(3)

28 3 4
                                    

"Jadi, siapapun yang bisa menggambarkan karakter ke dalam tulisan, meskipun kepribadiannya berbeda, tapi masih tetap memperlihatkan kepribadian penulisnya." Jin ssongssaengnim berjalan berkeliling di dalam kelas Kim Ye Shi, sambil menerangkan pelajaran sastra.

"saem (guru)?" tiba-tiba, Ji Soo mengangkat tangannya.

"Seandainya si penulis adah pembohong, bagaimana kelanjutannya? Bukankah itu artinya karakternya adalah bohong belaka?" Ji Soo menyindir Soo Bi yang langsung ditanggapi dengan kepalanya yang menunduk ke bawah.

Jin ssongssaengnim mengalihkan perhatiannya kepada Ji Soo. "Ah, inti membuat cerita adalah menarik minat dan perhatian pembaca."

Jin ssongssaengnim berjalan ke arah meja guru. "Meskipun kau mengatakan semua bohong, selama bisa menarik perhatian, semua hal itu akan benar. Setidaknya di dunia cerita." Kemudian, entah di sadari atau tidak, Jin ssongssaengnim melirik ke arah Soo Bi.

Soo Bi yang mendengar pernyataan Jin ssongssaengnim itu, merasa sedikit lega. Dia tersenyum. Dan kemudian kembali menundukkan kepala, kembali memfokuskan mata pada buku dan bolpointnya.

"Baik. Hari ini cukup sampai di sini dulu." Jin ssongssaengnim melihat jam tangannya, kemudian, matanya kembali terfokus pada para siswa.

"Nilai untuk tugas menulis cerita akan bapak bagikan sekarang." Jin ssongssaenim meraih setumpuk kertas dari dalam laci meja guru.

"Min Yoongi!" Yoongi berjalan ke depan kelas dan menerima lembar kertas kerjanya yang sudah berisi coretan nilai.

"Gomapseupnida, saem."

Yoongi membungkukkan badannya sembilan pulih derajat, dan kemudian kembali ke tempat duduknya. Di belakangnya sudah mengantri teman-temannya yang lain.

"Kim Namjoon!"

Kim Namjoon menerima kertasnya dengan senang.

"Tung .... Tunggu!"

Tetapi, tiba-tiba matanya menangkap angka sepuluh. Dia berhenti berjalan dan memandang Jin ssongssaemnim. Dan guru itu juga memandangnya.

"Maaf, saem... Saya rasa, ada yang salah dengan nilai saya." Namjoon menunjukkan kertasnya.

Jin hanya memandang sekilas kertas itu. "Tulisanmu tidak ada jiwanya. Hanya terpaku pada teori. Membaca tulisan sampahmu membuang-buang waktu ku."

Jin mengucapkannya dengan ringan sambil memandang Namjoon dengan tatapan santai. Seperti tidak ada yang terjadi.

"Bagaimana? Apakah bapak perlu membacanya ulang?" tatap Jin dengan nada yang tak kalah biasa.

Namjoon mendengus kesal. Dia menahan amarahnya yang sudah sampai di ubun-ubun. Dengan jengkel, dia membalikkan badan dan kembali ke tempat duduknya.

Yang terakhir adalah Soo Bi. Dia berjalan mendekat dengan takut-takut. Jin tersenyum ke arahnya. Dan gadis itu membalas dengan kaku.

"Dan yang ini adalah yang bapak suka. Hwang Soo Bi!"

Dan seluruh kelas bersorak-sorak dengan suara pelan. Soo Bi terkejut, tetapi juga senang.

"Berhubung bapak sudah siapkan hadiah. Nanti datanglah ke ruangan bapak!" Jin memberikan kertas ulangan Soo Bi.

"N .... Ne." jawab Soo Bi sambil menahan kegembiraannya.

"Ya, baiklah!" Jin langsung keluar dari kelas.

Di sudut yang lain, tetapi masih di dalam kelas, Ji Soo terdiam. Hatinya merasa kesal melihat Soo Bi mendapat perhatian mendadak seperti itu. Dan, tiba-tiba dia mendapatkan sebuah ide di kepalanya.

*********


The Nightmare TeacherWhere stories live. Discover now