009

2.2K 466 13
                                    

+

"halo sayang?"

suara lembut itu menyapa indra pendengarannya. nata merasakan pelupuk matanya memanas begitu bundanya tiba-tiba merentangkan tangannya, lalu memeluknya. nata bungkam. setelah sekian lama, kenapa baru sekarang?

kenapa baru sekarang bundanya datang kepadanya?

"hai- eum, bun." nata diam-diam menggigit pipi dalamnya, pelan-pelan membalas pelukan sang bunda. bunda tersenyum dan melepas pelukannya. kemudian matanya melirik ke belakang nata, menatap jeff datar. seketika senyumnya meluntur.

"siapa kamu?"

sialan. jeff gelagapan setengah mampus. bingung mau bersikap bagaimana. bundanya nata ini cantik keterlaluan namun aura intimidasinya kuat sekali. jeff betulan takut. kini jeff tau darimana mungkin sifat sarkas nata berasal. "saya- saya, s-saya temen kampusnya nata, tante."

"temen kampus kok bareng anak saya?"

double sialan. "o-oh nggak. ini saya ketemu nata pas pulang jadi bareng aja. kebetulan kamar saya disitu." jeff menyengir sambil menunjuk kamarnya yang berada di depan kamar nata. dirinya betulan serasa orang idiot. dan jeff merutuki kenapa bundanya nata datang di saat tidak tepat begini. "kalau gitu saya duluan ya, tante. mau ngurus tugas kuliah." ujar jeff. kemudian tersenyum manis ke arah nata. "duluan nata."

"ya, jeff. makasih."

jeff membungkuk sopan kemudian buru-buru masuk ke dalam kamarnya. meninggalkan nata dan bundanya berdua. nata berdeham. sekian lama dirinya tidak bertemu sang bunda, ini pertama kalinya setelah sebulan. jujur saja nata merasa canggung dan asing. nata total tidak lagi merasakan apa itu kehangatan begitu dengan bundanya. tidak lagi. bahkan tadi, ia sempat tidak mengenali siapa orang yang berdiri di depan kamarnya itu.

"ada apa, bun? tumben nengokin aku." ujar nata pelan. ia menatap bundanya yang tengah tersenyum tipis. kemudian bunda mengeluarkan amplop coklat dari tasnya, dan memberikannya kepada nata.

"bunda mau ngasih uang bulanan."

"lho?"

"kok, 'lho'?" bundanya tatap dia bingung. "gak seneng ya ketemu bunda?"

nata menggeleng cepat. "gak gitu. bukannya aku gak mau bunda di sini," ujar nata. "bunda kan sibuk. gak pernah ada waktu buat aku. jadi ya- nggak wajar datengin aku begini. pun, biasanya kalau mau ngasih uang bunda tinggal transfer. gak perlu repot-repot."

bundanya memgangguk. kemudian diam sejenak sebelum akhirnya menarik nafas panjang. "bunda cuma mau mampir, sayang. abis ini bunda mau pulang sebentar ke rumah. ada barang ketinggalan."

"oh."

setelah itu hening. nata menatap amplop berisi uang ditangannya. diam-diam nata mendengus pelan. bodoh sekali. dia tidak bisa dibohongi lagi. pasti ada maksud lain mengapa bundanya datang ke sini. ada sesuatu yang mungkin bundanya harus beri tahu dia.

"mau masuk nggak, bun? aku bikinin minum, sekalian ngobrol-ngobrol dikit." tawar nata. bundanya menggeleng.

"nggak, nata. bunda harus balik lagi ke kantor."

"kalau harus balik lagi kenapa bunda gak langsung ngomong aja?" ujar nata langsung. bundanya mengangkat alis. "kenapa- bunda diem? kalau ada sesuatu tuh ya bilang, bun. aku bukan cenayang yang bisa nebak pikiran bunda gitu aja."

skakmat. dan bundanya total dibuat bungkam oleh nata. nata mengangkat alis begitu bundanya justru tidak menjawab, malah mengabaikannya. kebiasaan.

"bun?"

"bunda mau ngasih tau kamu sesuatu tapi bunda takut."

"kenapa?"

"bunda takut kamu nggak bakal suka."

"tau dari mana?"

"bunda takut kamu nggak bisa ngerti."

"kenapa bunda asumsi begitu sedangkan bunda nyoba cerita aja belum?"

bundanya beralih menatap nata. "ini soal papah kamu, nata."

jawaban bundanya sukses buat nata diam dalam sekejap. tubuhnya seolah membeku. pikirannya mendadak macet. nata meremat amplop di tangannya. kemudian menarik nafasnya yang tersendat. "papah kenapa?"

"kecelakaan, tiga hari yang lalu." jelas bundanya. "lukanya cukup parah. papah kamu harus di rawat di sana. bunda udah nengok kemarin. dan katanya- papah mau ketemu kamu."

"kenapa papah mau ketemu aku?"

"bunda nggak tau." lanjut bunda. "sebenarnya bunda udah larang, tapi papah bener-bener mau ketemu sama kamu. setelah bunda pikir lagi, mungkin oke kalau kamu ketemu sama papahmu sebentar? tengok dia, nata. lagian kamu juga udah lama gak ketemu sama papah kamu."

"aku emang udah mutusin nggak mau lagi ketemu sama papah."

"nata." bundanya berujar dengan penuh penekanan. nata membuang muka, dirinya terlampau kesal dengan sikap bundanya yang selalu membela papahnya. "sebenci apapun kamu sama papah, dia tetep papah kamu."

nata memejamkan mata, lalu menarik nafasnya. kemudian gadis itu menghembuskannya dengan sedikit dongkol. "yaudah iya. liat ntar. aku usahain mampir. kasih tau aja alamatnya."

senyum bundanya otomatis merekah. wanita itu mengusap pelan rambut nata. "makasih ya, nak." ujarnya. kemudian bundanya membetulkan letak topinya dan menatap nata. nata mendengus. ia hanya diam begitu bundanya meraih tengkuknya dengan sedikit jinjit lalu mengecup dahinya lembut.

"jaga kesehatan. bunda pulang dulu."

+

kangen gak? aowkwokwoka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kangen gak? aowkwokwoka. makasih yang udah mau nunggu work ini, /give you all lots of love/ (*⁰▿⁰*)

aphroditeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang