43. A wound?

4.3K 403 41
                                    

Matahari telah berganti bulan. Siang hari yang cukup terang kini telah berganti malam.

Semua member Twice tampak sangat sibuk saat ini. Mereka harus menuju bandara menuju ke Jepang untuk melanjutkan tour mereka.

"semuanya ayo turun kebawah. Kita harus segera berangkat" perintah sang manager

Semuanya mengangguk. Berlahan satu persatu keluar dari dorm.

Dahyun dan Sana keluar paling akhir. Keduanya berjalan paling belakang.

"yakk unnie?!"

Sana menatap kekasihnya itu
"eoh wae?"

"Bukannya sudah pernah ku katakan untuk tidak berpakaian terbuka seperti itu?" Dahyun tiba-tiba berubah kesal. Dia baru memperhatikan pakaiana kekasihnya itu.

"terbuka? Apa maksudmu sayang? Aku tidak memakai pakaian terbuka"

"lalu ini apa?" Dahyun menyentuh bahu terbuka kekasihnya itu

"ayolah. Bajuku tidak seterbuka itu sayang. Hanya bagian bahu kiriku saja" jawab Sana

"aishh jinjja. Aku sudah memperingatkanmu!" ujar Dahyun lagi lalu berjalan lebih cepat menuju mobil.

Sana menghela napas. Dahyun berubah jadi posesif sekarang.

"Sana unnie cepat naik ke mobil" teriak leader

"ne"
.
.
Mobil telah tiba di bandara. Nampak jelas kerumunan para fans yang menunggu mereka.

Sana menghela napas saat Dahyun tidak menggubrisnya bahkan terkesan cuek. Bahkan meninggalkannya.

Tapi raut wajah harus dikontrolnya saat ini. Dia tidak ingin para fans mengabadikan wajah lesunya.

Senyum diberikannya.

Cahaya kamera seakan berlomba saat ini untuk mengabadikan foto-fotonya san membernya yang lain.

Mata menatap ke depan.
Punggung sang kekasih seakan kian menjauh darinya.

Hingga rasa sakit dan perih tiba-tiba Sana rasakan di bagian punggungnya.
Wajahnya mengkerut menahan sakit.

"wae unnie?" tanya Chaeyoung saat mereka berkumpul dan agak jauh dari kerumunan bidikan para fans.

"ani. Gwencana" jawab Sana tersenyum agar Chaeyoung tidak khawatir.

"waeyo?" Dahyun ternyata menangkap raut wajah tidak biasa gadisnya itu setelah berbicara dengan Chaeyoung barusan.

Meskipun dia sedang kesal, kesehatan Sana tetap jadi prioritasnya.

Sana tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya pada Dahyun.
"punggungku perih"jujurnya

"biarku lihat" ujar Dahyun

Sana lalu bergerak. Menunjukkan punggungnya.

Reflek raut wajah Dahyun terlihat begitu terkejut.

Reflek raut wajah Dahyun terlihat begitu terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
About us? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang