part 39 Jitzu special

5.3K 429 25
                                    

Malam semakin larut. Kelelahan melanda semua member Twice yang baru saja menyelesaikan konser mereka di Osaka, Jepang dari sejam yang lalu.

Tapi tidak untuk gadis bermarga Park.
Gadis itu terlihat asik dengan dunianya sendiri saat berada di kamar hotelnya.

Tubuhnya yang terlentang dengan tangan yang terlihat lihai menekan-nekan layar handphone miliknya mengambil segala atensinya.

Hingga terbukanya pintu kamar  membuatnya segera melepas benda persegi panjang itu dan bangun terduduk sembari meraih majalah yan terletak di nakas disampingnya dan berpura-pura membacanya.

"belum tidur unnie?" suara lembut gadisnya memasuki indera pendengarannya.

"belum sedikit lagi" ujar Jihyo tanpa menatap Tzuyu yang memang menjadi roomatenya.

Tzuyu ikutan duduk disamping Jihyo.
Tanpa permisi meraih dagu gadisnya itu hingga wajah mereka saling bertatapan.

"masih merah" ujar Tzuyu

"ahh ne. Tapi tenang saja, aku sudah menetaskan obat di mataku tadi" balas Jihyo

Tzuyu mengangguk tapi tidak melepas jemarinya di dagu Jihyo malah jemarinya itu berpindah ke pipi sang kekasih dan mengelusnya lembut.

"Tz..Tzuyu.." gugup Jihyo

"hah~ aku khawatir padamu unnie" ujar Tzuyu

"sayang aku baik-baik saja"

"Seharusnya unnie seperti Mina unnie, tau batasan saat bermain game"

"iya iya. Aku tau aku salah. Tapi jangan marahi aku lagi eoh? Sudah cukup kau mengomeliku di dorm kemarin"

"baiklah. Sekarang unnie isti–"

YOU LOSE..

Suara itu menghentikan ucapan Tzuyu. Tatapan mematikan dia arahkan pada Jihyo yang sekarang terlihat ketakutan.

Tzuyu melepaskan jemarinya dari wajah sang kekasih lalu dengan cepat mengambil handphone si gadis Park yang memang tidak jauh dari mereka duduk.

Helaan napas kasar Tzuyu meluarkan
"PARK JIHYO!"

"Tzuyu-a..maafkan aku eoh?"

"bukannya aku sudah melarang unnie untuk tidak bermain game dulu?!"

"i...iya tapi..."

"aku akan menghapus semua game unnie"

"andwae Tzuyu" Jihyo berusaha menghentikan Tzuyu yang mulai mengotak atik handphonenya
"Tolong jangan.." Jihyo memelas

"unnie tidak pernah mau mendengarkanku!"

"aku tahu aku salah. Tapi aku mohon jangan hapus game ku. Aku sudah di level tertinggi. Sayang please~" Jihyo merengek

"hah~ oke! Aku beri unnie kesempatan lagi. Tapi kalau unnie melanggarnya, aku tidak akan segan-segan menghapus semua game yang unnie miliki bahkan aku akan menahan handphone unnie ini sampai mata unnie sembuh!"

"baiklah. Aku setuju" Jihyo pasrah

Tzuyu terlihat puas.
Dia lalu berdiri dari atas ranjang.

"sekarang tidurlah" perintah si gadis Taiwan

"handphoneku?"

"akan ku kembalikan besok. Malam ini aku akan menyitanya" jawab Tzuyu

Jihyo mendengus kesal. Maknae sekaligus kekasihnya itu benar-benar menyebalkan malam ini.

"unnie, aku tidak suka raut wajah unnie seperti itu. Ini untuk kebaikan unnie sendiri"

"arra..arra.." ujar Jihyo lalu membaringkan tubuhnya dengan kesal.

Tzuyu menghela napasnya pelan lalu berjalan ke arah sofa. Diletakkannya handphone sang kekasih di dalam tas kecilnya yang memang tergeletak di sofa itu lalu kembali berjalan ke arah ranjang.

