4

910 93 10
                                    

Dua bulan kemudian.

Akhir-akhir ini, baik Jihyo, Jeongyeon maupun Nayeon sedang disibukkan dengan tugas kuliahnya masing-masing. Karena mendekati hari untuk ujian, mereka kian semakin sibuk mengerjakan tugas yang diberikan sang dosen sebagai nilai tambahan pada ujian.

Dan kali ini Jihyo sedang berjalan dengan santai menelusuri koridor kampusnya, hari ini ia sendirian. Tidak ada Jeongyeon maupun Nayeon. Nayeon sedang ada kelas, sedangkan Jeongyeon ia tidak tahu kemana perginya. Bahkan masuk kelas pun dirinya tidak.

Memang, sikap Jeongyeon akhir-akhir ini sedikit berbeda. Ah mungkin lebih tepatnya sangat jelas berbeda, seperti ada yang tengah disembunyikan olehnya.

"Kak Jihyo!"

Jihyo tersadar dari lamunannya, lalu menolehkan kepalanya ke belakang, senyumnya mengembang dan tangannya pun melambai kepada seseorang yang kini tengah berjalan menghampiri dirinya.

"Kamu lagi apa di sini, Chaeng?" tanya Jihyo.

"Mau nyamperin temen Kak di perpus, Kakak mau kemana?" Chaeyoung mensejajarkan tubuhnya, sehingga mereka pun berjalan berdampingan, "Kebetulan Kakak mau ke perpus, mau bareng?"

Chaeyoung mengangguk mantap menerima tawaran Jihyo.

Mereka berjalan bersama sembari bertukar cerita berbagai macam hal, hingga akhirnya Chaeyoung menanyakan tentang Kakaknya yang membuat Jihyo terdiam.

"Chaeng denger dari Kakak, tadi malam kalian nginep di rumah Kak Jihyo ya?"

Langkah kaki Jihyo terhenti, begitu pula Chaeyoung yang melihat Jihyo berhenti ia pun ikut terhenti.

"Kenapa, Kak?" tanya Chaeyoung yang bingung menatap Jihyo.

Jihyo menatap Chaeyoung, "Tadi kamu bilang, kalau Jeongyeon bilang sama kamu kalau tadi malam nginep di rumah Kakak?"

Chaeyoung mengangguk.

Dahi Jihyo mengerut, "Huh? Tadi malam gak nginep di rumah Kakak, dia bilang kalau dia lagi sibuk gak bisa ikut. Dan akhirnya diundur jadi lusa," ucap Jihyo bingung.

Chaeyoung terdiam.

"Kamu beneran yakin kalau Jeongyeon bilang gitu?" tangan kanan Jihyo memegang pundak kiri Chaeyoung, "Chaeng?"

Chaeyoung tersadar dari lamunannya, lalu menganggukkan kepalanya, "Aku yakin. Kakak tadi malam bilang gitu ke aku."

"Berarti... Kakak bohongin aku dong ya?" tanya Chaeyoung pelan.

Jihyo berdecak, "Kakak udah ngerasa ada yang dia sembunyiin akhir-akhir ini," kesal Jihyo.

Chaeyoung mengangguk menyetujui ucapan Jihyo, "Iya sih Kak, aku juga ngerasa gitu. Apalagi kalau Kakak pulang abis shift malam di café, kalau tengah malam tuh tiba-tiba berisik. Kayak lagi telponan sama orang," jelas Chaeyoung.

Alis Jihyo terangkat bingung, "Telponan?"

Chaeyoung mengangguk, "Iya Kak, gak sering sih. Kadang-kadang aja, tapi ya tetep aja berisik."

"Chaeng!"

Chaeyoung dan Jihyo menolehkan kepalanya ketika ada yang memanggil nama Chaeyoung. Terlihat seorang perempuan yang tingginya hampir sama dengan mereka berdua, dan berambut pirang yang tengah melambaikan tangannya pada Chaeyoung.

"Temen kamu, Chae?" tanya Jihyo yang kini perhatiannya terhadap Chaeyoung.

Chaeyoung mengangguk, "Iya Kak, yang tadi aku bilang. Mau nemuin temen aku di sini, dan itu dia orangnya."

Jihyo mengangguk-nganggukkan kepalanya, "Yaudah kalau gitu, Chaeng ke sana ya Kak?" pamit Chaeyoung.

"Dan soal Kakak itu... Chaeng minta tolong sama Kak Jihyo buat bantu tanyain ya? Kalau Chaeng yang nanya langsung sama Kakak, pasti Kakak jawabnya ngawur gak jelas," ucap Chaeyoung.

With You (✔)Where stories live. Discover now