HEARTLESS 11

4.8K 291 6
                                    

Dan Alessandra melakukannya.

Pindah kerumah besar suaminya yang lebih pantas disebut Mansion.

Ada dua puluh kamar tidur, perpustakaan, parkiran basement, taman yang luas, dan kolam renang. Alessandra bahkan tidak membawa apapun dari apartemennya karena semuanya telah disediakan oleh suaminya.

Kamar utama berada di lantai satu yang memiliki akses langsung menuju taman dan kolam renang. Walking closet telah terisi penuh untuk kebutuhannya, tetapi Alessandra tidak melihat barang-barang milik suaminya disana. Tidak satupun.

"Suami," panggil Alessandra malam itu ketika ia telah selesai menjelajahi seluruh ruangan Mansion.

"Ya?" jawab Nikolas.

"Kenapa tidak ada satupun barang-barang kamu di kamar kita?" Alessandra bertanya.

Nikolas yang tengah melepaskan dasinya mengerutkan kening, "Kamar kita?"

"Ya, di kamar kita—kamar utama yang diperlihatkan Nina padaku." Nina adalah satu-satunya pelayan yang ada disana.

"Apa Nina tidak mengatakannya?" tanya Nikolas. Dasi pria itu telah ia lempar bersama dua kancing teratas kemejanya telah terlepas.

Alessandra menatap suaminya dengan bingung, "Mengatakan apa, Suami?"

"Kamar utama itu adalah kamar kamu. Bukan kamar kita."

"Suami, aku tidak mengerti sama sekali—"

Nikolas menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Senyuman tipis yang amat sinis. "Apa kamu pikir kita akan tidur bersama?"

"Iya, 'kan?" tanya Alessandra.

Nikolas tertawa. "In your dreams, Alessandra."

"Suami—"

"Stop calling me 'husband', Alessandra." kata Nikolas, Alessandra dapat mendengar betapa dinginnya pria itu berbicara.

"We're living together, yeah. But, sleeping together? Of course not."

"Are you kidding me?" Alessandra bertanya dengan kesal.

"I'm not." kata Nikolas. Pria itu berjalan menuju sofa, lalu duduk menyilangkan kakinya disana. "Apa yang kamu harapkan dengan kita tinggal bersama, Alessandra?"

"Melakukan apapun bersama-sama? Tidur bersama, makan bersama, berangkat dan pulang bersama—"

"Sekarang kamu yang terdengar bergurau." Nikolas tertawa sinis.

Alessandra memicingkan matanya. "Apa ini terlihat lucu bagimu, Nikolas?"

"Ya." Nikolas kembali tertawa. "Kamu berharap hal-hal yang tidak akan pernah aku lakukan. That's funny."

"Lalu untuk apa kamu memintaku tinggal bersama?"

Senyuman sinis Nikolas perlahan menghilang digantikan raut wajah tak terbaca. "Did you want to know?"

"Yes."

"It's for you, Alessandra." kata Nikolas. "Untuk kamu melihat betapa aku sangat membencimu."

HEARTLESSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora