(2)

25 5 0
                                    

"terus? wajah penguntit itu sempat kau lihat? terus seperti apa?"

"anu ..... itu...... keadaan di sekelilingku gelap, jadi aku tidak dapat melihat dengan jelas."

"lalu?"

"tingginya sekitar 180 cm, tubuhnya kurus, dan memakai tudung kepala."

"tipeku sepertinya. kalau dia memakai tudung kepala, itu berarti dia tampan bukan?" Lisa berbicara dengan antusias.

"tampan kepala mu!" Ji Soo yang duduk di pangkuan Lisa, menjitak kepala gadis itu.

"Banjang (ketua jelas), bagaimana menurutmu?" mengarahkan tatapannya kepada Kim Ye Shi yang diam sejak tadi. Entah, apakah dia mendengarkan atau tidak pembicaraan mereka.

"Emm... itu... seharusnya kita menginformasikan kepada pihak sekolah, sebelum terjadi apa apa kan?" Ye Shi mengutarakan pendapatnya.

"Kejadian apa-apa, apaan." Ji Soo memandang Lisa, kemudian berganti ke arah Lisa dan Ye Shi. Dan yang terakhir, ke arah si pencerita, Hwang Soo Bi.

"Hei! Jujur ya, seharusnya, jika ada orang semacam itu, harusnya kita sudah melihatnya duluan, kan?"

"Betul, tuh. Harusnya, jika ada orang semacam itu, kupotret duluan." tiba-tiba, Min Yoongi datang dan mengarahkan kameranya ke arah wajah Ye Shi.

Soo Bi terdiam mendengar kata-kata itu. Dia menelan ludah. Yoongi duduk di samping Ye Shi. Menggodanya, tetapi gadis itu menghiraukannya. Ye Shi memandang Soo Bi dengan tampang khawatir.

"Ngomong-ngomong, namchin (pacar) dan orang tuamu lasti khawatir?"

Soo memandang Ye Shi dengan wajah bingung. Ji Soo melihat gelagat Soo Bi yang gugup.

"Eh, itu... Ayahku dinas di luar kota. Ibuku sudah lama tidak tinggal bersama-sama denganku. Juga, sudah lama tidak menghubungi. Namchin ku di Boston." Soo Bi terlihat tersipu malu ketika mengatakan bagian tentang namchinnya.

"Oh, Boston.." Yoongi terlihat antusias denan petnyataan Soo Bi.

"Namchinmu, bukannya sebelumnya, kau bilang dia berada di New York, ya?" tiba-tiba, Ji Soo memandang Soo Bi heran.

Soo Bi terdiam. Seketika, semua anak, Ji Soo, Ye Shi, Lisa dan Yoongi, melihat ke arahnya.

"Ah, aku harus mengembalikan buku-buku ini ke perpustakaan. Aku permisi dulu."

Soo Bi bangkit berdiri, dan dengan terburu-buru, dia segera pergi. Meninggalkan mereka yang masih terheran-heran dengan kepergian Soo Bi yang tiba-tiba itu.

"Hidupnya ngenes banget ya." ucap Ji Soo tiba-tiba setelah Soo Bi pergi. "Kalau di tulis dan dijadikan buku, pasti jadi best seller."

********



The Nightmare TeacherWhere stories live. Discover now