010

2.4K 474 22
                                    

+

"gua nggak ngasih sumbangan."

adalah hal pertama yang diucapkan jeff begitu lagi-lagi melihat nata berdiri di depan pintu apartemennya pagi ini. jam menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, dan jeff mungkin tidak akan bangun jika nata tidak menggedor pintunya dengan terlampau brutal.

nata memberengut tidak suka. ini jelas bukan sapaan hangat. maka tanpa ragu, tangan nata terangkat untuk menjabak rambut jeff kencang membuat pemuda itu mengaduh dan reflek menabok jidat nata hingga gadis itu terjengkang.

"ish, bajingan lo. lagian siapa yang mau minta sumbangan, hah??" nata total dengus pelan. setelahnya gadis itu angkat tangannya yang memegang bungkusan berisi nasi goreng yang ia beli di pinggiran jalan seberang. hanya modal dua puluh ribuan sudah bisa dapat nasi goreng dua tambah telur juga. "cuci muka lo. ayo sarapan."

jeff mengernyit sambil mengusap wajahnya yang masih mengantuk. ia menatap bungkusan di tangan nata dengan bingung. "kok tiba-tiba?"

"ini namanya usaha."

"apa usaha?"

"pendekatan."

jeff mengangkat alisnya. nata sukses dibuat tertawa pelan. "minggir dong gue mau masuk."

jeff mengerang kesal begitu nata mendorong dadanya agar menyingkir dari depan pintu, kemudian gadis itu masuk ke dalam dan mendudukan diri di kursi meja makan. "kok kamar lo lebih bagus dari punya gue?"

jeff mengabaikan perkataan nata. matanya memicing menatap nata garang. "jadi, lo mau apa?"

nata mengangkat bahunya. "makan bareng lah, kan nggak salah makan bareng gebetan." ujarnya santai. "buruan sikat gigi abis itu makan. gue yakin lo pasti baru bangun."

di tempatnya jeff berdiri, pemuda itu bersidekap. "kenapa?"

nata mengernyit. "kok kenapa? emangnya lo mau makan barengan sama jigong-"

"bukan itu." potong jeff, ia agak memberi jeda. "maksud gue- kenapa lo datengin gue? biasanya lo gak sesudi itu. buang sampah aja lo pelit. pasti ada sesuatu kan?"

nata mendongak menatap jeff balik. lalu mengangkat alisnya. "lo tau?"

"nggak. makanya nanya."

"anjing."

"ya lagian aneh. kalau gak tau ya nanya, mau sesat di jalan?"

"nggak perlu nasihatin gue."

"hoo, merasa dinasihatin?"

"diem ah." nata berujar ketus. kemudian membuka bungkus nasi goreng miliknya dan menyerahkan satunya kepada jeff. "nih makan. ntar siang gue mau minta tolong sama lo."

"ck. tuh kan. padahal lo tinggal ngomong doang." jeff mendesis sebal. "cepet. minta tolong apa?"

"nanti siang anterin gue."

"kemana?"

"rumah sakit." ucap nata, kemudian menatap jeff ragu. "gue mau ada- nengok bokap."

jeff mengangkat alis. sedetik setelahnya ia paham apa yang dimaksud oleh tatapan mata nata. "o-oh oke." jeff mengangguk. "tungguin, jangan makan duluan. gue mau siap-siap."


+


"jadi kemarin nyokap lo nyamperin lo karena ini?" di mobil, jeff buka suara. nata angguk pelan, setelahnya gadis itu teguk susu coklatnya yang barusan dibelinya di minimarket.

"iya. bunda bilang papah mau ketemu sama gue."

"buat?"

"nggak tau." nata angkat bahunya sambil terkekeh sinis. "gue kira bokap udah lupa kalau punya anak cewek."

"emang lo cewek?"

"nggak. gue laki berambut panjang."

"jayus anjing." jeff tertawa pelan. "jadi, udah berapa lama?"

"apanya?"

"terakhir ketemu sama bokap lo."

"oh." ada jeda, nata berpikir sejenak. "kayaknya pas gue kelas tiga smp. waktu itu papah janji bakal dateng ke acara perpisahan gue. nyatanya nggak. pelukan, ucapan, atau sekedar bunga pun papah nggak kasih."

hening sebentar. jeff sedikit lirik nata di sampingnya yang melayangkan dengusan pelan. "tau nggak sih? saat itu gue beneran mikir kalau bokap beneran lupa sama gue ataupun bunda. bunda selalu bilang ke gue buat gak benci sama bokap. tapi gue nggak bisa. apalagi liat bunda nangis tiap malem cuma gara-gara papah. gue- gak suka."

nata tatap lurus ke depan. menatap jalanan kota yang cukup padat. "makanya gue kaget waktu bunda bilang gitu. gue bahkan gainget kapan terakhir kali ngobrol sama papah."

jeff diam. kemudian sedikit tersenyum kecil. "gue juga sama."

nata total pasang serngitan bingung. "ya?"

"gue nggak pernah deket sama bokap." jeff angkat bahunya singkat. "bokap gue orangnya keras, kaku, cuek. nggak pernah suka anaknya main-main. jadi gue pikir, mungkin gue bisa deket sama bokap kalau gue nurutin kata beliau. tapi nyatanya nggak. semakin dewasa gue tau apa yang harus gue lakuin dan suka dibanding harus nurutin kata bokap. capek. gue gak mau hidup dikurung kayak gitu."

nata menengok ke arah jeff. matanya total pandang lelaki di sampingnya dengan kagum. "jeff lo tau gak sih kalau lo tuh keren?"

"tau. semua orang bilang gitu ke gue." ujar jeff. senyuman nata luntur. dalam hatinya sedikit nyesal memberi puji sekalipun itu memang benar. "nat, udah sampe."

"oh?" nata memandang sekitarnya. menyadari bahwa mereka sudah berada di area rumah sakit. "cepet amat anjir. yaudah deh. makasih jeff. lo kalau mau balik duluan-"

"siapa yang bilang gue mau balik duluan?" tanya jeff. nata mengerutkan dahinya. "cepetan turun. gue tungguin lo ngobrol sama bokap lo."



+

KAPAN LAGI VENELUPI FAST UPDATEAOWKWOK ╰(*'︶'*)╯♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

KAPAN LAGI VENELUPI FAST UPDATE
AOWKWOK ╰(*'︶'*)╯♡

aphroditeWhere stories live. Discover now