24. Come Home 2

2.6K 257 7
                                    

Ayo jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊

WARNING TYPO
&
HAPPY READING

Suara gemericik air membangunkan Nara dari tidurnya, memperhatikan setiap sudut kamar dan teringat bahwa ia menginap di kamar Stevan, lalu menoleh kesamping dan tak menemukan Stevan disana, hingga Nara berasumsi yang di kamar mandi adalah Stevan, ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara gemericik air membangunkan Nara dari tidurnya, memperhatikan setiap sudut kamar dan teringat bahwa ia menginap di kamar Stevan, lalu menoleh kesamping dan tak menemukan Stevan disana, hingga Nara berasumsi yang di kamar mandi adalah Stevan, ia bisa tenang dan tak akan berpikir bahwa bisa saja itu adalah orang lain. Lalu pandangan Nara turun ke bawah, dimana bajunya dan baju Stevan semalam berceceran disana, ingatan tentang tadi malam kembali terbayang di kepalanya.

'Astaga! Aku benar - benar melakukannya.' Nara membatin begitu ia mengingat betapa ia mudah terbuai oleh bujuk rayu Stevan. Namun itu bukan suatu yang akan ia sesali, Nara memang menginginkan itu dan ia tak menyesalinya.

Sebelum Stevan keluar dari kamar mandi, segera Nara menggunakan kemeja milik pria itu yang paling dekat dengannya, Nara malu jika Stevan mendapatinya masih naked.

"Rise and shine Mrs. Collins!" seru Stevan begitu selesai mandi dan mendapati Nara telah bangun dan menggunakan kemejanya, "kamu pakai kemejaku?"

Nara tersenyum lalu meneguk air liurnya sendiri. Keluar dari kamar mandi, Stevan hanya menggunakan celana katun yang biasa ia gunakan jika berangkat kerja, bagian atasnya tak menggunakan apapun.

Sebelum menghampiri istrinya, Stevan melangkah ke sudut ruangan dan mengambil jus alpukat, "ini cukup untuk sarapan, kecuali kamu mau roti bakar yang sudah dingin."

"Engga, ini saja. Kamu ada kerjaan?" Nara mengambil jus tersebut dari tangan Stevan.

Stevan mengangguk, duduk disebelah Nara sambil merapihkan anak rambut yang menghalangi wajah cantiknya. Manik Stevan bergerak memperhatikan Nara, lalu tersenyum puas melihat Nara menggunakan bajunya. Kemeja yang telah kusut itu malah membuat Nara terlihat semakin cantik, sekaligus menggemaskan karena kemeja itu terlalu kebesaran di tubuh Nara.

"Ada apa?" Nara sedikit risik di lihat seperti itu.

"Tak ada. Tak boleh aku menatap istriku?"

"Jangan tatap aku seperti itu."

"Kenapa?"

"Kamu seperti mau menerkamku."

Stevan tertawa keras mendengar ucapan Nara yang terang - terangan. Ia lalu mengambil jus dan meletakannya di atas meja, Stevan mencondongkan tubuhnya dan mendekati Nara, membuat perempuan itu merasa terpojok, secara langsung ia menutup matanya. Lama tak merasakan apapun Nara kembali membuka matanya, yang ia lihat kini hanyalah Stevan yang sedang duduk di sofa dekat jendela sembari tertawa puas karena berhasil mengerjai Nara.

"Arg! Stevan!" Nara melayangkan bantal ke wajah Stevan namun berhasil di tangkis oleh pria itu.

"Apa? kau membayangkan aku melakukan apa?"

Sweet Ecsape [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang