01. First Escape

7.1K 474 4
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💕


WARNING TYPO
&

HAPPY READING

"Nara anak yang baik, malah mendekatin sempurna dari paras ataupun bakatnya

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


"Nara anak yang baik, malah mendekatin sempurna dari paras ataupun bakatnya. Sayangnya ia bukan keturunan asli Wijayanto. Tak jelas juga siapa orang tuanya"

Perempuan itu menarik nafas untuk mencoba menenangkan amarahnya, ini bukan pertama kalinya ia mendengar gunjingan tentang dirinya yang merupakan anak angkat Lisa dan Adimas Wijayanto. Karena tak kunjung mendapatkan anak mereka berdua memutuskan mengadopsi Nara, membawa Nara saat usianya menginjak enam tahun. Keluarga kecil itu lalu tinggal di Bali karena Adimas harus mengurus perusahaan yang ada disana, dan juga Lisa yang menjadi seniman seni lukis, menguatkan alasan Nara harus ikut dan meninggalkan kampung halamannya yang ada di Jakarta. Nara tentu bahagia, orang tuanya sangat baik. Namun ia harus menelan pahitnya tak diterima dengan tangan terbuka oleh keluarga besar Wijayanto yang merupakan keluarga ayahnya, Adimas. Setiap kali bertemu dengan keluarga konglomerat itu, mereka mengucilkan Nara, tapi itu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan Lisa yang mendapatkan perkataan yang lebih menyakitkan dari pihak keluarga Adimas karena tak bisa memiliki anak.

Maka Nara terus berusaha menjaga nama baiknya, menjadi anak manis serta penurut, menempati rangking satu saat masih bersekolah, memenangkan kontes piano dan masih banyak lagi, termasuk menuruti setiap perkataan orang tuanya yang menginginkan Nara bergabung ke perusahaan. Itu semua ia lakukan karena Nara takut di tinggalkan lagi, dan setidaknya membantu Lisa agar ia bisa lebih percaya diri di hadapan keluarga Wijayanto.

Begitu keluar dari bilik toilet, Nara hanya tersenyum kepada bibinya yang tadi membicarakannya dengan penuh semangat, Nara melangkah keluar tanpa menoleh lagi hanya untuk sekedar melihat bagaimana ekspresi bibinya.

"Nara."

Perempuan itu menoleh ke belakang, tersenyum tipis begitu melihat Ibunya.

"Nanti setelah pameran selesai, kita ada makan malam dengan keluarga Basupati."

"Nara ada janji sama Alya, kit-"

"Mama udah janji kamu bakal dateng, ga enak kalau kamu ga deteng, apa lagi sama Papa kamu."

Nara akhirnya mengangguk, ia tak bisa membantah jika sudah menyangkut orang tuanya.

"Berbaur ya, Mama tinggal sebentar."

Tak ingin larut dengan yang menganjal di hatinya, perempuan itu akhirnya melangkah mengelilingi pameran, melihat lukisan yang di pamerkan meski semua lukisan itu telah ia lihat puluhan kali di studio lukis milik ibunya.

"Ups, I am sorry."

Nara hanya tersenyum dan mengatakan ia tak apa - apa kepada pria yanga tak sengaja menabrak punggungnya. Pria rupawan, tinggi, dan bermanik biru. Terlihat jelas pria itu bukan orang asli sini.

Sweet Ecsape [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя