematianku juga memutar fakta bahwa yang mendapatkan Kristal Ardor di masa depan adalah Relam, pemuda yang di hadapanku sedang memeluk ibunya.

Seketika aku dan Amara terkejut. Diolus tetiba memegang sebuah buku yang mengeluarkan cahaya menyilaukan.

"Loh?! Tunggu, aku tidak ingat ia membawa buku seperti itu dalam Vision ini!" seru Amara.

Seolah-olah menatap diriku dan Amara, Raja Diolus menghadapkan wajahnya kemari.

"Hahaha." Diolus benar-benar berbicara pada kami. Ia mendekat, Vision Amara pun memudar dan menghilang, menyisakan kami berdua dengan sosok yang baru saja melangkah berpindah dari alam kenyataan di masa depan menuju ruang Vision kami, tempat putih hampa.

"Sudah kukatakan padamu, Amara. Akulah Sang Auspex." Diolus berucap.

"Tidak! Aku tidak memercayaimu!"
balasnya setelah berlari ke belakangku. Kupikir hanya aku saja yang ketakutan.

"Kau pasti tahu buku yang kupegang ini." Diolus membukakannya.

I-itu?! "Jurnal Alesta!" Aku memekik terkejut.

"Tepat. Buku ini memiliki sedikit pancaran Kristal Primordial sehingga, sebagai Auspex, kita bisa memanggilnya melalui Vision. Bahkan isinya pun menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa depan."

"Apa sebenarnya tujuanmu?" tanyaku.

Diolus membalik lembaran-lembaran buku itu. "Hmm, ditulis di sini bahwa, sesuai perhitunganku, delapan tahun di masa depan, pengemban Elementalist akan terbagi menjadi dua orang. Sebab hal itulah, status
Auspex pun terbagi menjadi dua."

"Dan karena kuasa Kristal Primordial pun terbatas, pembagian kekuatan antara dua Elementalist dan dua Auspex menjadi tidak seimbang," sambungku.

Diolus menutup buku itu. "Sepertinya sudah jelas. Di sini aku mengambil peran dominan sebagai Auspex."

"Lalu apa yang membedakan kalian berdua?" Amara bertanya.

Pria itu hanya menyunggingkan senyum. "Pertemuan kita belum terlambat. Datanglah ke Venelutio, aku mengundang kalian berdua."

The Elementalist : Stained SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang