22. Come Home

2.4K 269 19
                                    

Jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊

WARNING TYPO
&
HAPPY READING

Nara menundukan kepala dan merenungkannya, ia tak merasakan kebohongan dari apa yang Eric katakan, malahan ada rasa nyeri yang Nara rasakan setelahnya, dan Nara tak mengerti dengan reaksi tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nara menundukan kepala dan merenungkannya, ia tak merasakan kebohongan dari apa yang Eric katakan, malahan ada rasa nyeri yang Nara rasakan setelahnya, dan Nara tak mengerti dengan reaksi tubuhnya.

Setelah berpikir cukup lama Nara menjawab, "aku rasa itu bukan masalah besar, itu hanya bagian dari masa lalu Stevan."

"Aku pikir kau perlu tahu," sesaat Eric melirik Nara, "Nancy bisa dibilang cinta pertama Stevan, mereka berpacaran seperti kebanyakan orang, lalu berpisah karena Nancy di jodohkan oleh orang tuanya."

Erik menjeda ucapannya, ia meneguk kombucha sampai gelasnya habis. Ia kembali memeriksa ekpresi wajah Nara yang masih menunggu ceritanya.

"Sebenarnya perempuan itu pernah meminta Stevan membawanya kabur sebelum Nancy resmi menikah, namun Stevan tak ingin melakukannya, baginya hubungannya dengan Nancy sudah berakhir."

"Lalu apa yang terjadi?"

"Suicide. Nancy mengalami KDRT, suaminya ringan tangan sampai Nancy merasa tertekan, dan kau pasti tahu akhirnya seperti apa."

Nara tak menutupi keterkejutannya, ia melebarkan kedua matanya, ia kira Nancy masih hidup dan bisa saja mengantikannya sebagai istri Stevan Collins. Kini Nara mengetahui alasan kuat Stevan saat itu tiba - tiba melamarnya, selain alasan didesak oleh ibunya, Stevan ingin menebus rasa bersalahnya.

"Stevan selalu menyalahkan dirinya, ia menjadi sering ke bar dan berpesta sampai lupa waktu untuk berusaha melupakan kejadian itu. Namun setelah bertemu denganmu ia menjadi berbeda, Stevan seperti memiliki tujuan hidupnya lagi."

Lalu Eric berdiri dan memandang lagi Nara yang masih terkejut, "kau ingin bebas dari keluargamu dan Stevan juga ingin bebas dari rasa bersalahnya. Kini ia memiliki harapan baru denganmu, bisakah kau jangan terlalu egois Nara?"

Sebelum pergi Eric meletakan secarik kertas di meja, bertuliskan alamat sebuah hotel bintang lima yang tak jauh dari home stay yang Nara tempati.

Tak pernah Nara sangka bahwa Stevan memiliki cerita kelamnya yang tak pernah diketahui oleh Nara. Stevan adalah orang paling cheerful yang pernah Nara kenal, ia juga memperlakukan Nara dengan lembut dan terkadang membuat lelucon sampai membuat Nara tertawa. Masih segar diingatan Nara saat Stevan menghiburnya saat ia takut melewati taman bermain, karena hal sekecil itu membuat Nara merasa dilindungi dengan baik. Sesuatu hal kecil yang berefek besar untuk Nara.

Kini Nara membenarkan apa yang Eric katakan. Dirinya terlalu egois, terlalu memikirkan dirinya sendiri. Padahal selama ini Nara selalu diberikan peringatan melalui orang - orang yang ia temui tanpa sengaja, tapi Nara tak pernah menggubrisnya. Jika bukan karena Eric yang datang hari ini, mungkin Nara akan terus lari dan bersembunyi.

Sweet Ecsape [Completed]Where stories live. Discover now