AB #2

22.3K 3.2K 508
                                    

Baekhyun turun dari mobil mewahnya setelah pintu di buka oleh Jinhwan, Wonwoo masih bernafsu untuk menghabisi wanita itu hingga pria cantik itu tak tega harus menghentikannya.

Kaki jenjangnya yang terbalut jeans hitam ketat melangkah dengan anggun namun terkesan angkuh. Sesekali tangan putih nan mulusnya membenarkan jas hitam yang melapisi kemeja hitam yang dua kancing atasnya ia buka, memperlihatkan tulang selangka Baekhyun yang begitu menonjol.

Masuk ke dalam sebuah gedung apartemen miliknya. Dari lantai bawah sampai atas adalah miliknya. Dirinya beserta sang tunangan, juga anak buahnya tinggal disana. Diberi tunjangan, rumah, gaji yang besar, membuat mereka yang bekerja dengan Baekhyun menjadi betah.

"Masuklah ke apartmentmu, Taeyong-ah. Aku sudah aman disini." kata Baekhyun kepada Taeyong yang masih Setia berada disisinya kemanapun ia pergi.

"Baik, Tuan Muda. Selamat malam, semoga anda bisa tidur dengan nyenyak." kata Taeyong sembari menundukkan kepalanya.

Baekhyun tersenyum menepuk kepala yang masih menunduk padanya itu. "Kau sudah bekerja keras. Berkencanlah, lain waktu. Bukankah ada pria yang mendekatimu?"

Taeyong sontak mengangkat pandangannya dan menatap kaget Baekhyun yang menggoda dirinya.
"T-tuan Muda."

"Terimalah cintanya, aku juga ingin melihat adikku ini menikah." kekeh Baekhyun di akhir dan Taeyong hanya bisa bersemu merah membuat pria cantik itu senang bisa melihat ekspresi lain dari pria yang lebih dua darinya.

Setelah berpamitan dengan Taeyong, Baekhyun kembali melanjutkan langkahnya. Apartemennya berada di lantai paling atas, dimana ruangan di dalamnya dibuat khusus untuknya dengan pengamanan teknologi sangat canggih.

Raut wajahnya dalam sekejap berubah menjadi datar. Ia segera masuk ke dalam lift khusus yang langsung mengantarkannya ke lantai atas. Di dalam lift ia bisa melihat pantulan dirinya dinding besi tersebut, manatapi refleksi dirinya dengan tatapan datar.

"Aku ingin segera mengakhiri ini semua."

Ting


Dinding besi itu terpisah lalu Baekhyun segera melangkahkan kakinya keluar dari kotak besi itu. Tak ada helaan napas yang terdengar, suara ketukan sepatu kulitnya pun kecil hingga tak menimbulkan gema di ruangan sepi itu.

Kakinya berhenti melangkah dan berdiri di sebuah pintu berwarna hitam yang terlihat mewah namun juga terkesan misterius. Tak ada nomor disana dan hanya tertera gambar phoenix dengan warna emas yang dikelilingi oleh cahaya yang nerawarna putih bersinar.

Tanpa harus mengetuk dan menekan tombol password. Baekhyun langsung masuk begitu saja, ruangan apartemennya sudah di lengkapi dengn pengamanan lewat sensor. Sensor akan mendeteksi jika ada orang asing yang masuk ke lantai atas dengan sebuah sirine yang berbunyi nyaring terdengar sampai lantai bawah.

Sedangkan Chanyeol dan semua yang bekerja pada Baekhyun, mereka harus melalui pengecekan pada sebuah pintu yang akan mereka lewati sebelum masuk ke dalam gedung. Mulai dari mata, sidik jari bahkan mereka akan ditanyai secara acak pengetahuan mereka tentang Baekhyun.

Dalam gedung ini hanya Baekhyun yang bisa keluar masuk begitu saja, karena dari langkah kakinya bahkan sampai helaan nafasnya pun sudah terprogram dalam sebuah program canggih bernama Wally.

Wally diambil dari kata Wall yang berarti dinding. Di setiap lantai ada dinding khusus yang akan terprogram secara otomatis jika diperintah oleh Baekhyun, secara lisan maupun berupa perintah dari otak pria cantik itu.

Semua anggota tahu, namun merek tentu saja tidak bisa menggunakannya. Bahkan untuk Chanyeol, pria itu juga tahu dan dia tak merasa tersinggung. Karena pria tampan itu lebih tertarik dengan sebuah senjata dan strategi penyerangan. Merangkap sebagai seorang CEO namun juga bekerja di dunia gelap. Kelompok mafia mana yang tak tahu nama Park Chanyeol atau yang biasa mereka sebut phoenix.

ANTAGONIST BYUN [CHANBAEK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang