20

28.5K 1.7K 187
                                    

"Umma.. Tambah." Baekhyun menyodorkan mangkuk nasinya ke arah Byun Yoona, Ibunya.

Ketiga orang itu hanya bisa menggelengkan kepala melihat nafsu makan Baekhyun yang besar. Bahkan Chanyeol mengira jika itu sifat asli calon istrinya jika sedang berada di rumah.

"Berhentilah makan Byun, atau perutmu sebentar lagi akan bergelambir lemak."

"Umma ini pelit sekali, apa salahnya jika aku ingin menambah? lagi pula aku rindu masakan umma yang lezat ini." Beo si mungil memberenggut.

"Kau sudah menghabiskan tiga mangkuk nasi beserta lauk pauknya Baek! Umma tak masalah jika kau ingin menghabiskan semuanya. Tapi umma malas mendengar rengekanmu karena berat badanmu naik dan kau tak akan di beri jadwal pemotretan, kau mau itu terjadi?" Ancaman yang di lontarkan Nyonya Byun sama sekali tak di gubris.

"Bayiku masih menginginkannya umma. Sepertinya dia kelaparan."

"Bayi? Bayi apa maksudmu?" Tanya Byun Yunho penasaran.

"Bayi yang ada dalam perutku appa, anakku dan Chanyeol. Benarkan sayang?" Jawab Baekhyun santai dan tersenyum kearah kekasihnya.

Sementara Chanyeol meremas sumpit yang dipegangnya dan menelan ludah gugup mendapat tatapan seolah ingin mendapat penjelasan dari dua orang dewasa itu.

Si putra Park itu berdehem sebentar untuk menetralkan kegugupannya. Ia menyimpan sepasang sumpitnya dan balik menatap kedua orang tua Baekhyun secara bergantian.

"Tuan Byun sebelumnya perkenalkan Saya Park Chanyeol kekasih putra anda, dan mengenai Bayi memang benar adanya jika Baekhyun saat ini tengah mengandung bayi kami dan usianya menginjak 6 minggu."

Chanyeol kembali menghela nafas sebentar.
"Untuk itu kedatangan saya kesini, saya ingin meminta restu pada anda dan nyonya Byun agar merestui dan mengijinkan pernikahan kami."

Terkejut? Tentu saja. Bagaimana bisa anaknya hamil oleh seseorang yang sudah memiliki istri! Apa lagi pria muda di hadapan mereka adalah anak dari pengusaha besar. Yang sudah berkali-kali masuk berita atas keberhasilan di dunia bisnisnya.

Jelas mereka tak ingin Byun Baekhyun putranya di sebut sebagai pria penggoda.

"Tuan saya mohon jangan salahkan Baekhyun karena insiden ini. Semuanya salah saya karena saya yang telah memaksakan diri memasuki kehidupan putra anda. Sehingga kami tak bisa menghindari perasaan yang tumbuh di antara kami."

"Bagaimana bisa kau meminta restuku saat kau sendiri telah memiliki istri putra Park?" Tuan Byun meninggikan suaranya, sehingga mengalihkan fokus si mungil yang sedari tadi memasukan makanan ke mulutnya.

"Maafkan saya Tuan, tapi saya mencintai putra anda."

"Lalu bagaimana dengan istrimu? Kau tak memikirkan perasaannya? Kau tak memikirkan mertuamu? Kau tak memikirkan perasaan kami sebagai orang tua?" Timpal Nyonya Byun.

"Saya akui saya bersalah Nyonya, tapi bukankah lebih buruk lagi jika saya tidak menikahi Baekhyun? Bayi itu akan lahir tanpa ayah."

"Tanpa kau kami masih bisa membantu Baekhyun merawatnya. Jangan libatkan anakku dalam kehidupanmu Park, Bagaimana jika media tau kau memiliki istri lain? Aku tak mau anakku menjadi bahan gunjingan masyarakat."

"Jadi pulanglah dan jalani kehidupanmu dengan benar." Putusan Tuan Byun menolak memberikan restu.

"Hiks..hiks....."

Baekhyun terisak kecil, wajahnya menunduk memperhatikan usapan tangan di perutnya. "Maafkan aku appa, umma. Maafkan aku karena telah mengecewakan kalian. Hiks..hiks..."

TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang