20. Ya, aku terima.

3.2K 423 55
                                    

"Kok belum datang-datang nduk? Kata ibumu rumahnya cuma Kilisuci situ."

Pertanyaan budhe mengalihkan atensiku dari ponsel.

"Iya budhe ini masnya masih di jalan. Baru aja berangkat, soalnya tadi nunggu saudaranya yang belum datang."

Rasanya seperti mimpi. Hari ini benar-benar datang. Hari di mana aku akan dipinang oleh seseorang di usiaku yang masih 22 tahun.

Anehnya, perasaan nervous sama sekali tak ada. Rasanya seperti kosong. Aku benar-benar tidak merasakan kegugupan. Bahkan ketika para rombongan keluarga Mas Irshad sudah datang aku masih merasa kosong, pikiranku seperti melayang tak tau ke mana. Aku hanya berusaha memberikan senyuman manisku sembari bersalaman.

Hingga mataku bertemu dengan sosok tokoh utama di acara ini. Jantungku mulai bekerja lebih cepat. Debaran aneh yang menyenangkan mulai muncul. Tapi tidak bohong bahwa aku merasa bahagia, apalagi ketika aku melihat senyumnya.

"Ya ini maksud kedatangan kami ke sini cuma mau ngantar Irshad. Katanya kok naksir sama perempuan terus minta diantar. Gitu ya le?" Canda seorang laki-laki paruh baya yang aku tau adalah pakdhe Mas Irshad dari perkenalan keluarga tadi.

"Gimana ini masak mau minta perempuan aja nggak berani sendiri? Sampai pakdhenya suruh ngantar," candanya lagi.

Aku semakin tidak bisa menahan senyum ketika Mas Irshad hanya tersenyum sembari menatapku menanggapi candaan itu.

Aku semakin tidak bisa menahan senyum ketika Mas Irshad hanya tersenyum sembari menatapku menanggapi candaan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kegugupanku pun terus berlangsung. Apalagi saat acara dimulai.

Sambutan-sambutan dari masing-masing keluarga yang penuh candaan dan sarat akan kehangatan membuat kegugupanku berangsur berkurang. Hingga akhirnya sampai pada acara inti yang membuatku gugup kembali. Bahkan tanganku sampai berkeringat.

"Nama calonmu ini siapa, Shad? Pakdhe tadi kok lupa," tanya pakdhe dari Mas Irshad yang menjadi wakil dari keluarga besarnya.

Aku tau beliau sengaja ingin menggoda keponakannya.

"Padahal tadi Irshad sudah bilang ke saya waktu di mobil. Memang dasar kalau sudah kakek-kakek gini gampang lupa nggih bapak-bapak ibu-ibu."

Semuanya menyambut dengan tawa. Sementara aku hanya tersenyum kaku.

"Jadi siapa le nama lengkap calonmu?"

DEG.

Jangan bilang Mas Irshad selama ini tidak tau nama lengkapku. Bukankah akan sangat memalukan jika ia tidak tau. Masak iya waktu dikenalkan dia tidak penasaran dengan nama lengkapku? Tapi itu bisa saja terjadi kalau ia adalah orang yang super cuek seperti Irshad Maulana Adi.

"Atsnaita Yashinta," ujarnya pelan. Membuat perasaanku tiba-tiba menghangat.

"Panggilannya Atsna pakdhe," lanjutnya.

M A R R I E D ?  ?  ? Where stories live. Discover now