(3)

89 10 3
                                    

Keesokkan harinya ........

"Na Yoo ...."

Na Yoo terkejut. Dia melihat siapa yang memanggil namanya.

Su A....

"Na Yoo, apa aku sudah mengerjakan PR bahasa inggris?"

"Eh, sud ..... Sudah."

Na Yoo menjawab canggung.

"Ah, syukurlah."

"Waeyo??"

"Aku tidak bisa mengerjakan bagian ini! Bisakah kau mengajariku?"

"N .... Ne."

Su A membuka buku bahasa inggrisnya. Dan menunjuk bagian yang dia bilang tidak bisa.

Na Yoo bingung. Dia merasa bahagia. Akhirnya ada yang memperhatikannya setelah sekian lama.

"Apa kalian semalam melihat Music Bank?"

Tiba-tiba Mi Na datang. Mengejutkan kedua gadis itu.

"Tidak."

Su A menjawab sambil menggelengkan kepala.

Akhirnya Mi Na dan Su A berceloteh panjang lebar di depan Na Yoo. Dan sesekali mereka mengajak gadis itu berbicara dan meminta pendapatnya juga.

"Yak! Apa-apa an kalian!"

Mi Ra datang dari belakang. Merasa heran dengan kedua temannya yang tiba-tiba mengajak Na Yoo berbicara.

Su A maju menghadap Mi Ra.

"Mi Ra, sudah cukup. Itu sudah berlalu."

Mi Ra melipat tangannya di depan dada. Dan mendengus kesal.

"Aku rasa dia juga tidak terlalu bersalah. Kita juga melakukan kesalahan" kali ini Mi Na yang mengatakan.

"Apa kalian lupa anak seperti apa dia?"

Na Yoo hanya diam.

"Semua sudah berlalu." Su A menjelaskan lagi.

"Sudahlah!"

Mi Ra pergi begitu saja meninggalkan mereka.

Na Yoo merasa lega. Dan seakan-akan beban hatinya terangkat. Dia merasa bahagia di bela.

Setelah bel istirahat berbunyi. Dia kembali menuju ruang BK, dan mendapati Jin seonsaengnim di sana.

"Apa aku bisa menambah kan garis bagan itu lagi?"

Jin seonsaengnim tersenyum. Na Yoo duduk.

"Tadi mereka akhirnya tidak menganggapmu orang yang tidak terlihat lagi. Apa kau belum puas?"

"Be .... Belum."

"Tapi tak ada yang tak mungkin."

Jin seonsaengnim menghampirinya dengan membawa sebuah kertas. Dan kemudian menyodorkannya kepada Na Yoo

"Apa ini?"

Na Yoo mulai membacanya. Lama-lama wajahnya terlihat sedikit ketakutan. Tetapi kemudian terlihat seperti awal.

"Akan saya lakukan."

Na Yoo menatap Jin seonsaengnim.

"Ap ... Apa saya harus menanda tanganinya?"

Ketika Na Yoo akan meraih bolpoint, tiba-tiba jari telunjuknya terluka dan mengeluarkan darah. Darah itu jatuh tepat di tempat yang seharusnya dia tanda tangani.

Darah yang jatuh diatas kertas itu secara ajaib membentuk namanya.

"Sudah selesai. Kontrak di sepakati."

The Nightmare TeacherWhere stories live. Discover now