📕 24. Mata Api

20 10 1
                                    

Leriat tak henti-hentinya heboh ingin segera turun dari airship dan memijakkan kaki di atas tanah.

"Whoa! saljunya dingin, Nek!" Ia memperlihatkan sebongkah benda putih yang ia ambil dari permukaan tanah padaku. Aku tersenyum tawa, dan tergelak saat bola salju yang Amara lempar mengenai Leriat.

Setelah terkejut, bocah itu jadi terkekeh. Ia lalu berbalik dan melayangkan hal serupa pada Amara.

Bukannya mengenai Amara, bola salju Leriat mengarah ke Giori.

"Akh! Kak Giori, maafkan Leriat."

"Tidak apa-apa." Giori yang jarang lengah itu menangkisnya mudah. Ekspresinya lebih dingin dari hawa di sini. Saat yang lain tertawa, ia memasang wajah biasa saja.

Beberapa prajurit yang melihat airship tiba lalu berdatangan. Mereka mengawal perjalanan kami menuju istana Venelutio.

Setibanya di dalam ruangan istana yang hangat, dari balik jendela, aku melihat sosok yang tak pernah kujumpai secara nyata, namun aku mengenalnya dengan baik.

Netra merah menyala itu, tak lain adalah Relam.

Ia berdiri di tengah lapangan, melatih pengendalian api yang merupakan kekuatannya. Kutanyakan pada salah satu prajurit berapa usia remaja itu. Ternyata ia sebaya dengan Giori, tujuh belas tahun.

Pintu besar berdebum keras, menampakkan ruang makan yang megah. Meja lonjong mendominasi bagian tengah. Di atasnya telah siap berbagai lauk dan makanan hangat. Pada kursi yang paling
ujung, sosok bermahkota yang mengundang kami menatap dengan senyum.

Usai formalitas kepada sosok tersebut, yakni Raja Diolus, kami dipersilahkan untuk mengambil tempat dan menikmati kudapan.

"Jangan sungkan, kita bisa mulai berbicara perkara Vision di sini," ucap Diolus.

Beragam pertanyaan mulai aku dan Amara lontarkan. Ungkapnya, Diolus telah menjadi Auspex sejak ia belum menjadi seorang raja.

"Lantas apa yang Anda maksudkan dengan 'dunia sesuai Vision' Anda, Yang Mulia," tanyaku.

"Kau lihat. Dengan menjadi raja, nasib rakyatku ada padaku. Pula dengan Vision, aku pun bisa melihat nasib dunia ke depannya dan sebagai seorang raja, aku memiliki kesempatan untuk mengubah alurnya."

The Elementalist : Stained SkyWhere stories live. Discover now