04

7K 1.1K 308
                                    

"Senku?"

Kepala (y/n) terlihat mencuat dari balik tembok laboratorium, mengintip, kira-kira apa yang tengah pemuda surai bawang itu lakukan.

(Y/n) menangkap sosoknya tengah berdiri di ujung ruangan, masih sibuk bereksperimen dengan mangkuk- mangkuk cangkang kerang yang kemarin mereka perdebatkan.

"Hei Senku." ucapnya lagi sambil menepuk pelan pundak sang pemuda.

"Ada apa?" jawabnya ketus tanpa berbalik menghadap (y/n).

"Apa yang akan kau buat agar seluruh cangkang kerang ini habis?" Tangannya bergerak memainkan serbuk kerang yang berada disalah satu mangkuk.

"Tentu saja aku akan menggunakannya untuk membuat salah satu benda yang amat berguna bagi kita." manik merah Senku melirik sekilas kearah (y/n) sebelum akhirnya berpaling untuk kembali bergelut dengan bubuk cangkang di tangannya.

Hening sejenak. (Y/n) memperhatikan tangan Senku yang tak henti-hentinya bergerak mencampur bahan-bahan itu.

Sekelibat bayangan Tsukasa muncul dalam benak (y/n). Memang hari ini dia telah pulang, namun semalaman kemarin dia kemana saja?

"Hei Senku, apa kau merasa ada yang aneh dari Tsukasa? " bisiknya di telinga Senku. Ia takut kalau si Primata itu mendengar gosipan mereka.

"Ha? Kenapa aku harus memperhatikannya? Kau kira aku gay?"

Aduh. Rusak sudah.

"Cih. Bukan itu maksudku Senku," sentaknya sambil menggapai pundak Senku untuk mempertemukan dua iris maronnya dengan manik (e/c) milik (y/n).

"Apa kau mencurigai Tsukasa?" tanya (y/n) sedikit menyentak.

Manik merahnya sempat terbelalak sebelum akhirnya berpaling menatap meja yang berantakan sebab cukup lama ia bereksperimen sendirian.

"Kamu juga mencurigainya bukan?" tanya (y/n) meyakinkan kembali, kini dengan menggoyang-goyangkan pundak Senku agar ia mau berterus terang padanya.

" (y/n). Dengarkan aku," ditepisnya tangan (y/n) dari pundaknya. Menurunkannya dan mulai menggenggam erat kedua bahunya.

"Aku tak tau apa yang akan terjadi sebentar lagi, esok, bahkan 1 bulan kedepan. Yang bisa aku lakukan hanyalah mewaspadai dan siap kapan saja bila musuh menyerang. Kamu mengerti?" jelas Senku. Cengkraman dipundak semakin berat ketika Senku merasa mimik muka seorang (y/n) begitu menyebalkan untuk dipandang.

Hening. (Y/n) hanya diam tanpa membalas pertanyaan Senku. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya ia mulai bertanya,
"Jadi kamu mencurigainya bukan?"

"AH TERSERAH PERGILAH ATAU KURACUNI KAU."

『️☆️☆️』️

Temperatur udara semakin menghangat ketika matahari semakin naik tepat di atas ubun-ubun.

"Humn--"

Siang ini, lagi-lagi Tsukasa menghilang tak tau kemana. Kesana kemari membawa fotonya. Tetapi monyet-monyet bilang tidak tahu. Bangke. Kemana pula anak Tarzan itu.

"Humnn- kira-kira Tsukasa akan pergi kemana ya?"

(Y/n) kini berhenti sambil mengendus-endus tanah basah. Dia terhenti setelah dihadapkan dengan jalan bercabang yang belum pernah ia lalui.

"Humn- sepertinya pergi ke kanan" gumamnya.

BUAKK!!!

(y/n) terkejut setelah mendengar suara hantaman keras yang dekat dari tempatnya berdiri.

Only u ✿ Ishigami SenkuWhere stories live. Discover now