1

140K 5.2K 692
                                    

Tok..tok..tokk..

"Tunggu sebentar." Teriak Baekhyun dari arah dapur dan berjalan menuju pintu utama.

Tok..tok..tok..

"Sebentar."

Ceklek...

Pintu terbuka menampilkan dua orang laki-laki dengan tinggi yang berbeda, Dahinya mengernyit merasa tak mengenal dengan sosok asing tersebut.

"Selamat malam." Sapa laki-laki yang lebih pendek dengan senyum cantiknya.

"Ya, selamat malam." Raut kebingungan tercetak jelas di wajah Baekhyun.

"Kau pasti merasa bingung." Tebak Luhan di iringi tawa kecilnya. "Perkenalkan aku Luhan, Park Luhan tetangga barumu."

Baekhyun menerima uluran tangan Luhan yang sekarang ia tau ternyata orang yang membeli rumah kosong di samping rumahnya.

"Byun Baekhyun." Jawab baekhyun memperkenalkan diri sambil menunjukan senyum formalitas.

"Nama yang bagus, senang mengenalmu Baekhyun." Yang di sebut hanya menganggukan kepala.

"Ohh aku hampir lupa, Baekhyun perkenalkan suamiku juga."

"Sayang..." Luhan memberi kode agar Chanyeol menyapa tetangganya, yang segera di turuti oleh pria tinggi itu.

"Park Chanyeol." Tanpa luhan ketahui Chanyeol mengedipkan sebelah matanya, membuat baekhyun sedikit merona. Namun segera menguasai ekspresinya, Menjabat tangan chanyeol yang sedari tadi menggantung di udara.

"Baekhyun bolehkah kami bertamu sebentar kurasa kita bisa menjadi teman-- Aku membawa cake tiramisu untukmu, terimalah." Luhan menyodorkan cake yang sengaja ia buat untuk di bagikan kepara tetangganya yang baru sebagai bentuk perkenalan diri agar diterima dengan baik.

Baekhyun menerima cake yang dibawa luhan dan ia sedikit memundurkan tubuhnya mempersilahkan sepasang suami-suami itu untuk masuk.

Tanpa ragu Luhan melangkah masuk karena sudah mendapatkan ijin dari sang pemilik, di ikuti sang suami dibelakangnya.

Namun sebelum itu...

"Kau sangat sexy baekhyun." Bisikan Chanyeol membuat bulu kuduk baekhyun merinding, mendengar suara bariton itu cukup membuatnya terangsang.

Dengan cepat lelaki mungil itu menetralkan nafasnya, ia masih waras untuk tidak tergoda oleh suami orang apalagi dengan status tetangga. Tapi jika itu Park Chanyeol mungkin bisa dipertimbangkan.

Kakinya mulai melangkah, menyusul Chanyeol dan Luhan dan menpersilahkan keduanya duduk. "Mau ku buatkan kopi?"

"Aku tidak meminum kopi. Tapi jika kau tak keberatan boleh buatkan satu untuk suamiku."

Telinga baekhyun berdengung mendengar kata suami, suami dan suami tanpa harus diulang baekhyun tau jika pria tinggi dan tampan itu adalah suaminya.

"Baiklah tunggu sebentar." Baekhyun berlalu menuju pantri meletakan cake yang sedari tadi dipegangnya dengan asal.

Tangannya dengan trampil membuat kopi yang selalu tersedia jika ia kedapatan tamu, dan menuangkan jus kemasan ke dalam gelas beling yang berbeda.

"Tidak perlu repot-repot Baekhyun, kami hanya berkunjung sebentar saja." Protes Luhan saat melihat Baekhyun kembali dengan membawa dua minuman yang berbeda dan setoples makanan ringan.

"Tidak apa-apa sudah sewajarnya, silahkan di minum."

"Terimakasih." ucap suami istri itu bersamaan yang dibalas anggukan.

Baekhyun mendudukan dirinya di single sofa, menumpukan kaki kanannya di atas kaki kiri.

"Jadi hari ini kepindahan kalian kesini?" Tanya Baekhyun menghilangkan kecanggungan.

"Tidak, sejak dua hari yang lalu kami sudah tinggal. Bahkan kami sempat mengadakan acara syukuran dan mengundang para tetangga sayangnya saat itu rumahmu sedang kosong."

"Sayang sekali aku tidak bisa datang ke acaramu, dua hari lalu aku sedang ada pekerjaan dan mengharuskan untuk menginap."

"Hmm tidak apa-apa, Ngomong-ngomong apa kau tinggal sendiri? ku melihat rumah ini tampak begitu sepi, dan sekarang hanya ada kau."

"Luhan." Chanyeol yang sedari tadi hanya diam mendengarkan, kini menegur istrinya.

"Oh maaf baekhyun aku hanya bertanya jika kau keberatan kau boleh mengabaikannya." Luhan meringis kecil sadar akan ketidak sopanannya.

"Aku memang tinggal sendiri, Keluarga ku tinggal di desa."

"Kau berasal dari desa?"

Anggukan kepala Baekhyun layangkan sebagai jawaban.

"Aku juga berasal dari desa namun semenjak menikah aku harus tinggal di kota mengikuti suamiku ini." Luhan menautkan jarinya dengan jari Chanyeol membuat Baekhyun berdecih dalam hati.

"Pamer."

Keduanya terus melanjutkan perbincangan, tentunya diiringi dengusan sebal Baekhyun dan sikap pamer Luhan yang sok romantis dengan sang suami.

Walaupun begitu baekhyun sedikit banyaknya merasa nyaman berbincang dan berbagi cerita bersama Luhan.

"Kau sudah mengantuk?" Obrolan keduanya terhenti saat mendengar sosok lain menguap karena terabaikan.

"Menurutmu?" Chanyeol memberenggut.

"Aigo tuan park ini senang sekali merajuk." Luhan mencubit gemas kedua pipi Chanyeol.

Keduanya segera berpamitan karena memang jam sudah menunjukan pukul 11 malam yang artinya sudah 3 jam lebih mereka bertamu.

Baekhyun mengantarkan tamunya hingga ke depan pintu rumah karena luhan menolak untuk di antar sampai ke pagar depan.

"Hyung pamit, sering-sering mainlah ke rumah." luhan memeluk baekhyun sebagai tanda perpisahan.

"Tentu."

"Saya juga pamit baekhyun, terimakasih atas jamuannya."

"Kau ini selalu saja formal, baekhyun kan sudah menjadi adikku." luhan protes atas sikap suaminya yang selalu bersikap formal dan ia segera berbalik melangkah pulang.

"Lain kali saat menerima tamu jangan memakai baju seperti ini jika tak ingin di terkam."

"eungh......" Lenguh baekhyun saat menerima remasan di pantat berisinya.

Baekhyun memperhatikan penampilannya sekarang yang hanya mengenakan kemeja bergaris yang kebesaran ditubuhnya. Oh astaga baekhyun lupa tak mengenakan celana dalam.

Chanyeol menyeringai dan menyusul istri cantiknya yang sudah 3 langkah lebih dulu berjalan di depannya.

"Menarik." Gumam Baekhyun.

TetanggaWhere stories live. Discover now