28. Accident

2.4K 245 7
                                    

Ayo jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊

WARNING TYPO
&
HAPPY READING

Nara semakin yakin Daisy sedang marah kepadanya, Nara sudah mengabari bahwa ia akan mengunjungi Daisy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nara semakin yakin Daisy sedang marah kepadanya, Nara sudah mengabari bahwa ia akan mengunjungi Daisy. Namun mertuanya itu entah tak membaca pesannya, atau sengaja meninggalkan rumah agar tidak perlu bertemu dengan Nara.

Maka Nara memilih menitipkan buah tangan untuk Daisy ke Linda. Sebelumnya Linda menawarkan Nara untuk mempir, namun Nara menolak, ia memutuskan untuk segera pergi ke pusat perbelanjaan, maka dari itu Linda memanggilkan taksi agar Nara kembali dengan mudah.

Sembari menunggu Stevan bersiap, Nara berkeliling ke butik agar tak bosan menunggu Stevan menemuinya. Nara membeli mantel untuknya, dan syal rajut untuk suaminya. Berbagai dekorasi khas musim dingin semakin marak menghiasi jalan yang ia lewati, konser akhir tahun pun terpampang di setiap billbord, Nara ingin sekali pergi kesana bersama Stevan.

Mereka bertemu sesuai yang Nara pinta, sebuah restoran Itali menjadi pilihan Nara saat itu, entah kenapa ia tiba – tiba ingin Lasagna lagi. Mereka makan siang dengan tenang, baru setelah selesai menyantap makan siang Stevan menulai menanyakan tentang pertemuan Ibunya dan Nara.

“Lancar bertemu dengan nyonya Daisy?”

Nope. Mom tidak ada di rumah.”

“Mom memang seperti itu. Jika sedang marah akan mengurung diri di perpustakaan atau pergi ke luar dengan teman – temannya.”

Nara tertawa sinis, “kamu bikin aku yakin bahwa Daisy sedang marah kepadaku.”

“Kamu yang bilang mau mengurusnya seorang diri,” Stevan menaik turunkan alisnya, berharap Nara menyerah agar Stevan saja yang mengurusnya.

“Ya, ya. tenang saja, aku baru mencobanya satu kali.”

“Selesaikan dengan cepat. Jika sampai bertengkar hebat aku tak akan memikah siapapun.”

Nara menggelengkan kepalanya, “semoga tak sampai separah itu. Ayo pergi.”

Setelah membayar tagihan, keduanya berjalan berdampingan menuju swalayan yang tak jauh dari restoran tadi. Sepanjang jalan tangan Nara terus di genggam oleh Stevan, sementara Nara menyandarkan kepalanya ke pundak Stevan, tinggi Nara hanya sampai pundak Stevan, meski begitu Stevan tak masalah dengan tinggi badan Nara, justru baginya Nara semakin menggemaskan dan mudah di peluk.

“Stevan lihat,” seru Nara sembari mengambil bath bomb dengan warna – warna yang sangat memanjakan mata, “so cute!

“Belilah jika kamu suka.”

Nara mengambil lima bungkus bath bomb, ia mengambil semuanya karena bingung memilih, lalu memasukan belanja tadi ke troli yang didorong Stevan, mengikuti sang istri yang sangat antusias berbelanja. Membeli sabun, pembersih pakaian, bumbu dapur, makanan beku, sayur dan buah – buahan, juga beranekan cemilan.

Sweet Ecsape [Completed]Where stories live. Discover now