1

2.1K 141 4
                                    

Duduk di samping teman dekat memang yang terbaik.

Terlebih lagi teman terdekatmu itu membawa energi positif padamu.

Tetapi, apa yang terjadi jika dirimu mempunyai perasaan pada teman terdekatmu? Teman dekat yang telah lama bersamamu. Tahu seluk beluknya dirimu.

"Jihyo!"

Jihyo mengerjapkan matanya, lalu menatap ke samping kirinya, "Kenapa?" Jihyo menatap kedua temannya.

Kedua teman gadis yang bernama Jihyo itu menghela nafas dengan kasar, "Lo ga ngedengerin gue?"

"Huh?" Jihyo mengerutkan bingungnya, tatapannya menjadi bingung, "Emangnya ada apa?"

Bugh!

"Yak!" Jihyo meringis sembari mengusap lengannya, "Kenapa mukul gue sih," keluh Jihyo.

Gadis berambut pendek menyilangkan kedua tangannya, "Itu sebagai hukuman buat lo, karena lo ga ngedengerin gue ngomong."

"Yaudah, maafin gue. Emangnya ada apa?" tanya Jihyo yang memeluk bantal yang ada di pangkuannya.

"Besok kelas pertama di semester baru, lo mau bareng kita berangkat ke kampus?"

Mata Jihyo menyipit, tangannya pun segera terayun dengan mulusnya ke kepala si gadis rambut pendek yang menimbulkan suara keras dan ringisan dari si gadis, "Besok kan kita emang bareng! Kalau ngga, ngapain gue nginep di tempat lo sekarang Yoo Jeongyeon!"

Tawa pecah nan keras pun terdengar dari gadis yang duduk di samping Jeongyeon, "Yoo Jeongyeon pabo!" ejeknya.

"Yak! Gue kan mastiin lagi," bela Jeongyeon sembari mengelus kepalanya, lalu ia beralih menatap gadis dengan gigi kelinci yang ada di sampingnya, "Mending lo diem deh, ga usah ketawa gitu. Berisik!"

"Yoo Jeongyeon, pabo!" ejek si gadis gigi kelinci lagi.

"Im Nayeon diem ga lo?!" Jeongyeon bersiap melemparkan benda yang ada di dekatnya.

"Oh, Jeongyeon begitu? Jahat sama aku?" tanya Nayeon si gadis gigi kelinci dengan aegyo-nya, "Jijik!"

"Jeongyeon sayang," aegyo Nayeon sekali lagi dengan gesture tubuh yang dia buat seimut mungkin.

"Lo ngomong gitu sekali lagi, gue usir lo dari sini," ucap Jeongyeon datar.

Nayeon tertawa dengan kerasnya, sedangkan Jihyo menatap keduanya dengan tatapan menjijikan.

Begitu lah mereka. Selama belasan tahun mereka telah berteman. Buruk dan baik, entah dari dalam atau pun luar, sudah mereka ketahui masing-masing. Mereka telah berteman sejak kecil, Jihyo yang berteman dengan Jeongyeon terlebih dahulu ketika ia baru saja memasuki sekolah dasar.

Jeongyeon kecil yang sangat pemalu itu kadang hanya berdiam diri di kelas atau hanya di pinggir lapangan menatap anak gadis yang tengah bercengkrama. Dia terlalu malu untuk memulai sebuah percakapan untuk orang-orang baru. Terlebih lagi ia tidak percaya diri dengan rambutnya yang terlalu pendek untuk seorang gadis kecil.

Hingga, seorang gadis kecil yang berpipi chubby muncul di hadapannya dengan sok akrab berbicara pada Jeongyeon kecil.

'Kamu anak baru kan? Mari berteman! Kita harus jadi teman! Karena kita sama! Sama-sama anak baru!'

Kira-kira seperti itu lah yang diucapkan oleh gadis berpipi chubby kepada Jeongyeon kecil. Awalnya Jeongyeon hanya menganggap itu candaannya saja. Jadi ia tak terlalu menghiraukan ucapan sang gadis berpipi chubby tersebut.

Tetapi, ternyata gadis kecil berpipi chubby tersebut terus mengganggunya, mengikuti Jeongyeon kecil kemana saja di saat istirahat tiba. Hingga Jeongyeon kecil pun telah terbiasa, dan akhirnya mereka pun berteman hingga Jeongyeon kuliah sekarang. Gadis kecil berpipi chubby itu menjadi teman terbaiknya sampai sekarang.

With You (✔)Where stories live. Discover now