31

28.5K 1.7K 739
                                    

Gue malu sama kaliam karena sering bgt ngasih PHP...

Maaf bgt ya bru bisa up, jujur gue lupa sama alur ceritanya. Gue nulis cuma lanjutin yg ada d draft aja.... Klo gak nyambung tolong d maafkan ya??

Makasih buat yang masih setia nunggu cerita ini. Lope banyak² buat kalian..





"Umma apa Chanyeol akan baik-baik saja?" Baekhyun menatap ibunya yang tengah menggendong sang putra, Park Changkyun.

Nama yang di berikan Chanyeol tersemat manis pada bayi laki-laki pertama penerus keturunan Park sebelum Baekhyun tersadar dari koma.

Nyonya Byun menghela nafas berat, lalu ia menghapiri dan duduk di samping Baekhyun yang masih terbaring di bangsal rawatnya. Sebenarnya Baekhyun sudah merasa lebih baik pasca koma, hanya saja jahitan di perutnya yang belum mengering mengharuskan ia untuk tetap berbaring selama beberapa hari.

"Umma tau kau khawatir nak, tapi umma percaya jika Chanyeol akan baik-baik saja karena dia masih memilikimu, Changkhyun, dan putri kecilnya, Park Hyuna.

"Park luna." Sanggahan Baekhyun membuat umma Byun mengernyit.

"Mendiang Luhan yang menitipkan nama itu padaku." Lanjut Baekhyun menerawang mengingat kembali pertemuan terakhirnya dengan Luhan.

Umma Byun mencoba mengerti, semua kehendak yang maha kuasa jika memang seperti itu jalannya ia sebagai orang tua hanya bisa mendukung dan memastikan kebaikan hidup putranya.

"Tapi umma, aku takut--"

"Sssssyuuttt." Umma Byun menempelkan telunjuknya di bibir Baekhyun. "Jangan berbicara apalagi memiliki pikiran seperti itu Byun. Jika kau takut bahkan ragu, lalu siapa yang akan memberikan semangat penuh padanya."

"Ingat suamimu masih dalam berduka, jaga perasaannya jangan membahas hal-hal yang membuat kalian rumit. Chanyeol baru saja kehilangan jadi sangat wajar jika dia sedikit berubah, dan tugasmu sebagai istri harus mendukung penuh jangan sekali-kali merasa ragu hilangkan semua semua rasa khawatirmu, kau mengerti?"

Baekhyun mengangguk patuh walau jauh di lubuk hatinya ia merasa sangat khawatir.

Ceklek..

Baekhyun dan umma Byun mengalihkan pandangannya pada dua pria berdeda umur yang baru saja memasuki ruangan.

"Kenapa hanya kalian berdua? Dimana yang lain?" Tanya Baekhyun tak memberi kesempatan untuk tuan Byun dan Kai sekedar berbasa-basi.

Kai memberikan penjelasan jika ibu mertua Baekhyun harus beristirahat karena sempat tak sadarkan diri saat proses pemakan berlangsung.

"Lalu Chanyeol?"

Keduanya saling melirik, inilah yang mereka takutkan saat Baekhyun menanyakan keberadaan Chanyeol.

Tuan Byun mendekati bansal sang putra, mengusap rambut hitam legam Baekhun dengan sayang.

"Appa mohon pengertianmu nak, Chanyeol sedang membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya sendiri."

Inilah yang Baekhyun cemaskan ia takut jika Chanyeol akan bersikap seperti ini dan mengabaikannya dan dugaannya benar-benar terjadi.

"Nak--"

Baekhyun menghela nafas sebelum akhirnya memotong ucapan ayahnya. "Aku mengerti appa. Aku lelah mungkin tidur akan membantuku segera pulih, tolong bangunkan aku jika Chanyeol sudah datang."

Enggan memberikan komentar lebih, Baekhyun memilih memejamkan matanya, jelas kentara sebuah kekecewaan terpancar dari raut wajahnya

Melihat putranya memejamkam mata tak ada yang bisa tuan Byun lakukan selain memberikan pengertian (juga) untuk Baekhyun, lantas ia menarik selimut yang di kenakan sang putra sebatas dada lalu mengecup dahinya.

TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang