(2)

100 11 0
                                    

Bel istirahat berbunyi dan menggema dengan nyaring di seluruh sekolahan.

Suara siswa yang bersahut-sahutan dengan gembira, terdengar di mana-mana.

Na Yoo menuju kantin dan mengambil makan siangnya. Untuk sesaat dia ragu untuk berjalan di antara meja-meja yang sudah terisi penuh.

Tetapi akhirnya dia juga melangkah. Ketika dia berjalan di dekat meja Mi Ra dan dua temannya, dia terjatuh ke lantai. Ada yang menjegal kakinya.

Na Yoo merasa kesal. Tetapi apa yang bisa dia lakukan. Dia mengambil tempat makannya yang isinya sudah tumpah kemana-mana.

"Tidak sopan. Siapa yang menjegalnya?"

Yoongi bangkit berdiri dan membantu Na Yoo.

Semua orang diam.

Yoongi memandang kumpulan meja Mi Ra. Mereka bertiga hanya tersenyum.

"Apa kau?"

Tatapan Yoongi langsung menuju Mi Ra.

"Siapa?"

Mi Ra pura-pura bodoh. Mi Ra bertanya kepada teman-temannya.

"Tidak ada yang menjegalnya."

Na Yoo menahan tangis. Dan beberapa saat kemudian berlari pergi meninggalkan kantin.

Yoongi dan yang lainnya hanya bisa memandang punggungnya yang mulai menjauh pergi.

*********

Na Yoo berdiri di depan ruang BK. Seharusnya dia segera masuk. Tetapi dia ragu-ragu sebentar.

Akhirnya dia membuka pintu dan masuk. Dia mendapati Jin seonsaengnim sedang membaca buku. Tetapi segera meletakkan buku itu di atas meja dan menghampiri Na Yoo.

Na Yoo duduk di kursi yang sudah di siapkan untuk anak-anak yang akan melakukan bimbingan konseling.

"Murid yang ada namun tidak terlihat."

Emosi Na Yoo muncul. Jengkel mendengar julukan itu.

"Saya permisi!"

Na Yoo bangkit berdiri.

"Kenapa?"

Na Yoo tidak melanjutkan langkahnya.

"Bapak mengatakan yang sebenarnya. Mengapa kau tersinggung?"

Na Yoo menatap Jin seonsaengnim tajam.

"Apa yang anda ketahui tentang saya? Anda hanya guru pengganti."

Tetapi, sepertinya Jin seonsaengnim tidak mendengarkan perkataan Na Yoo. Karena dia kemudian melanjutkan bicaranya.

"Lima bulan lalu, karena dirisak (dibully), kau di kucilkan anak-anak yang lain."

Jin seonsaengnim memandang Na Yoo.

"Kenapa? Apa kau sekarang merasa bersalah? Sebenarnya di dalam dirimu ada keinginan untuk membalas anak-anak itu."

Na Yoo terdiam. Pikirannya mulai kacau. Dengan lemah, dia terduduk kembali.

"Camommile itu akan membuatmu merasa lebih baik."

Na Yoo menatap gelas kaca yang sudah berisi air itu. Menatapnya dengan ragu-ragu. Kemudian meminumnya.

Na Yoo meletakkan gelasnya kembali di atas meja.

"Saya rasa ini sudah keterlaluan."

Suara Na Yoo bergetar.

"Yang di risak di paksa keluar sekolah, sementara yang merisak tidak di hukum. Berbeda memang. Tapi ..."

Jin seonsaengnim menatap Na Yoo.

".....sejak saat itu, Kim Na Yoo menjadi target mereka."

Terkejut. Na Yoo kembali menatap guru itu tajam.

"Apa itu yang di katakan wali kelas kepadamu?"

"Pentingkah itu? Wali kelas mu tidak peduli. Dia sebagai seorang guru, hanya memikirkan tentang gajinya gajinya."

"Hahhh ..."

Na Yoo mendengus tidak percaya.

Jin seonsaengnim masih memandangnya.

"Apa kau tidak ingin me restart semuanya yang di sini?"

Na Yoo memandangnya.

"Caranya?"

Jin seonsaengnim kembali tersenyum.

"Mulai sekarang, kau bisa memulainya dari awal."

Jin seonsaengnim duduk di depannya. Dia memberikan sebuah kertas dan bolpoint merah kepada Na Yoo.

Dan gadis itu membukanya. Kertas itu berisi denah tempat duduk di kelasnya dan setiap kotak yang menandakan tempat duduk peranak sudah berisi nama yang mendudukinya.

"Buat sendiri bagan pertemanan mu di sini!"

"Bagan pertemanan?"

Na Yoo memandang nya mencari kebenaran dan kepastian. Jin seonsaengnim menganggukan kepala meng iyakan.

Na Yoo mulai mencoba menggoreskan bolpoint merah itu dan membuat dua buah garis lurus yang menghubungkannya dengan nama Jung Su A dan Mi Na.

*************
















Gimana?
Bagus gk?
Koment ya?......

The Nightmare TeacherWhere stories live. Discover now