(6)

34 10 12
                                    

Jin seonsaengnim duduk di atas kursi malas yang berada di ruang BK.

"Melawan Kang Daniel sekarang, akan sangat kesulitan. Bapak akui itu. Tapi di kesempatan itu, bisa saja menghancurkanmu."

Jungkook yang sedari tadi hanya diam dan tidur-tiduran di sebuah sofa, yang memang khusus di gunakan untuk itu, menolehkan kepalanya ke arah Jin songssaeng.

"Bapak tahu apa tentang saya?"

Kemudian Jungkook menopang tubuh dengan tangannya.

Jin songsaeng memutar kursi malasnya yang tadi sempat di putar dengan tubuhnya, dan sekarang posisinya menghadap Jungkook.

"Tetaplah berbaring!"

Dan dengan patuh, dia kembali membaringkan badannya. Tetapi matanya tetap menatap Jin.

"Nah, nomor 2 SMA Yoran, Jeon Jungkook. Kau selalu kalah oleh Kang Daniel. Tapi kau sekarang lebih kuat dari Kang Daniel. Benarkan? Makanya, kau sekarang mengira bisa mengambil alih dan merebut posisi Kang Daniel. Tetapi kau hanya bisa memikirkannya saja......"

"Bukan hanya memikirkannya saja. Tetapi saya yakin bisa mengalahkannya."

Jungkook menyela perkataan Jin dengan kesal. Dan dia mengalihkan pandangannya ke langit-langit ruangan itu.

"Baiklah. Kalau begitu, lakukan saja."

Jin menghela nafas pelan dan kemudian menggoyang-goyangkan kursi malasnya dengan pelan.

Jungkook hanya diam. Dan Jin nelanjutkan ceramahnya.

"Kalau kau jadi ketua di sekolah ini, apa yang akan terjadi? Setelah kau mengalahkan Kang Daniel."

Jin memandang Jungkook. Dan laki-laki itu tampak berpikir.

"Menjadi bos ........ Anu, apa tak masalah ya, jika bapak membahas masalah ini?"

Jungkook menatap tajam ke arah Jin.

"Bukankah bapak harusnya bilang, 'jangan berkelahi'?"

"Jangan rusak suasananya! Hal menarik seperti ini, bapak bisa temukan dimana coba?"

Jin membicarakannya dengan nada ringan.

Jungkook memalingkan wajahnya lagi, dan kembali menatap langit-langit.

"Nah, anggap kau jadi bosnya, Jeon Jungkook, itu artinya kau bisa jadi lebih kuat lagi."

Jungkook mengigit bagian bawah bibirnya. Dan memandang Jin lagi.

"Bapak akan memberimu kesempatan."

Jungkook terlihat heran dengan ucapan Jin.

"Kesempatan apa?"

Jin mengerutkan bibirnya. Tanda bahwa dia tidak akan memberitahunya dengan mudah.

"Pergrlangan tanganmu!"

Jungkook memegang pergelangan tangan kanannya dengan heran.

Kemudian Jin bangkit berdiri dan mengambil sebuah stempel dari dalam laci mejanya.

Jin berjalan ke arah Jungkook dengan membawa stempel itu. Dia meraih tangan Jungkook. Dan meberikan cap dari stempel itu di pergelangan tangannya.

Di sana, sebuah gambar kepalan tangan yang tidak terlalu besar, tertoreh dengan pas, tanpa cacat. Dan di bagian bawahnya tertulis kalimat tantangan.

"Tantangan?"

Jungkook mengerutkan dahinya bingung.

"Kalau begitu, kita bertemu lagi jam segini!"

Jin menepuk-nepuk pelan jam digital di atas mejanya, yang terletak tidak jauh dari posisinya berdiri saat ini.

Jungkook memandang jam itu. Kemudian memandang Jin.





************























Lamakah, up nya????

Sibuk ujian bentar lagi nih!!!!!!

Tapi ada satu tmen setan yang suka ngehasut hamba buat up terus2an.....
Trus kapan hamba bljr yorobun?????

'Maaf nih, curahan hati seorang pelajar yg kyk di kejar deadline .....'
















The Nightmare TeacherWhere stories live. Discover now