15. First Mistake

2.6K 261 7
                                    

Ayo jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊

WARNING TYPO
&
HAPPY READING

“Stevan tak mengajakmu bulan madu?”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Stevan tak mengajakmu bulan madu?”

Nara mengangguk dan bertingkah seakan itu bukanlah hal yang menganggunya, lalu menyeruput kopinya yang sudah tak panas, tak menyangka ia bisa menemukan salah satu kopi dari negeri asalnya, membuat Nara mengingat lagi kampung halamannya.

Hari ini Nara sedang keluar bersama Davina, mengobati rasa bosannya berdiam diri di panthouse, sejak siang kedua perempuan itu mengitari sekitar area perbelanjaan hingga berakhir di sebuah kedai coffe shop.

“Lalu kau juga tak memintanya?"

“Ya, lagi pula Stevan sangat sibuk.”

“Akan aku hubungi Eric untuk meliburkan Stevan,” ucap Davina sambil mencari ponselnya di dalam clutch.

Nara menghentikan pergerakan tangan Davina, ia rasa acara bulan madu tak perlu di lakukan oleh mereka berdua, “Tak perlu, aku dan Stevan belum tahu ingin pergi kemana.”

“Baiklah kalau begitu,” Davina menghembuskan nafasnya dan juga menyimpan ponselnya lagi.

“Jika boleh tahu, kalian saat berbulan madu pergi kemana?”

“New Zealand. Kami liburan disana sekitar satu minggu, Pemendangannya sangat indah, aku sarankan kau juga kesana bersama Stevan. Selama disana Dalton jadi hobi memancing, kami juga kamping di pinggir sungai, menyenangkan sekali!”

Nara ikut tersenyum melihat bagaimana antusiasnya Davina menceritakan pengalamannya saat berbulan madu, dan rona kebagiaan perempuan itu tak sedikitpun memudar. Siapapun yang melihat Davina pasti menginginkan berada di posisi tersebut. Di cintai dan dimiliki oleh seseorang.

“Apa Stevan mengijinkanmu bekerja?”

“Ya, aku sedang mencoba menulis. Bagaimana dengamu Davina?”

“Itu pasti menyenangkan! Awalnya juga Dalton mengijinkan, tapi semakin lama ia menyuruhku diam di rumah saja. Jadi aku harap kau tak akan bosan jika aku terus mengajakmu keluar.”

Nara tertawa kecil, “Tak akan, aku senang kau mau mengajakku.”

Davina tampak terkejut saat layar ponselnya menampilkan nama suaminya, Davina mengangkatnya lalu berkata ia sedang pergi bersama Nara, sementara perempuan yang sedang dibicarakan oleh Davina sibuk memandangi trotoar yang mana banyak sekali orang – orang hilir mudik, mereka berjalan terburu – buru karena hujan mulai turun membasahi bumi.

“Nara...aku harus pulang sekarang,” ucap Davina setelah mengakhiri laporannya kepada Dalton, ia merasa tak enak kepada Nara karena mereka baru saja duduk tiga puluh menit di kafe tersebut.

Sweet Ecsape [Completed]Where stories live. Discover now