Berlahan ikutan mengambil tempatnya di belakang Jihyo. Masuk ke dalam selimut yang sama.

Pelukan hangat juga diberikan Tzuyu.

"Tzuyu-a geli. Hentikan~" ujar Jihyo karena nafas hangat Tzuyu membentur tengkuknya.

Tzuyu hanya terkekeh lalu kembali bergerak. Dia menyelipkan tangan kanannya di bawah leher Jihyo. Sedangkan tangan kirinya menarik tubuh si gadis Park semakin merapat padanya.

Lama dalam posisi itu hingga Jihyo merubah posisi tidurnya. Dia berbalik ke arah Tzuyu lalu membalas pelukan sang kekasih.

"mianhae~" ujar Tzuyu

"untuk apa?"

"membuat unnie marah"

"ani Tzuyu. Aku saja yang kekanakan karena bersikap seperti tadi. Maafkan aku juga"

Tzuyu mengangguk lalu mencium puncak kepala Jihyo membuat pelukan Jihyo kian mengerat.

"aku hanya mencintaimu" lirih Jihyo

"arra sayang..."
.
.
Malam semakin larut, Jihyo terbangun akibat temggorokannya yang terasa kering dan perlu dibasahi.

Tubuh terduduk. Hingga beberapa detik kemudian tersadar karena Tzuyu tidak berada disampingnya.

Panik.
Hal itu yang di rasakan Jihyo.

"Tzuyu?"

"......"

"sayang?"
Jihyo mencoba memanggil lagi. Berharap gadis itu berada di dalam kamar.

Namun tetap saja tidak ada jawaban. Hingga pilihan terakhir adalah membangunkan semua member.

Tangan berada di knop pintu.
Tapi pintu lebih dahulu terbuka dari luar.

"unnie? Apa yang kau lakuk–"

Plukk..
Jihyo memeluk erat tubuh gadis tinggi itu lalu melepasnya.

"yak kau dari mana? Aku khawatir!" Jihyo memukul-mukul pelan lengan Tzuyu

"mianhae unnie, aku tadi menemani Momo unnie mencari udara segar di luar"

"ini sudah tengah malam!"

"arra. Aku hanya tidak bisa tidur saja tadi. Jadi aku menerima ajakan Momo unnie"

Jihyo menghela napas berat
"Hah~ Chou Tzuyu.." ujarnya lalu meninggalkan gadis itu dan kembali ke arah ranjang

Tzuyu mengejar gadisnya itu dan segera memeluknya dari belakang
"unnie mian"

"ne gwencana. Aku hanya perlu menetralisir kepanikanku saat ini"

Mendengar itu membuat Tzuyu melepas pelukannya lalu memutar tubuh Jihyo ke arahnya.

Tanpa kode dan izin, Tzuyu dengan cepat mencium bibir manis Jihyo.

"mmph?"Jihyo terkejut lalu melepas paksa ciuman Tzuyu

"yahh..kau mengagetkanku!"
Kesal Jihyo yang hanya di balas senyuman dari si gadis Taiwan

"izinkan aku.." lirih si gadis Chou

"andwae..ini sudah tengah malam. Aku mengantuk!" tolak Jihyo lalu kembali membaringkan tubuhnya di ranjang.

"unnie tidak bisakah kita bermain sebentar saj–"

"ANDWAE CHOU TZUYU!"

Tzuyu mendengus kesal

"kemarilah tidur disampingku. Apa kau tidak lelah setelah konser?"

"ani"

"hah~ kemari saja. Aku butuh pelukanmu untuk tidur"

"minta pelukan Daniel oppa saja sana.."

Jihyo terkejut
"jangan memancing pertengkaran Tzuyu. Aku benar-benar akan melakukannya jika itu maumu!"

Cukup lama dalam keheningan hingga Jihyo merasakan tangan melingkar di perutnya.

"coba saja kalau unnie berani!"

Jihyo terkekeh pelan
"dasar bodoh!"

_continue_
.
.
.
Tinggalkan jejak 👣👣

About us? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang