23. A Kiss

2.7K 266 22
                                    

Ayo jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊

WARNING+17 Content

Bagi yang masih di bawah umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut bisa di skip.

HAPPY READING

Mendapati Nara yang tiba – tiba muncul dihadapannya membuat Stevan mengurungkan niatnya untuk keluar mencari angin, kini ia duduk berdampingan bersama Nara dengan Lasagna yang tak memerlukan waktu yang banyak untuk memesannya, tak lupa juga wine d...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mendapati Nara yang tiba – tiba muncul dihadapannya membuat Stevan mengurungkan niatnya untuk keluar mencari angin, kini ia duduk berdampingan bersama Nara dengan Lasagna yang tak memerlukan waktu yang banyak untuk memesannya, tak lupa juga wine dengan kualitas terbaik sebagai pendamping makan malam mereka, namun mengingat Nara yang mudah mabuk membuat Stevan berinisiatif menyediakan soda saja.

“Makanlah dulu, kamu pasti belum makan,” Stevan mendekatkan piring berisikan lasagna ke dekat Nara, ia sediri sudah terlebih dahulu menyantapnya.

Nara menerimanya, “Ya, nanti."

Suasana kembali hening, Nara akhirnya malai memakan makan malamnya itu untuk menghormati Stevan yang sudah memperhatikannya. Cukup lama keduanya saling diam, hingga Stevan memilih mengalah untuk memecah keheningan ini yang kelamaan membuatnya bosan.

“Kamu kemana saja?”

Nara meletakan kaleng soda setelah meminumnya setegu, “berkeliling di Indonesia meski belum terjelajahi semuanya, sebelum kemari aku pergi ke Tangkahan.”

“Tangkahan? Wow, kamu mendahuluiku. Menyenangkan selama disana?”

Stevan iri dengan Nara yang sudah pergi ke Tangkahan yang berada di Sumatra Utara, sayangnya Stevan  belum sempat pergi kesana.

“Ya, sungainya jernih. Kamu tahu tempat itu? aku kira kamu hanya tahunya Bali saja.”

“Hei! Aku ini juga suka travelling,” setelahnya Nara tertawa karena Stevan yang terlihat tersinggung, “aku tahu tempat itu dari temanku, dia ikut komunitas yang melestarikan Gajah Sumatra disana.”

“Pasti menyenangkan sekali.”

“Kau benar, karena itu kamu menikmati perjalanan ini?”

Nara mengangguk, “dengan begitu aku semakin merasa dunia ini sangat luas. Menyenangkan memang, tapi setelah aku jalani ternyata hidup seperti ini bukan yang benar – benar aku inginkan.”

“Lalu, hidup seperti apa yang kamu inginkan?”

Nara tak menjawab, ia mengalihkan perhatiannya ke jendela kaca yang menampakan suasana kota Jogja pada malam hari. Untuk pertanyaan tersebut Nara tak bisa menjawabnya, ia pikir hidup sendiri dan bebas adalah hal yang paling ia inginkan, namun beberapa hari terakhir Nara merasa gairahnya untuk hidup bebas tak seperti dulu. Bahasa mudahnya, yang Nara inginkan saat ini adalah sebuah tempat untuknya bisa pulang, dan Stevan sudah menawarkan akan hal itu. Sejak lama.

Sweet Ecsape [Completed]Where stories live. Discover now