016

2.3K 341 22
                                    

+

ayu memarkirkan mobilnya di depan rumah bernuansa abu-abu. wanita itu menyenderkan tubuhnya pada jok mobil. rumahnya terlihat gelap dan kosong. tentu saja, beberapa minggu ini ia sibuk bersemayam di kantor, lembur hingga tidak pulang demi mengerjakan tumpukan berkas yang tidak main-main banyaknya.

"bunda, boleh aku ngomong sesuatu sama bunda?"

"hm? apa?"

"lain kali tolong ya bun, jangan terlalu gaenakan sama orang. soalnya nanti orang jadi seenaknya sama bunda."

omongan nata siang tadi sukses menghantui benaknya tiba-tiba. ayu menghela napas, berat. terlalu berat. sedari dulu ayu memang tipe orang yang tidak enakan dengan orang lain. selalu menyepelekan sikap hingga akhirnya banyak yang memanfaatinya.

"makasih, ya, bun, makan siangnya. aku sayang bunda."

kemudian nata mendekat dan memberinya pelukan. ayu hanya bergeming. bahkan untuk balik memeluk anak gadisnya atau sekedar membalas 'bunda juga sayang kamu', ayu tidak bisa.

ini terlalu canggung dan asing.

atau memang ayu yang membuatnya menjadi demikian.

ketika nata melepas pelukannya siang tadi, di bibir si gadis terdapat senyuman yang terlihat tidak dibuat-buat. seperti senyuman terlampau senang. ayu tersenyum tipis. teringat dulu sewaktu nata lahir ayu sudah bertekad untuk menjadi ibu peri untuk putrinya. niatnya menjaga nata tapi kenapa justru dia sendiri yang berlari dan membangun dinding yang memberinya batas terhadap nata?

lagi, ayu menghela napas. wanita itu memutuskan untuk turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah.

ayu melepas sepatu haknya kemudian menyalakan lampu depan. perlahan kakinya melangkah masuk, entah kenapa, hal pertama yang ia tuju adalah kamar nata yang letaknya tepat di depan kamar ayu.

begitu pintunya dibuka, ayu melebarkan pandangannya. kamar nata kosong, tentu saja. barang-barangnya dipindah ke apartemen dekat kampusnya sejak ayu memberikannya izin untuk tinggal di sana. tadinya nata mau tinggal di kos-kosan saja dengan alasan apartemen itu mahal. tapi apapun buat nata, ayu akan senang memberikannya.

"kalau nanti nata udah besar, nata mau beliin bunda sama papah rumah yang gede banget!" nata kecil melebarkan tangannya ke samping selebar yang ia bisa. "biar bunda sama papah bisa berduaan terus."

ayu terkekeh pelan. lucu sekali ketika yang dulunya sedekat hati, sekarang justru sejauh matahari. oniks lebarnya beralih tatap tembok kamar nata yang dipenuhi coretan-coretan abstrak dari kerayon.

"ini huruf A. garis sebelah kiri bunda...." nata menjeda omongannya sembari menggambar garis miring. "sebelah kanan papah.... tengahnya aku. jadi deh!"

ah, ayu total rindu keluarga kecil hangatnya dulu.


+


"NGGAK ADA ANGIN, NGGAK ADA UJAN TIBA-TIBA UDAH BAWA CEWEK AJA LO!"

"pantes aja gua gak boleh deketin taunya lo sendiri yang embat!"

mina berteriak heboh sementara june mendengus sewaktu jeff dengan santainya menggandeng nata ke kampus siang itu. nata merutuk dalam hati. sialan, sialan, sialan. jeff kurang ajar! nata benci begitu menyadari ada banyak pasang mata yang menaruh atensi kepadanya.

maka nata hanya bisa bersembunyi di balik punggung pacarnya. batinnya terus-terusan mengumpat dan nata bersumpah akan menjambak rambut jeff nanti kalau sudah pulang.

"lo ngapain tarik-tarik gue sih." jeff mendengus begitu merasakan punggungnya diusak-usak, nata berusaha melepaskan gandengannya tapi jeff justru semakin kencang memegangnya. mina tersenyum antusias kemudian secara tiba-tiba menarik tangan nata yang digandeng jeff membuat nata kagetnya bukan main. "hai! nata ya? cantik banget. pantesan aja dari kemarin-kemarin jeff liatin lo mulu,"

"hah? oh, ehe. iya, kak mina. kak mina jauh lebih cantik aku sampe oleng loh. gaboong." nata menggaruk tengkuknya. tidak, nata tidak melantur. dia bicara apa adanya. mina satu-satunya mahasiswi berdarah jepang yang dikenal hampir seantero kampus.

"mina aja kali. santai sama gue gak papa."

"halah, sosoan panggil kak mina. biasanya gue dianjing-anjingin mulu lo, gak ada sopannya." jeff mendengus. nata melirik sinis.

"nat, kok lo mau sih sama jeff." timpal june tiba-tiba. jeff melirik. wah, mulai nih mulutnya nggak ada obat.

"gua kasih tau aja nih, ya. lo hati-hati jeff itu suka kelepasan. apalagi kalau pagi-pagi." june mengangkat-angkat alisnya. "lo tau kan kalau pagi, bangun tidur, laki-laki suka kenapa?"

mina melotot kemudian menoyor june yang tertawa-tawa tidak tahu malu. jeff memutar matanya dan june cekikikan lalu kembali bicara, "si jeff licik juga. tadinya gua tuh mau deketin lo eh gak boleh sama anaknya."

"bacot lo. udah sana lo masuk kelas sama jeff. nata sama gue aja." mina mendorong june. setelah itu menarik nata hingga nata kini berdiri di sampingnya. "sambil nunggu mereka berdua mendingan lo temenin gue, nat."

"dih, mau dibawa kemana?" tanya jeff. mina tersenyum.

"kemana aja. lagian gue mau ngobrol sama cewek lo masa gak boleh?"

nata terkekeh. kemudian mengibaskan tangannya. "hus hus, sana. gue sama kak mina."

"yaudah." jeff mendengus. "nanti telpon ya."

"ah, berisik lo bucin." june menarik kemeja jeff dan membawanya menjauh. sementara nata tertawa, sepersekian lupa, atau dia tidak menyadari kalau orang-orang di sekitarnya menatapnya penuh tanda tanya.

kok bisa orang seperti nata punya hubungan spesial sama jeff?

+

guys aku aktif di ig, usernamenya @veneupil, WKWKWKW siapa tau mau ngobrol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

guys aku aktif di ig, usernamenya @veneupil, WKWKWKW siapa tau mau ngobrol. biasanya aku nyap-nyap atau spoiler disitu.

fyi summer breath ( work jaehyun aku di part sebelumnya ) udah aku publish ayo cepetan mampir WKWKWK MASIH COMING SOON TAPI

aphroditeWhere stories live. Discover now