6

75.5K 3K 450
                                    

Gue back !!!
Sory kalo up kali ini gak panjang kaya biasanya. Dan sory bgt klo ceritanya amburadul gak sesuai apa yang kalian harepin.
Selamat membaca !!

Setelah sarapan bersama akhirnya Chanyeol di ijinkan pulang dari rumah Baekhyun.

Chanyeol jalan mengendap-ngendap takut-takut jika Luhan akan memergokinya. Nasib baik sedang memihak padanya ketika sampai rumah pun ia tak menemukan keberadaan istrinya.

Pria tinggi itu bergegas ke kamar untuk mengambil handphone dan menghubungi istrinya yang mungkin masih mencarinya. Seberuntung itu si Park ini memiliki istri sebaik Luhan.

"Sayang kau dimana?" Tanya Chanyeol setelah terdengar sapaan Luhan dari seberang telepon.

"..............."

"Aku berada di rumah semenjak pagi apa kau sama sekali tak melihat suamimu yang tampan ini?" Goda Chanyeol.

"............"

"Baiklah aku bersiap dulu."

Chanyeol mematikan sambungan teleponnya. Pria tinggi itu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuk. Ia memegangi dadanya yang masih berdetak tak normal, seulas senyum terpatri di bibirnya.

"Byun Baekhyun.. Dia indah." Ucapnya dengan masih tersenyum.

Chanyeol sedang berkeliling memutari supermarket mencari keberadaan istrinya yang minta untuk dijemput. Sesekali ia berdecak kesal saat Luhan tak bisa di hubungi.

Istrinya yang dikira sedang mencarinya ternyata malah sibuk berbelanja, jika Chanyeol tau dari awal mungkin saat ini ia masih bersama Baekhyun dan tak perlu cemas mengkhawatirkan Luhan.

"Baekhyun......."

Pria tinggi itu mengenal teriakan tersebut. Ia menoleh dan mendapati istrinya yang sedang melambai pada sosok mungil yang sekarang sudah mengisi bagian hati Chanyeol yang lain.

Baekhyun tersenyum dan balas melambai pada Luhan. Namun ia sedikit mengernyit saat melihat Chanyeol berjalan mendekati Luhan.

"Pantas saja Chanyeol-ku ingin cepat-cepat pulang ternyata pergi dengan si pendek ini." Batin Baekhyun.

Ia meremas keranjang yang baru berisikan beberapa barang belanjaan saat netranya melihat Chanyeol yang tengah mengecup bibir Luhan. Buru-buru ia meninggalkan pasangan yang sedang menebar keromantisan itu tanpa tau jika Chanyeol baru saja menemui Luhan.

"Baekhyun tunggu." Panggil Luhan namun Baekhyun enggan menoleh dengan berpura-pura memilih barang di depannya.

Sebuah tepukan pada punggungnya membuat ia mau tak mau harus menoleh.

"Kau tak bilang akan kemari. Padahal kita bisa pergi bersama." Ucap Luhan menunjukan wajah memberenggutnya.

"Aku baru menyadari jika aku kehabisan bahan makanan saat kau pergi." Luhan hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar penjelasan Baekhyun.

Kedua pria mungil itu melanjutkan acara berbelanja mereka sampai menghabiskan 2 jam lamanya.

"Chan bisa kah kau membantuku membawa keranjang ini?" Ucap Baekhyun menyodorkan keranjang belanja yang hampir penuh.

"Memangnya kau tak bisa membawanya sendiri Baek? Suamiku tentu akan membawa troli belanjaanku yang lebih banyak darimu." Jawab Luhan sambil menahan tangan Chanyeol yang akan mengambil keranjang belanjaan Baekhyun.

"Kau hanya tinggal mendorong troli Luhan, tentu lebih berat aku yang membawa keranjang. Lebih baik suamimu itu membantuku." Baekhyun tak mau kalah dengan Luhan.

"Kenapa kau tak pindahkan saja barang belanjaanmu ke troli?"

"Itu merepotkan. Lagi pula kenapa kau manja sekali? Suamimu saja tak keberatan."

"Hentikan..! Kalian tak malu diperhatikan oleh banyak orang?" Chanyeol melerai perdebatan keduanya saat Luhan akan menimpali ucapan Baekhyun.

Kedua pria mungil itu meringis kecil melihat banyaknya pasang mata yang memperhatikan aksi mereka.

Chanyeol memijit pangkal hidungnya, baru ada niatan untuk menjadikan Baekhyun sebagai istri kedua saja sudah pusing seperti ini apa lagi jika Baekhyun benar-benar resmi menjadi istrinya mungkin keadaan rumah setiap harinya akan ramai dengan perdebatan mereka.

Pria jangkung itu mengambil keranjang yang di pegang Baekhyun, menaruhnya di atas troli yang di gunakan Luhan. Lalu setelahnya ia mengambil alih troli tersebut mendorongnya ke arah kasir.

"Sayang aku belum selesai berbelanja." Luhan mengejar Chanyeol dan di ikuti oleh Baekhyun.

"Sudah cukup Luhan, kau hampir mengisi satu troli penuh apa lagi yang kau butuhkan?" Jawab Chanyeol sambil menunggu total belanjaan Luhan dan Baekhyun yang tengah dihitung oleh penjaga kasir.

"Tapi...."

"Sebagai istri seharusnya kau bisa menghemat Luhan. Jangan terlalu sering menghambur-hamburkan uang suami." Cela Baekhyun memotong ucapan Luhan.

"Justru karena itu, Tugasku sebagai istri harus bisa menghabiskan uang suami. Karena jika aku tak bisa menghabiskan uang suami maka akan ada istri-istri lain yang akan menghabiskan uang suamiku."

Baekhyun merasa tertohok dengan ucapan Luhan. Ia hanya tersenyum kecut sambil mengambil kantung belanjaan miliknya yang sudah di bayarkan Chanyeol.

"Kau pikir aku mau di bayarkan suamimu? Suamimu sendiri yang membayarkan belanjaanku." Desis Baekhyun menahan kesal karena merasa tersindir dengan ucapan Luhan.

Luhan mengernyit bingung tak mengerti dengan apa yang di bicarakan Baekhyun. Ia sama sekali tak mempermasalahkan jika suaminya membayarkan belanjaan Baekhyun bukan kah bertetangga harus saling berbagi?

Memang dasarnya Luhan yang terlalu polos atau memang bodoh sehingga tak menyadari jika ucapannya membuat Baekhyun tersindir.

"Baek sepertinya seharian ini kau sangat sensitif, apa kau sedang butuh yang bersayap atau yang biasa?" pertanyaan polos Luhan mampu membuat Baekhyun semakin kesal.

"Kau kira aku wanita? Tolong di ingat Park Luhan aku ini pria tolong di catat P-R-I-A, dan aku memiliki belalai sama sepertimu." Setelah mengatakannya dengan sedikit emosi Baekhyun berjalan cepat meninggalkan sepasang suami istri itu. Mengabaikan teriakan Luhan yang memanggilnya.

"Bersayap, wanita dan berbelalai? Apa maksudnya?" Gumam Chanyeol tak mengerti.

"Kau tak akan mengerti, ini urusan pria." Jawab Luhan yang mendengar gumam-man Chanyeol.

Hei apa Luhan sedang bermimpi tak sadarkah jika lelaki tinggi disampingnya juga seorang pria?

"Sudahlah ayo antar aku membeli yang bersayap untuk Baekhyun." Ajak Luhan mengabaikan protesan sang suami.

TetanggaWhere stories live. Discover now