📕 13. Seer Suci

35 10 13
                                    

Semenjak kejadian kemarin. Perlahan, orang-orang mulai mengenaliku sebagai Seer.

Itu mungkin kurang tepat, tetapi antara Auspex dan Seer, mereka sama-sama bisa menerawang masa depan. Aku mengiyakannya untuk menutupi identitas asliku.

Tahu-tahu, aku kedatang tamu di kamarku setelah ketukan pintu. Seorang penjaga mengantarkannya.

Dari semua kemungkinan yang menemuiku, baru kali ini aku mendapati tamu anak perempuan.

"Selamat siang," ucapnya, sedikit membungkuk.

"Siang." Ia nampak seperti usia sebelas, atau juga mungkin sepuluh. Tetapi, gaya pakaiannya tak mencerminkan hal itu. "Ada apa, kau nak, menemuiku?"

"Sebelum itu, bolehkah kita berbicara empat mata?"

Permintaan anak ini benar-benar tidak biasa. Giori yang selalu bersamaku lalu mendatanginya. Ia meraba-raba seluruh tubuh anak itu.

"Aman, tidak ada senjata." Giori lalu menoleh padaku. "Apa Anda mengabulkan permintaannya Nyonya?"

Aku mengangguk. Anak ini sukses membuatku penasaran. Setelah ketiga penjaga melewati pintu yang lalu ditutup, anak perempuan itu mendekati meja tempatku biasa menulis.

"Boleh aku memanggilmu Nenek?"

"Tidak masalah."

"Perkenalkan, namaku Amara."

"Baiklah, Amara. Apa yang membawamu ke sini?"

"Jadi begini, Nek. Aku tahu engkau bukanlah seorang Seer!"

Yahh, pernyataannya itu memang tidak salah.

"Aku tahu karena aku adalah seorang Seer!" Ia berucap sambil berjalan-jalan. Tangannya meraih pegangan laci meja lalu menariknya.

"Sang Auspex, iya 'kan?" Ia mulai mengeluarkan semua catatan tentang Visionku.

Aku mengangguk, yang ketiga kalinya. Kubiarkan ia melakukan apa yang ia mau.

"Tapi aku bukan sembarang Seer, yang biasanya menjadi peramal pasar malam, menjual-belikan keberuntungan. Aku adalah Seer Suci!"

Begitu rupanya. Seer Suci memiliki derajat hampir sama dengan Auspex, mereka juga melihat takdir besar di masa depan.

Ia membolak-balikkan lembaran demi lembaran. "Aha!" Amara mengangkat sebuah lembaran. "Aku sudah menduga Nenek pasti bertemu orang ini!"

"Siapa? Sang Utusan?"

"Bukan ...." Amara menyodorkan kertas yang ia pegang. Anak ini benar-benar lihai memancing penasaran.

"Orang itu adalah si Pria Berjubah Hitam!"

The Elementalist : Stained SkyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora