002

4.3K 633 46
                                    

+

pancaran sinar matahari yang masuk melewati celah tirai jendelanya sukses buat jeff buka mata. ia mendengus kesal begitu mendengar suara alarm ponselnya yang terus berbunyi dengan brutal. jeff mendecak, lantas beranjak dari kasurnya dan mematikan alarmnya dengan sedikit emosi.

jeff berbaring, menatap kosong atap kamarnya. benaknya terbawa pada kejadian semalam. setelah saling melemparkan sinisme satu sama lain dengan nata, dirinya lanjut mengerjakan tugas kuliah hingga jam empat pagi.

menghela nafas, jeff kembali memejamkan matanya. pikiran, tubuh, batinnya lelah luar biasa. jadi dia mungkin akan tidur lebih lama lagi hari ini. baru saja jeff hampir terlelap, tiba-tiba suara bel apartemennya berbunyi terus-terusan membuat jeff menggeram kesal.

"bangsat."

jeff mengumpat di balik nafasnya, kemudian dengan rasa jengkel ia beranjak dengan langkah ogah-ogahan. si adam membuka pintu apartemennya. disitu terlihat seorang gadis berambut sebahu menatapnya kelewat pongah dengan tangan menenteng kantung plastik berisi sampah.

sial. ini masih pagi. dan jeff sudah kembali berhadapan dengan gadis terkurang ajar yang pernah ia temui seumur hidupnya. nata berdiri di depan kamarnya dengan tatapan pongah. tangan nata menenteng sekantung sampah plastik. gadis itu menatap jeff dengan malas.

jeff mengangkat alisnya, perasaan jengkel masih merambat di dadanya begitu melihat wajah kelewat angkuh milik si gadis. "apaan?"

"gue bukan tempat penitipan sampah." nata menjatuhkan kantung berisi sampah itu di depan jeff. "lo tuh kebiasaan ya. besok-besok gak usah buang sampah di depan kamar gue lagi."

jeff mengernyit. kemudian mendengus, "yaelah, sekalian sih."

nata mencibir. "males. kalau dibayar buat ongkos sih iya aja tidak papi."

"dih, ogah."

"nah, sama. gue juga ogah buangin sampah lo."

jeff mendecak. "sekalian elah. apa salahnya sih nolongin tetangga?"

"okay. listen, jefferson-"

"its jeffrey." koreksi jeff sambil mendelik begitu nata salah menyebutkan namanya.

"whatever." nata memutar bola matanya malas. "nih ya, jeff. sampah gue dua kantong, ditambahin punya lo jadi tiga kantong. lo pikir nggak ribet bawa tiga kantong sendiri? gue gak sebaik hati itu. you're not my daddy, bro."

setelah itu nata memasukkan tangannya ke dalam saku jaket. tanpa menunggu jeff berbicara lagi, gadis itu segera berbalik, dan meninggalkan jeff yang hanya melirik punggung sempitnya dengan tatapan tidak bersahabat.

jeff mengepalkan tangannya. beruntung ia masih punya otak yang bisa dipakai, kalau nggak- ya mampus saja. gadis itu dipastikan sudah habis ditangannya.

+

bagai anjing yang mencari rumah, bagai perahu yang kehilangan arah. kini jeff menyadari bahwa cinta hanya menimbulkan luka jika dipaksakan.

sejak awal dia yang salah. jeff tau sejak awal hubungannya dengan jiho sudah tidak baik tapi jeff masih memaksakan tanpa mau memikirkan jiho sama sekali.

jeff patah hati, itu sudah jelas dan mutlak. tapi jiho juga sama sakitnya. ada alasan pada setiap perbuatan, maka jiho pasti juga punya alasan dari perbuatannya.

jeff memejamkan mata dan menghembuskan rokoknya. ia berusaha mengusir jiho dalam benaknya. ia berusaha mengusir jiho dari hidupnya. ia berusaha mengusir jiho dari hatinya. tapi itu semua tidak semudah itu. buat seseorang yang terlalu berpengaruh pada hidupnya, jeff jelas tidak bisa lupa begitu saja.

jeff menghela nafas. memundurkan jok kursi lalu meluruskan kakinya pada dashboard mobil. membiarkan kaca mobilnya sedikit terbuka, tujuannya memberi celah agar asap rokoknya tidak mengendap.

sekarang jam satu pagi, dan jeff menyempatkan diri untuk menyulut di dalam mobil sekali lagi sebelum pergi tidur. tidak sehat, namun jeff mana peduli.

menit-menit berlalu dan jeff hanya melamun menatap jendela mobil di depannya. namun, tanpa diduga ekor mata jeff menangkap sosok seorang gadis. lantas, kepalanya reflek menoleh. mendapati seorang nata yang tengah melintas di samping mobilnya menuju minimarket dengan plang 24 hours.

di sini, jeff sukses menegakkan badannya dan menyipit begitu melihat nata memasuki minimarket dengan langkah gontai. sekarang jam satu dini hari, apa yang gadis itu lakukan di hari yang terlampau larut ini?

"setau gue biasanya orang-orang yang masih bangun jam segini itu orang-orang yang bermasalah, loh."

jeff menghembuskan rokoknya, tanpa sadar mendengus pelan mengingat perkataan nata. entahlah ini hanya perasaannya saja atau apa, tapi ia bisa paham. jelas paham mengapa gadis itu bisa ada di sana. maka tanpa menunggu lama, jeff langsung keluar dari mobilnya dan berniat menghampiri gadis itu.

bukan apa-apa. tapi sama seperti apa yang dikatakan gadis itu- orang yang bangun dan berkeliaran di jam pagi itu adalah orang yang bermasalah.

dan nata jelas salah satu diantaranya.

+

+

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
aphroditeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora