3

982 96 7
                                    

Beberapa minggu kemudian.

Jeongyeon tengah berjalan memasuki kantin kampusnya yang dimana kedua sahabatnya tengah menunggu di sana. Matanya mengitari kantin mencari keberadaan kedua sahabatnya.

"Oh, lo baru datang, Jeong?"

Jeongyeon menoleh ke samping kirinya, lalu mengangguk, "Iya, lo abis dari mana, Ji?"

"Toilet," Jihyo berjalan mendahului Jeongyeon yang mengekor di belakangnya, "Aish, ini anak masih aja natap tuh cewek," ketus Jihyo.

Dahi Jeongyeon mengernyit, ia pun mengikuti arah pandang Nayeon. Jeongyeon terdiam, Nayeon selalu saja menatap salah satu perempuan yang ada di kantin kampusnya. Entah itu memang takdir atau hanya kebetulan, perempuan tersebut selalu ada ketika mereka tengah berada di kantin.

"Samperin Nay, bukan diliatin doang," celetuk Jeongyeon yang mengambil posisi duduk di sebrang Nayeon.

Nayeon menggelengkan kepalanya, "Gak. Gue gak kenal."

Jihyo menghela nafasnya sembari memutar bola matanya malas, "Ya makanya disamperin itu buat ngajak kenalan."

"Nggak ah, malu gue," balas Nayeon dengan kekehannya.

"Bodo lah, percuma ngomong sama lo," Jihyo menatap Jeongyeon yang ada di sampingnya, "Pesenin gue dong, gue mal--,"

"Eh! Eh! Dia ngeliat ke sini!" potong Nayeon dengan panik.

Jihyo dan Jeongyeon saling menatap, lalu mengarahkan pandangannya perempuan yang selalu ditatap Nayeon.

Perempuan tersebut tersenyum, ketika Jihyo dan Jeongyeon menatapnya, dan tangannya pun melambai ke arah mereka.

Dengan ragu, Jeongyeon membalas lambaian tangan sang perempuan tersebut. Di sampingnya, dahi Jihyo mengerut, lalu menatap Jeongyeon dengan tatapan meminta penjelasan.

Setelah itu, mereka duduk kembali menghadap Nayeon yang sedari tadi terdiam melihat interaksi antara sang perempuan dengan Jeongyeon tersebut.

"Jeong," panggil Jihyo.

Jeongyeon mengusap leher belakangnya yang tak gatal itu, pandangannya pun tidak mengarah pada sahabatnya karena takut.

"Lo kenal?" tanya Nayeon menatap Jeongyeon serius.

Jeongyeon menatap Nayeon, lalu ia menganggukkan kepalanya ragu.

"Kenal dimana?" kali ini Jihyo bersuara.

Jeongyeon menghela nafasnya terlebih dahulu, "Gue kenal dia di café."

Jeongyeon mengangkat tangannya ketika Nayeon hendak membuka suaranya kembali, "Dengerin gue dulu. Gue belum selesai cerita."

Nayeon mengangguk.

"Terus?" tanya Jihyo.

"Dia sering banget ke café, inget waktu pertama kali Nayeon nanyain soal dia?" Jihyo dan Nayeon saling menatap, lalu mengangguk menatap Jeongyeon, "Nah, waktu itu pertama kali juga dia ke café."

"Karena udah sering banget ke café, gue jadi kenal dia. Awalnya ya cuman kenal nama doang, tapi minggu kemarin, dia mulai ngajak gue ngobrol waktu café lagi sepi," lanjut Jeongyeon.

Jihyo mengangguk-nganggukkan kepalanya mengerti penjelasan dari Jeongyeon. Sedangkan Nayeon menatap Jeongyeon dengan intens.

"Terus namanya, siapa?" tanya Nayeon serius.

Dahi Jeongyeon mengernyit, lalu ia menatap perempuan yang sedari tadi menjadi bahan obrolan mereka. Tanpa sadar senyum tipis terpatri di wajahnya.

"Namanya, Mina."

With You (✔)Where stories live. Discover now